Dark/Light Mode

Berkaca Pada Inggris

Prof. Tjandra: Kita Perlu Punya Interpretasi Data Hasil Survei Serologis

Minggu, 20 Maret 2022 10:16 WIB
Prof. Tjandra Yoga Aditama (Foto: Istimewa)
Prof. Tjandra Yoga Aditama (Foto: Istimewa)

RM.id  Rakyat Merdeka - Mantan Direktur WHO Asia Tenggara, Prof. Tjandra Yoga Aditama menyoroti hasil survei serologi antibodi Covid-19, yang dirilis Inggris pada 14 Maret 2022. 

Ini adalah hasil kegiatan yang rutin dilakukan negara tersebut sejak tahun 2020.

"Data terbaru periode seminggu sejak 14 Februari 2022, menunjukkan angka antibodi yang tinggi pada populasi United Kingdom. Yaitu 98,4 persen di Inggris. Disusul 98,3 persen di Wales, kemudian 98,1 persen di Irlandia Utara dan 98,3 persen di Skotlandia," papar Prof. Tjandra dalam keterangannya, Minggu (20/3).

Baca juga : Prof. Tjandra Minta Pemerintah Audit Penyebab Kematian Covid

Seperti diketahui, survei serologi Covid-19 di Indonesia yang dipublikasikan beberapa hari lalu, menunjukkan angka 86,6 persen penduduk kita mempunyai antibodi.

"Menarik juga mengetahui apa sebenarnya arti adanya antibodi tinggi pada survei di Inggris ini. Setidaknya, dalam empat hal," ucap Prof. Tjandra.

Pertama, kini Inggris menggunakan batas 179 ng/ml untuk dinyatakan sebagai positif. Ini setara dengan nilai 100 BAU/ml standar unit WHO.

Baca juga : Cegah Penyebaran Omicron, Bandara Soetta Perketat Pengawasan Perjalanan Internasional

Kedua, angka batas ini sudah dinaikkan dari batas sebelumnya yang hanya 42 ng/ml. Agar memberi interpertasi yang lebih baik.

Hal pertama dan kedua ini menunjukkan pentingnya penentuan batas cut off untuk menyatakan positif.

Ketiga, dengan batas 179 ng/ml, jika positif memberi proteksi 67 persen lebih rendah risiko mendapat infeksi Covid-19 varian Delta, setelah seseorang mendapat dua kali vaksinasi Pfizer atau AstraZeneca, dibanding mereka yang belum divaksin atau belum pernah sakit.

Baca juga : Prof. Tjandra: Perlu Mitigasi Berlapis, Telusuri Semua Yang Datang Dari LN 2 Atau 3 Minggu Lalu

"Jadi, inilah arti sebenarnya suatu survei antibodi yang positif yang dilakukan di Inggris. Akan baik kalau diumumkan juga hal serupa, dalam bentuk bagaimana interpertasi untuk data kita di Indonesia. Apalagi, kita menggunakan berbagai jenis vaksin di masyarakat," jelas Prof. Tjandra, yang juga Direktur Pasca Sarjana Universitas YARSI.

Keempat, belum jelas apakah berhubungan dengan hasil survei serologi antibodi mereka yang angkanya tinggi, tetapi jelas kita ketahui bahwa Inggris kasus Covid-19 kini naik lagi. 

Dari semula dari 219.290 pada 4 Januari 2022 menjadi hanya 31.010 pada 20 Februari 2022, lalu naik tinggi menjadi 170.814 pada 14 Maret 2022. [HES]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.