Dark/Light Mode

Endemi Bukan Akhir Dari Pandemi

Covid Tetap Bisa Mematikan

Selasa, 22 Maret 2022 06:27 WIB
Ilustrasi Covid-19. (Foto: Istimewa).
Ilustrasi Covid-19. (Foto: Istimewa).

RM.id  Rakyat Merdeka - Organisasi Kesehatan Dunia (World Health Organization/WHO) mengingatkan masyarakat dunia, transisi pandemi ke endemi bukan akhir kasus Covid-19.

Direktur Eksekutif Program Kedaruratan Kesehatan WHO Mike Ryan mengatakan, beberapa negara telah melonggarkan aturan protokol kesehatan (prokes). Ini menjadi tanda-tanda transisi pandemi Covid-19 ke endemi. Namun, dia mengingatkan endemi bukan akhir dari pandemi Covid-19.

“Saya pikir kita perlu berhati-hati dalam hal kata ‘endemi’,” ujar Mike seperti dikutip The Indian Express, kemarin.

Baca juga : Angin Segar Dari Mandalika

Menurut Mike, endemi berarti virus ada dan menular pada tingkat yang lebih rendah. Biasanya, dengan beberapa bentuk penularan atau peningkatan yang musiman.

Mike menekankan, endemi Covid-19 bukan menjadi suatu hal yang baik. Sebab, penyakit-penyakit endemi tetap memiliki potensi risiko kasus kematian. Seperti HIV, malaria dan tuberkulosis.

Ketiga penyakit tersebut telah merenggut jutaan nyawa manusia di bumi, kendati telah dinyatakan sebagai penyakit endemi. “Tolong, jangan samakan endemi dengan akhir yang baik,” ujarnya.

Baca juga : Nyeri Tenggorokan Akibat Omicron? Begini Cara Mengatasinya

Mike mengatakan, penyakit endemi membutuhkan program pengendalian yang kuat untuk mengurangi infeksi, mengurangi pen­deritaan, dan mengurangi kematian.

Karena itu, kata Mike, WHO terus melaku­kan pengendalian kasus Covid-19 secara berkelanjutan. Terutama bagi golongan rentan, seperti lansia dan komorbid.

Netizen mengingatkan, perubahan status pandemi ke endemi hanya istilah. Sebab, vi­rus Corona masih tetap berbahaya. Sehingga prokes dan vaksinasi Covid-19 tetap penting dilakukan.

Baca juga : Pakai Masker Di Transportasi Umum Kudu Tetap Diwajibkan

Akun @AlbertSolo2 mengatakan, WHO telah menegaskan perpindahan dari pandemi ke endemi Covid-19 hanya istilah saja. “Bagaimanapun, Covid-19 masih sangat berbahaya,” katanya.

Akun @ProfessorZubairi menjelaskan, ketika Covid-19 berubah status menjadi en­demik, artinya semua orang harus mengambil tanggung jawab melindungi diri sendiri dan orang yang dicintai. Sementara Pemerintah bertanggung jawab memastikan sistem pera­watan kesehatan dapat beradaptasi.

“Tidak masalah bila endemi Covid-19 tetap berbahaya. Masyarakat sudah banyak pengala­man soal Covid-19. Bagi yang takut tertular masih tetap taati prokes, bagi yang tidak takut juga cuek cuek saja,” kata @Arief_rg51.
 Selanjutnya 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.