Dark/Light Mode

Deteksi Dini Virus Radikalisme Perlu Pemantik Dan Orkestrasi

Minggu, 27 Maret 2022 23:51 WIB
Sekretaris Lembaga Persahabatan Ormas Islam (LPOI), Imam Putuduh. (Foto: Istimewa)
Sekretaris Lembaga Persahabatan Ormas Islam (LPOI), Imam Putuduh. (Foto: Istimewa)

 Sebelumnya 
Dengan pencegahan ini, masyarakat yang menjadi objek proses ideologisasi kelompok radikal punya imunitas. Mereka dapat melakukan perlawanan dan sekaligus punya alternatif. Gus Imam menambahkan, tidak hanya secara online, namun di ranah offline haruslah diperbanyak mujahid NKRI yang bekerja secara militan mempropagandakan perdamaian dan nilai nilai kebaikan.

“Harus ada ‘agitprop’, yaitu agitasi dan propaganda untuk kedaulatan dan kesatuan NKRI. Jadi, harus banyak pejuang mujahid NKRI. Kalau nggak ada agitasi dan propaganda ke sana, tentunya masyarakat maupun media tidak akan terpicu untuk bergerak. Kalau dibiarkan ya otomatis negara kita jadinya kondisinya akan liar, tidak terkendali dan banyak noise,” ujarnya.

Baca juga : Masyarakat, Komponen Utama Deteksi Dini Virus Radikalisme

Gus Imam juga menyinggung ranah keluarga sebagai benteng paling utama pertahanan NKRI. Dia memandang miris akibat banyaknya kasus radikalisme dan terorisme yang dimulai dari lingkungan keluarga. “Kalau di keluarga sudah jebol, radikalismenya sudah masuk, narasi intoleransi sudah masuk, ekstrimisme nya sudah masuk, maka tinggal sedikit lagi dipicu negaranya akan porak-poranda,” ujarnya.

Atas hal ini, ia menganggap pentingnya juga mengedukasi keluarga, terutama anak-anak dan pemuda. “Satu-satunya yang bisa diterima oleh mereka, diksi mereka adalah materi pop culture, ayo kita berjuang melalui pop culture, sehingga anak anak-pemuda dan keluarganya tersentuh,” tegas alumni Pesantren Tebuireng Jombang ini.

Baca juga : Ketemu Dubes Rusia, Gus Muhaimin Dorong Perdamaian Di Ukraina

Sutradara film ‘Super Santri: Konspirasi Menguasai Negeri’ ini menilai, pencegahan dan deteksi dini virus radikalisme merupakan tanggung jawab bersama seluruh stakeholder bangsa, sebagaimana konsep Pentahelix BNPT yang melibatkan berbagai unsur masyarakat. “Yang pertama negara, lalu private sector seperti BUMN maupun perusahaan swasta, juga civil society yaitu Ormas,” jelas Gus Imam.

Ia meneruskan, ada lima upaya yang bisa dilakukan stakeholder komponen Pentahelix dalam upaya melakukan deteksi dini untuk mencegah masyarakat terpapar virus radikalisme. Pertama, dengan membangun solidaritas dan kebersamaan seluruh stakeholder. Kedua, dalam konteks pemerintahan yaitu ketegasan dalam regulasi, contohnya berupa Undang-Undang seperti Pencegahan Penanggulangan Terorisme, yang diperlukan lagi yaitu Inpres, Perpres, atau Kepres secara spesifik tentang pencegahan radikalisme dan intoleransi.

Baca juga : Kelangkaan Minyak Goreng Bukti Valid Perlunya Jaringan Terintegrasi

Ketiga, ia mengusulkan sebuah institusionalisasi Gerakan, berupa Gerakan Nasional Pencegahan Radikalisme dan Intoleransi (GeNPRI), yang bergerak secara bersama-sama dan serentak melibatkan seluruh stakeholder. Keempat, adanya pasukan orang yang bergerak untuk kepentingan menjaga NKRI yang atau disebut mujahid NKRI. “Kelima, memberdayakan dan mereunifikasi media-media yang ada, termasuk media dakwah, kumpul bareng untuk menggerakkan satu kekuatan dengan narasi yang sama,” jelas Gus Imam.

Dia juga berharap, media-media dakwah yang ada bisa terstandarisasi dan terasosiasi bersama-sama untuk menyebarkan nilai RADAR (Ramah, Damai dan Anti Radikal). “Itu semuanya akan sempurna ketika juga terbangun kebersamaan stakeholder untuk bekerja berjamaah dengan terstruktur, sistematis dan masif dalam melawan virus radikalisme,” tandas Gus Imam. [WUR]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.