Dark/Light Mode
BREAKINGNEWS
Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU
RM.id Rakyat Merdeka - Badan Pusat Statistik (BPS) merilis Nilai Tukar Petani (NTP) pada bulan Maret tahun 2022 mengalami peningkatan sebesar 109,29 atau naik 0,42 persen (MtoM).
Meningkatnya NTP menandakan bahwa indeks harga yang diterima petani jauh lebih tinggi jika dibandingkan indeks yang dibayar petani. Sama halnya dengan NTP, Nilai Tukar Usaha Petani (NTUP) juga mengalami kenaikan sebesar 109,25 atau naik 0,67 persen.
Kenaikan NTUP dipengaruhi naiknya komoditas kelapa sawit, cabai rawit, cabai merah dan telur ayam ras. Sementara itu, harga Rata-rata gabah dan beras mengalami penurunan di semua level. Termasuk di tingkat petani hingga tingkat eceran.
Baca juga : Stabilkan Harga Gabah, Kementan Terapkan Sistem Resi Gudang
Kepala BPS, Margo Yuwono mengatakan bahwa penurunan harga gabah biasanya terjadi menjelang dimulainya panen raya.
"Biasanya kalau terjadi panen harganya turun. Ini terbukti di bulan Maret 2022. Dan kalau kita perhatikan mulai dari gabah kering panen sampai beras eceran konsisten di bulan Maret ini menunjukan penurunan jika dibandingkan bulan Februari," ujar Margo, Jumat (1/4).
Terkait hal ini, Kepala Biro Humas dan Informasi Publik Kementan Kuntoro Boga Andri memperkirakan produksi padi tahun ini akan melimpah. Karena itu Kuntoro mengajak semua pihak yang terlibat untuk siaga dan berupaya menjaga harga gabah di tingkat petani agar tetap stabil dan memberi dampak besar terhadap kesejahteraan petani.
Baca juga : Jelang HBKN, Harga Cabe Rawit Merah Mulai Turun
"Penurunan ini tandanya kita akan menghadapi gelombang panen raya yang berlangsung dimana-mana. Karena itu, saya meminta semua pihak yang terlibat agar waspada untuk menyerap gabah petani," ujarnya.
Berdasarkan data BPS, rata rata harga gabah dan beras di bulan Maret 2022 ini turun di semua level, dimana gabah petani penurunannya mencapai 5,76 persen, beras penggilingan 0,49 persen, beras grosir 0,08 persen dan beras eceran turun 0,23 persen.
Kuntoro mengatakan, Kementan di bawah arahan Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo sejatinya telah memiliki program jangka panjang, yakni Komando Strategi Penggilingan (Kostraling) yang berperan dalam penyerapan gabah petani. Namun peran Kostraling perlu mendapat dukungan dari lembaga dan Kementerian lain.
Baca juga : Produksi Melimpah, Bawang Merah Bima Siap Pasok Kebutuhan Puasa & Lebaran
"Yang pasti kostraling terus bekerja dan siaga mengawal panen raya tahun ini. Akan tetapi kami juga membutuhkan dukungan dari lembaga dan Kementerian lainnya agar penyerapan gabah petani lebih optimal," katanya.
Sebagai informasi tambahan, merujuk data dari Pusat Informasi Harga Pangan Strategis (PIHPS) Nasional, harga beras selama Maret 2022 relatif stabil, dimana kualitas bawah I dan super I masing masing seharga Rp 11.800 dan Rp 13.100 per kilogram. [KAL]
Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News
Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.
Tags :
Berita Lainnya