Dark/Light Mode

Rawat Kerukunan, PBNU Terima Perhimpunan Indonesia-Tionghoa

Selasa, 5 April 2022 14:07 WIB
Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH. Yahya Cholil Staquf atau Gus Yahya menerima kunjungan dari Perhimpunan Indonesia Tionghoa (INTI) di Kantor PBNU Jalan Kramat Raya 164, Jakarta Pusat, Senin (4/4).
Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH. Yahya Cholil Staquf atau Gus Yahya menerima kunjungan dari Perhimpunan Indonesia Tionghoa (INTI) di Kantor PBNU Jalan Kramat Raya 164, Jakarta Pusat, Senin (4/4).

RM.id  Rakyat Merdeka - Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH. Yahya Cholil Staquf atau Gus Yahya menerima kunjungan dari Perhimpunan Indonesia Tionghoa (INTI) di Kantor PBNU Jalan Kramat Raya 164, Jakarta Pusat, Senin (4/4).

Gus Yahya menekankan pentingnya silaturahim antar umat beragama untuk menciptakan kerukunan. "Bercampur dan berbaur antar umat beragama sangat penting agar tidak menghambat terciptanya kerukunan," kata Gus Yahya usai pertemuan, Senin (4/4).

Pengasuh Pondok Pesantren (Ponpes) Raudlatut Tholibin Rembang, Jawa Tengah itu juga menceritakan, keluarganya memiliki hubungan yang dekat dengan etnis Tionghoa. Sayangnya, kedekatan itu hanya dialami sampai generasi pamannya saja.

Baca juga : Aksi Bersama 8 Provinsi Percontohan Mampu Turunkan Angka Stunting di Indonesia

"Saya berpikir kenapa ada perubahan seperti itu hingga membuat anak-anak generasi saya tidak dapat berbaur sebagaimana generasi-generasi sebelumnya. Ternyata hadirnya sekat-sekat kecil yang membuat itu berubah," herannya.

Karenanya, ia berharap pertemuannya dengan Perhimpunan INTI dapat menjadi jalan kerukunan antar umat beragama ataupun antar etnis di Indonesia.

"Harus pikirkan lewat berbagai kegiatan yang positif seperti ruang-ruang dialog antar umat beragama," sarannya.

Baca juga : Bamsoet Dukung Kamar Entrepreneur Indonesia Geliatkan Perekonomian Daerah

Sementara itu, Wakil Sekretaris Jenderal Perhimpunan INTI Candra Jap menyampaikan, pihaknya menyambut baik ajakan Gus Yahya menyelenggarakan berbagao kegiatan positif. Terlebih, INTI dan PBNU memiliki visi yang sama yaitu kemanusiaan dan kebangsaan.

"Terima kasih sekali atas sambutannya Gus Yahya, berbicara INTI dan PBNU adalah semata-mata tentang kemanusiaan dan kebangsaan," terang Candra.

Perhimpunan INTI didirikan pada tahun 1999 untuk mengatasi berbagai masalah yang menyangkut etnis Tionghoa, seperti diskriminasi. Perhimpunan INTI tidak bisa dilepaskan dari Gus Dur, yang menginginkan agar organisasi ini tetap memegang identitas Tionghoa dalam nama organisasinya. [FAQ]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.