Dark/Light Mode
BREAKINGNEWS
- Tambahan Gas Dari JTB Amankan Bahan Baku Produksi Petrokimia Gresik 2023
- Borneo FC Vs Persik Kediri: Awas, Macan Putih Ngamuk Lagi!
- Minta Hakim Tolak Pleidoi, Jaksa Nilai Penjara 8 Tahun Pantas Buat Putri Candrawathi
- Kunjungi Ponpes Yatofa di NTB, Anies Disambut Ribuan Santri dan Masyarakat
- Pertamina Targetkan 300 Mobil Tangki di Tahun 2025
Banyak Korupsi Di Sektor Pertanian
Petani Bima Dorong Firli Bahuri Maju Pilpres
Kamis, 14 April 2022 21:27 WIB

RM.id Rakyat Merdeka - Paguyuban Petani Bawang Merah Kabupaten Bima mendeklarasikan dukungan terhadap Ketua KPK Firli Bahuri untuk maju sebagai calon presiden (capres) pada Pilpres 2024.
Deklarasi dukungan tersebut digelar di area persawahan bawang milik mereka di Desa Kombo, Kecamatan Wawo, Kabupaten Bima, Nusa Tenggara Barat, Kamis (14/4).
Muhamad Yusuf, salah satu inisiator dukungan, menyebut Firli sosok yang tegas dalam menindak koruptor, sehingga dinilai cocok untuk menjadi pemimpin bangsa.
Berita Terkait : Pengamat: Sektor Pertanian Mampu Kendalikan Inflasi Indonesia Di Bawah 3 Persen
"Tidak pilih-pilih juga, siapa pun ditangkap. Indonesia ini butuh pemimpin seperti beliau karena korupsi sekarang sudah di mana-mana," ujarnya.
Menurut Yusuf, saat ini korupsi telah menjadi masalah utama yang harus segera diatasi bersamaan dengan persoalan kebutuhan pokok atau ekonomi. Potensi dan celah korupsi ada di seluruh sektor pembangunan yang di dalamnya terdapat anggaran keuangan negara.
"Di pertanian ini banyak pak, mulai bantuan benih bawang, bantuan pupuk, alat berat, sampai permainan harga jual," ungkap Yusuf.
Berita Terkait : DK OJK Diharapkan Gercep Atasi Asuransi Gagal Bayar
Dia mengatakan, dampak korupsi sektor pertanian sangat terasa oleh petani. Mereka dipastikan jadi pihak pertama yang langsung merasakan dampak korupsi.
"Pasti tekor, modal tinggi hasil panen murah, seperti tahun lalu harga bawang cuma Rp 5.000 per kilo dari biasanya Rp 15.000, kan tak masuk di akal," sesalnya.
Menurutnya, anjloknya harga disebabkan stok yang melimpah serta permintaan yang menurun, merupakan alasan yang tidak masuk akal.
Berita Terkait : Gaet AirAsia Rewards, PermataBank Launching AirAsia Cards
“Masalahnya, kenapa semua itu terjadi saat panen? Ini yang tidak bisa mereka jawab, dan saya yakin Pak Firli paham ini," beber Yusuf.
Selanjutnya
Tags :
Berita Lainnya