Dark/Light Mode

Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
Anies & Muhaimin
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
Prabowo & Gibran
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
Ganjar & Mahfud
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU

Penarikan Utang Turun 200 T, Penerimaan Pajak Tembus 322 T, Ada Sisa Anggaran Lebih 149,7 T, Dulu Defisit 65,3 T, Kini Surplus 94,7 T

APBN Kita Mulai Sehat Walafiat

Kamis, 21 April 2022 07:30 WIB
Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani. (Foto: ANTARA FOTO/Galih Pradipta/aww).
Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani. (Foto: ANTARA FOTO/Galih Pradipta/aww).

RM.id  Rakyat Merdeka - Setelah dua tahun “meriang” karena pandemi Covid-19, tahun ini APBN kita mulai sehat walafiat. Hal itu terlihat dari penarikan utang yang berkurang, penerimaan pajak yang meningkat, dan surplus.
 
Sehatnya kondisi keuangan negara itu dipaparkan Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani, dalam konferensi pers APBN KiTa, kemarin. Di awal konferensi pers ini, Sri Mulyani langsung membungkam para kritikus yang sering nyinyir soal kondisi APBN dan utang. "Jadi, bagaimana porsi APBN Kita akhir Maret ini, karena banyak yang kemudian orang sering membuat statement mengenai kondisi APBN," katanya, membuka pemaparan.
 
Sri Mulyani yang sedang berada di Amerika Serikat itu, menerangkan, sampai akhir Maret, terjadi surplus sebesar Rp 94,7 triliun. Padahal, tahun lalu masih defisit Rp 65,3 triliun. Sri Mulyani mencatat, keadaan berbalik hingga 245 persen. Dengan kata lain, dari sisi total keseimbangan, APBN hingga akhir Maret masih surplus di Rp 10,3 triliun. Kondisi ini berbanding terbalik dengan Maret tahun lalu, yang defisit hingga Rp 143,7 triliun. Artinya, keadaan membaik dari negatif ke positif. Bahkan, pertumbuhannya mencapai 170,2 persen.
 
Pada Maret tahun ini, defisit sangat dalam, sudah mencapai 0,85 persen dari pendapatan domestik bruto (PDB). Maret tahun ini, APBN masih surplus di 0,06 persen dari PDB. "Karena posisinya surplus, maka pembiayaan utang kita merosot tajam. Kita lihat, sampai Maret kita hanya keluarkan Rp 139,4 triliun. Pembiayaan tahun lalu itu lebih dari Rp 332,8 triliun," urai Sri Mulyani.
 
Penarikan utang yang merosot tajam ini menggambarkan APBN kita mulai sehat walafiat. Kata Sri Mulyani, hal itu sangat baik, karena APBN dibutuhkan untuk berbagai macam shock absorber masyarakat. Membangun infrastruktur, membangun pendidikan memperbaiki kesehatan, memperbaiki alutsista, semuanya membutuhkan APBN.
 
Dari kondisi yang surplus ini, negara masih punya sisa anggaran mencapai Rp 149,7 triliun. "Inilah yang disebutkan cerita mengenai APBN bekerja sangat keras menangani Covid-19 memulihkan ekonomi, sudah mulai terlihat buahnya," terang mantan Direktur Pelaksana Bank Dunia itu.
 Selanjutnya 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.