Dark/Light Mode

Penarikan Utang Turun 200 T, Penerimaan Pajak Tembus 322 T, Ada Sisa Anggaran Lebih 149,7 T, Dulu Defisit 65,3 T, Kini Surplus 94,7 T

APBN Kita Mulai Sehat Walafiat

Kamis, 21 April 2022 07:30 WIB
Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani. (Foto: ANTARA FOTO/Galih Pradipta/aww).
Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani. (Foto: ANTARA FOTO/Galih Pradipta/aww).

 Sebelumnya 
 
Untuk penerimaan pajak, sampai triwulan I-2022 sudah tembus Rp 322,46 triliun. Angka ini tumbuh 41,36 persen secara year on year (YoY) atau sebesar 25,49 persen dari target APBN 2022. Rinciannya, PPh nonmigas Rp 172,09 triliun atau 27,16 persen dari target, PPN dan PPnBM Rp 130,15 triliun atau 23,48 persen dari target, PBB dan pajak lainnya Rp 2,29 triliun atau 7,69 persen dari target. Sementara, PPh migas tercapai Rp 17,94 triliun atau 37,91 persen dari target.
 
Sri Mulyani melanjutkan, fluktuasi penerimaan bulanan sepanjang Januari-Maret 2022 dipengaruhi basis penerimaan 2021 yang juga fluktuatif. "Pertumbuhan penerimaan masyarakat meningkat selain karena low based effect dari Maret 2021, juga dikarenakan pergeseran sebagian penerimaan Februari ke Maret akibat 3 hari terakhir Februari jatuh pada hari libur, peningkatan ekspor, serta PPS," terangnya.
 
Dengan kondisi ini, ia yakin, pertumbuhan ekonomi tahun ini berada di kisaran 4,8-5,5 persen. Apalagi indikator konsumsi masih menunjukkan aktivitas yang terus menguat. Selain itu, investasi menguat, ekspor naik, dan bahan-bahan baku meningkat. "Ini menggambarkan bahwa seluruh agregat demand di dalam perekonomian kita mengalami penguatan," ucap Sri Mulyani, girang.
 
Direktur Eksekutif Center of Reform on Economics (Core) Mohammad Faisal mengakui, APBN kita memang sedang sehat. Dari sisi fiskal, APBN kita tengah windfall alias mendapat keuntungan dari kenaikan harga komoditas. Kenaikan ini memang mendorong inflasi, tapi bagi APBN justru menambah penerimaan, baik pajak maupun nonpajak.
 
"Makanya, tadi disebutkan (Menkeu) penerimaan perpajakan meningkat pesat, sehingga terjadi surplus, padahal biasanya defisit. Jadi, itu hikmahnya," ulas Faisal.
 
Hanya saja, Faisal berharap, surplus ini disalurkan untuk meredam guncangan global inflasi agar tidak menular ke dalam negeri. Sebab, jika guncangan itu terjadi, dampaknya buruk bagi perekonomian nasional. "Kelebihan dari surplus alokasi untuk program bansos untuk menambah subsidi. Supaya Pertalite tidak, LPG dan solar juga tidak naik," sarannya.
 
Anggota Komisi XI DPR Hendrawan Supratikno mengamini, kondisi APBN kita tengah membaik. Namun, Hendrawan berpesan agar Pemerintah tetap berhati-hati. “Pemerintah harus tetap waspada efek gejolak eksternal. Jangan lengah atau terlena perbaikan kinerja temporal. Cuaca bisa berubah cepat," pesannya. [MEN]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.