Dark/Light Mode

Mantan Direktur WHO Minta, Lonjakan Kasus Kematian Omicron Diperhatikan

Kamis, 3 Maret 2022 09:52 WIB
Prof. Tjandra Yoga Aditama (Foto: Istimewa)
Prof. Tjandra Yoga Aditama (Foto: Istimewa)

RM.id  Rakyat Merdeka - Mantan Direktur Penyakit Menular WHO Asia Tenggara, Prof. Tjandra Yoga Aditama menggarisbawahi kasus kematian akibat Covid-19, yang kembali mencetak rekor tertinggi di masa Omicron, dengan angka 376 pada Rabu (2/3).

Meski jauh lebih rendah dibanding saat Delta, kenaikan jumlah kasus kematian ini harus mendapatkan perhatian. 

"Sekian ratus meninggal setiap hari, tentu perlu dapat perhatian," ujar Prof. Tjandra dalam keterangannya, Kamis (3/3).

Baca juga : Eks Direktur WHO Ingatkan 5 Hal Penting Ini, Jumlah Kasus Harian & Kematian Harus Ditekan Rendah

Kalau kita lihat waktu Delta, angka kematian pada 27 Mei 2021 mencapai 136 orang. Lalu, naik menjadi 2.069 pada 27 Juli 2021, jadi di Delta angka kematian naik  sekitar 15 kali lipat dalam 2 bulan.

"Nah, pada Omicron ini, tanggal 3 Januari 2022 yang meninggal 5 orang. Kemarin 376 orang. Jadi, sudah naik 75 kali dalam 2 bulan," jelas Prof. Tjandra. 

"Tentu baik, jika dikaji kenapa pada Omicron yang tidak seberat Delta, kok kenaikan angka kematiannya tinggi sekali. Dalam kurun waktu yang sama-sama dua bulan. Meski sekali lagi, total kematian Omicron memang lebih rendah dari Delta," imbuhnya.

Baca juga : Bantu Atasi Lonjakan Omicron, Paxel Hadirkan Emergency Delivery

Sementara itu, kalau kita lihat data dunia yang dikompilasi oleh John Hopkins University per 1 Maret 2022, Indonesia berada di urutan ketiga teratas dalam angka fatalitas yang disebut Observed Case Fatality Ratio.

Angka ini menunjukkan jumlah kasus meninggal dunia per setiap 100 kasus Covid-19 di suatu negara. Sehingga, jelas menunjukkan dampak penyakit terhadap terjadinya kematian di masing-masing negara.

"Kita tertinggi ketiga di dunia dengan angka fatalitas Observed Case Fatality Ratio (CFR) 2,7 persen. Di bawah Peru dan Meksiko," ujar Prof. Tjandra, yang juga Direktur Pasca Sarjana Universitas YARSI.

Baca juga : KAI Minta Pemerintah Tingkatkan Keselamatan Perjalanan Di Perlintasan Sebidang

Sementara peringkat negara Asia lainnya jauh lebih rendah. Sebut saja India dan Vietnam, yang berada di urutan 12 dengan CFR 1,2 persen. Sedangkan Jepang, di urutan ke 20 dengan 0,5 persen.

Negara yang sedang ramai dibicarakan, Ukraina, berada peringkat ke 6 dengan CFR 2,2 persen dan Rusia peringkat ke 7 dengan kematian 2,1 persen akibat Covid-19.  

"Akan amat baik kalau kematian di hari-hari ini dapat lebih terkendali, walaupun jumlahnya jauh lebih kecil dibanding waktu Delta," pungkas Prof. Tjandra. [HES]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.