Dark/Light Mode

Mau Pungut Cukai Kantong Plastik

Sri Mulyani Dipuji Menteri Cantik, Pintar Juga Cerdas

Rabu, 3 Juli 2019 09:14 WIB
Menkeu Sri Mulyani
Menkeu Sri Mulyani

RM.id  Rakyat Merdeka - Pemerintah bakal memungut cukai untuk membatasi penggunaan sampah plastik. Tapi di satu sisi, pemerintah juga mengizinkan impor sampah ke dalam negeri.

Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani di hadapan Komisi XI DPR, Jakarta, kemarin, mengusulkan cukai kantong plastik Rp 30.000 per kilogram (kg) atau Rp 200 per lembar. “Kalau ini ditetapkan, harga jual kantong plastik setelah kena cukai nanti menjadi Rp 450 hingga Rp 500 per lembar,” katanya. 

Sri Mul membeberkan beberapa alasan penetapan cukai Rp 30.000 per kg. Pertama, In donesia tercatat sebagai negara nomor dua du nia penyumbang sampah plastik di laut setelah China.Kedua, setiap tahun sekitar 9,86 miliar lem bar sampah kantong plastik dihasilkan ku rang lebih 90.000 gerai ritel modern seluruh Indonesia. Ketiga, laut menjadi tercemar akibat sampah plastik. 

“Sudah sangat banyak penyu mati karena (makan) plastik, burung yang perutnya isinya sam pah. Ini semua harus membuat kita makin tergugah,” sebutnya. “Bahkan, ikan-ikan yang dianggap sebagai makanan yang sehat pun, ternyata tidak terbebas dari sampah plastik,” lanjut Sri Mul. 

Baca juga : Sri Mulyani Janji Kurangi Tenaga Kerja Asing

Dia menjelaskan, pemberlakuan cukai kan tong plastik sudah dilakukan di berbagai negara, baik di Asia, Amerika hingga Eropa. Be gitupun di Rwanda, bersih semuanya.“Ero pa sudah cukup banyak, Denmark, Italia, Jer man, Australia juga sudah melakukan,” ujar dia. 

Di satu sisi, Indonesia juga membuka impor sampah dari luar negeri. Kebijakan ini tertuang dalam Peraturan Kementerian Perdagangan (Permendag) 31/2016 tentang Ketentuan Im por Limbah Non Bahan Berbahaya (B3) dan Beracun dan hasil Konvensi Basel tentang B3. 

Sebelumnya, ramai dibicarakan Indonesia diserbu sampah dari Amerika dan Eropa. Indonesia dikirimi 16 kontainer barang impor yang disusupi sampah plastik. 11 kontainer dikirim ke Batam dan 5 lainnya di Surabaya. 

Warganet mengomentari kebijakan ini. Haris sangat setuju dengan kebijakan pemungutan cukai plastik. Dia bilang, masih banyak alternatif bungkus lain dibanding plastik. “Biar jadi negeri yang ramah lingkungan,” kata Haris mendukung. 

Baca juga : KPK Yakin Uang Ratusan Juta di Ruang Kerja Menteri Lukman Terkait Jual Beli Jabatan

Ira Yada juga sama. Dia mendukung kebijakan cukai plastik. Terutama, di kawasan wisata yang selama ini ramai dikunjungi wisatawan. “Biar rakyat tidak sembarangan buang plastik.” 

Agus Djundjunan mengatakan, cukai plastik sangat bagus untuk Indonesia. Sampah plastik harus diminimalisir. Pertumbuhan sampah plastik makin mengkhawatirkan. “Ibu yang cantik, pintar and cerdas.. Dikutip 1.000 rupiah saja. Biar masyarakat menghemat penggunaan plastik,” saran Agus. 

Salmans juga memberikan support agar kebijakan cukai plastik segera direalisasikan. Dia bilang, kantong plastik sudah menjadi candu bagi masyarakat. “Kalau sudah dibuat aturannya pasti akan muncul kantong-kantong alternatif lain yang lebih murah dan ramah lingkungan,” ujar Salmans. “Saya sangat setuju. Betapa ngerinya dampak plastik yang tidak bisa didaur ulang,” timpal hspcpsakwali. 

Emilia Bassar @emiliabassar juga setuju pemberlakuan cukai plastik. Namun, dia mengusulkan pemberian insentif bagi perusahaan yang memproduksi bahan alternatif pengganti plastik agar berkembang lebih besar. Daniel Tjhai mengusulkan harganya dibuat tinggi. Dia bilang, dengan harga Rp 200 perak tidak berpengaruh bagi usaha pelestarian lingkungan. “Lebih baik kasih 2.000 per plastik pasti pada mikir,” katanya. 

Baca juga : Perda Larangan Kantong Plastik Ganggu Iklim Investasi

Alex Huang mengingatkan pemerintah, meninjau ulang kebijakan cukai plastik. Kebijakan ini berpotensi merugikan masyarakat. “Jangan blunder lah Bu. Kantong plastik di pasaran 28 ribu per kg, kena cukai 30 ribu jadi 58 ribu per kg. Otomatis pedagang (olshop, ritel, warung-warung) akan menaikan harga barang minimal 10 persen. 

UMKM yang menjual produk snack dalam kemasan plastik akan terkena dampak biaya produksinya naik drastis. Apakah ibu sudah memikirkan sejauh itu? Tolong dipikirkan kembali karena inflasi pasti bisa diatas 5 persen bukan 0.045 seperti kata ibu,” katanya. 

Soal impor sampah, Walhi mendesak pemerintah segera menghentikannya. Khususnya sampah berbahan plastik. Sebab, tidak semua sampah plastik yang diimpor dari luar negeri bisa didaur ulang. Malah, lebih banyak yang tidak bisa didaur ulang. Masalah impor sampah ini membuat warganet kesal. @CikaTongkodu ngedumel dengan kebijakan pemerintah yang membolehkan impor sampah. “Negeri impor. Garam impor, beras impor, jagung impor, guru impor, tenaga kerja impor, dan parahnya Sampah aja di impor,” kesalnya. [REN]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.