Dark/Light Mode

Kehadiran Multi Organisasi Profesi Dokter Dinilai Sangat Membahayakan

Selasa, 17 Mei 2022 12:52 WIB
Executive Council World Federation for Medical Education Titi Savitri Prihatiningsih. (Foto: Ust)
Executive Council World Federation for Medical Education Titi Savitri Prihatiningsih. (Foto: Ust)

RM.id  Rakyat Merdeka - Pemerintah dituntut untuk berani mengambil sikap tegas dalam merespon pendirian organisasi saingan profesi dokter selain Ikatan Dokter Indonesia (IDI), yakni Perkumpulan Dokter Seluruh Indonesia (PDSI).

Executive Council World Federation for Medical Education Titi Savitri Prihatiningsih mengatakan, selama ini di World Medical Association, organisasi yang beranggotakan yang 115 negara, masing-masing negara hanya punya satu anggota organisasi profesi.

Baca juga : Pupuk Organik Bantu Petani Di Jawa Tengah Kembangkan Budidaya Pertanian

"Kami mendorong agar marwah profesi bisa dikembalikan. Organisasi profesi dokter dalam fungsi certifying bodies dan professional bodies memang harus monopoli satu organisasi, yaitu IDI. Bahaya sekali bila ada banyak organisasi profesi yang membuat pedoman penatalaksanaan penyakit," kata Titi dalam webinar, Selasa (17/5).

Titi menjelaskan, profesi dokter sejatinya erat dengan regulasi. Baik profesinya itu sendiri, mau pun praktik kedokteran dan pendidikannya. Regulasinya dilandasi oleh nilai.

Baca juga : Perangi Stunting, Menteri Bintang Dorong Kerja Sama Semua Pihak

"Dokter punya otonomi untuk mengambil keputusan. Meskipun mempunyai otonomi namun bukan berarti bebas tak terbatas namun dibatasi oleh aturan profesi, etik, norma profesi dan aturan hukum yang tersedia. Harus punya kemampuan self regulasi," jelasnya.

"Regulasi penting karena profesi dokter punya otonomi, jika tidak ada regulasi maka terjadi abuse," sambung Titi.

Baca juga : Vaksinasi Dan Prokes Masih Terus Digenjot

Dia menegaskan, posisi IDI memang harus dibuat secara monopoli dan tidak bisa diserahkan begitu saja ke pasar, meski pun selama ini mereka menggunakan pola professional public partnership.
 Selanjutnya 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.