Dark/Light Mode

Dijauhi Banteng, Ganjar Makin Mentereng

Jumat, 10 Juni 2022 07:58 WIB
Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo (Foto: Pemprov Jateng)
Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo (Foto: Pemprov Jateng)

 Sebelumnya 
Hasilnya, secara urutan elektabilitasnya masih sama dengan sebelumnya. Ganjar masih teratas, disusul Prabowo, kemudian Anies. “Ganjar memperoleh angka elektabilitas 26,9 persen, diikuti Prabowo 22,5 persen, dan Anies 16,8 persen," jelasnya.

Survei yang berjudul "Proyeksi Kandidat Kuat Kandidasi Pilpres 2024" itu dilakukan pada 16-22 Mei 2022. Metode yang digunakan multistage random sampling. Wawancara dilakukan tatap muka langsung dengan responden terpilih. Ada 1.220 responden dengan populasi warga Indonesia yang sudah memilih hak pilih atau berusia di atas 17 tahun. Margin of error plus minus 2,9 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen.

Bila dilihat ke belakang, mulai naiknya elektabilitas Ganjar hingga ke posisi teratas, terjadi usai adanya gejolak di kandang banteng. Beberapa politisi banteng mulai menyerang Ganjar secara terang-terangan. Ganjar disebut kemlintih, capres medsos hingga miskin prestasi.

Baca juga : Ribuan Santri Banten Doakan Ganjar Capres 2024

Tak hanya diserang teman sesama banteng, Ganjar juga sudah dijauhi banteng. Meskipun masih berstatus sebagai kader banteng, Ganjar sudah tidak lagi diundang dalam acara-acara internal banteng.

Ketua JoMan sekaligus GP Mania, Immanuel Ebenezer menilai usaha Banteng menekan atau menjauhi Ganjar, justru menjadi boomerang. Pamor Ganjar bukannya redup, tapi malah makin menyala. "Ganjar makin ditekan, semakin moncer. Saya sudah bilang itu berkali-kali," kata pria yang akrab disapa Noel ini, tadi malam.

Menurutnya, saat ini rakyat semakin jatuh cinta dan simpati ke Ganjar. Sulit untuk pindah ke lain hati. Karena itu, Ia menyarankan agar PDIP tidak berjudi di Pilpres 2024, dengan melawan kehendak mayoritas rakyat.

Baca juga : Ganjar-Erick Di Belakang Jokowi

Pengamat politik Maswadi Rauf menilai fenomena politik saat ini jauh berbeda dibandingkan dulu. Dulu, peran dominan dipegang oleh partai politik. Saat ini, pengaruh parpol sudah jauh menurun. "Sekarang yang banyak berperan itu tokoh, media dan medsos. Kemudian diperkuat oleh polling-polling itu," kata Maswadi yang juga guru besar ilmu politik Universitas Indonesia ini, kepada Rakyat Merdeka, tadi malam.

Ia mengingatkan, ada resiko yang bakal dipetik PDIP jika ngotot melawan kecenderungan yang berkembang di masyarakat. "Popularitas itu tidak terkait dengan parpol. Memang ada pola seperti PDIP, yang mungkin tetap akan mencalonkan sosok tidak populer, tapi itu akan kalah dan tersingkir. Ingat, ini juga berlaku bagi semua partai," warningnya.

Seperti diketahui, hingga saat ini PDIP masih belum memutuskan siapa capres yang bakal diusung dalam Pilpres 2024. Namun, melihat dari gelagat para elit banteng, putri Megawati yang juga Ketua DPR, Puan Maharani dianggap paling berpeluang mendapatkan tiket nyapres. Bahkan belakangan, muncul isu bahwa Puan akan dikawinkan dengan Anies Baswedan. Apakah rencana ini jadi kenyataan? Tunggu saja tanggal mainnya.■

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.