Dark/Light Mode

Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
Anies & Muhaimin
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
Prabowo & Gibran
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
Ganjar & Mahfud
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU

Dorong Kebaya Jadi Warisan Tak Benda UNESCO

Ketua Perempuan Berkebaya: Kita Harus Gercep, Jangan Sampai Keduluan Negara Lain

Sabtu, 11 Juni 2022 13:53 WIB
Ketua Perempuan Berkebaya Rahmi Hidayati (Foto: Instagram)
Ketua Perempuan Berkebaya Rahmi Hidayati (Foto: Instagram)

RM.id  Rakyat Merdeka - Ketua Perempuan Berkebaya, Rahmi Hidayati tengah memperjuangkan, agar kebaya milik Indonesia diakui dunia dan tidak diklaim negara lain.

Kebaya diupayakan menjadi warisan tak benda asal Indonesia ke UNESCO, organisasi PBB yang mengurusi soal pendidikan, keilmuan, dan kebudayaan.

“Kita lagi persiapan mengurus ke UNESCO. Alhamdulilah, didukung banyak pihak, salah satunya Tim IT terbesar di Indonesia. Mereka support, jika Perempuan Berkebaya ingin mengadakan kegiatan. Supaya makin dikenal dunia,” kata Rahmi kepada RM.id, Sabtu (11/6).

Rahmi menuturkan, Indonesia memiliki banyak warisan budaya yang harus dijaga, dilestarikan, dan dikenalkan ke dunia.

Baca juga : Perhatikan Ketentuan Barang Bawaan Haji, Jangan Sampai Koper Dibongkar

“Dunia harus tahu, kebaya dari Indonesia. Jangan sampai, seperti tenun dan batik, yang sempat diakui dan mau didaftarkan ke UNESCO oleh negara tetangga. Itu sempat diakui sama mereka, tahun 2016,” paparnya.

“Makanya, kita harus cepat bergerak. Jangan sampai keduluan negara lain. Lalu teriak-teriak seperti kebakaran jenggot,” imbuh Rahmi.

Proses pendaftaran warisan budaya tak benda ke UNESCO, memakan waktu lumayan lama. Lebih kurang dua tahun.

“Dalam setahun, setiap negara hanya bisa mendaftarkan dua jenis warisan budaya. Karena di Indonesia ini banyak yang mau didaftarkan, maka kita harus memilih yang prioritas,” terang Rahmi.

Baca juga : DPRD Ingatkan BUMD DKI Jangan Sembarangan Beli Lahan

Dia menyebut, upaya mendaftarkan kebaya ke UNESCO didukung dan disambut antusias oleh masyarakat Indonesia. Tak hanya komunitas atau perkumpulan kebaya.

"Sekarang ini, sudah banyak terbentuk komunitas kebaya. Tapi, untuk jumlah pastinya, saya kurang tahu. Banyak sih, tersebar hampir di seluruh kota,” kata alumnus FISIP UI ini.

Jalan Sehat Berkebaya

Pecinta kebaya, kata Rahmi, tak hanya orang Jawa. Rahmi yang berdarah Padang, mengaku kesengsem kebaya sejak lama.

Baca juga : Puan Maharani: Tak Ada Pencapaian Yang Instan, Harus Kerja Keras

Sejak 1978, kebaya ditetapkan sebagai busana nasional. Kini, mode busana tradisional Indonesia tersebut banyak digandrungi selebriti, tokoh publik, dan generasi milenial.
 Selanjutnya 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.