Dark/Light Mode

Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
Anies & Muhaimin
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
Prabowo & Gibran
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
Ganjar & Mahfud
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU

Kalau Jadi Vaksin Booster Kedua

Prof Tjandra: Prioritasnya Adalah Nakes, Lansia, Orang Dengan Komorbid Berat

Kamis, 24 Februari 2022 09:11 WIB
Prof. Tjandra Yoga Aditama (Foto: Istimewa)
Prof. Tjandra Yoga Aditama (Foto: Istimewa)

RM.id  Rakyat Merdeka - Mantan Direktur WHO Asia Tenggara Prof. Tjandra Yoga Aditama urun pendapat soal vaksinasi booster kedua alias vaksinasi Covid-19 dosis keempat, yang belakangan ramai dibicarakan.

Terutama di kalangan tenaga kesehatan (nakes), yang sudah mendapatkan booster lebih dari enam bulan lalu. Muncul tanda tanya, apakah vaksin booster itu masih efektif melindungi. Ataukah memang perlu ada lagi booster kedua?

Pertanyaan serupa juga merebak di kalangan masyarakat. Apakah setelah vaksinasi booster saat ini, mereka masih perlu suntikan booster lagi di masa datang? Bila perlu, kapan waktunya?

Merespons pertanyaan ini, Prof. Tjandra pun merujuk data beberapa negara.

Baca juga : Omicron Nulari Segala Usia

"Di Israel, pada waktu varian Delta mendominasi, terlihat bahwa imunitas sesudah booster yang dosis ke tiga dengan vaksin  mRNA, ternyata memang menurun sesuai waktu. Di Inggris, imunitas yang didapat dari booster nampaknya lebih cepat menurun pada varian Omicron, dibanding varian Delta," jelas Direktur Pasca Sarjana Universitas YARSI/Guru Besar Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI) ini, dalam keterangannya, Kamis (24/2).

Sementara laporan lain dari Amerika Serikat, Israel, Inggris menunjukkan, vaksinasi booster dengan mRNA dapat melindungi individu dari kemungkinan masuk rumah sakit akibat varian Delta hingga lima bulan. Terhadap Omicron, hanya bertahan tiga bulan.

Dalam hal ini, yang banyak diberitakan adalah data Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika Serikat (CDC).

"Dari data CDC, dalam menghadapi varian Omicron, vaksin m-RNA memiliki efektivitas untuk mencegah seseorang masuk rumah sakit, hingga 91 persen pada dua bulan pertama setelah disuntik booster. Kemudian turun menjadi 78 persen, setelah empat bulan disuntik booster," terang Prof. Tjandra.

Baca juga : Pemerintah Fokus Pake AstraZeneca Di Triwulan Pertama

Sementara efektifitas vaksin booster untuk mencegah pasien harus berobat jalan ke Instalasi Gawat Darurat (IGD), disebut mencapai 87 persen. Namun,  angka ini turun menjadi 66 persen sesudah 4 bulan disuntik booster.

"Ada dua pendapat tentang penurunan angka ini. Sebagian mengatakan, meski turun, angka 78 persen masih terbilang cukup baik. Sementara pendapat lain mengatakan, penurunan ini perlu diantisipasi dengan pemberian booster kedua untuk kembali meningkatkan efikasinya," papar mantan Dirjen Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular dan Kepala Badan Penelitian Pengembangan, Kementerian Kesehatan.

Memang, ada beberapa negara yang sudah mulai menjajagi pemberian dosis keempat atau booster kedua. Sebut saja Israel,  Chili, Kamboja, Denmark, Swedia dan Jerman, serta beberapa negara bagian di AS.

Terkait hal ini, Prof. Tjandra memberikan pertimbangan kepada pemerintah. 

Baca juga : Paksakan Ajaran Ke Orang Lain Adalah Pelanggaran Hak Beribadah

Pertama, pemerintah harus memastikan manfaat yang diharapkan dari booster kedua ini. Apakah untuk mencegah infeksi, atau mencegah penyakit menjadi berat?

Ini mencakup pertimbangan pada kelompok mana vaksin booster kedua akan diberikan, dengan berbagai jenis vaksin yang ada.

"Sekarang ini, kalau mungkin akan dipertimbangkan pemberian booster kedua, maka setidaknya vaksin tersebut diberikan kepada kelompok khusus. Seperti petugas kesehatan, kaum lansia, dan mereka yang memiliki komorbid cukup berat," pungkas Prof. Tjandra. [HES]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.