Dark/Light Mode

Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
Anies & Muhaimin
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
Prabowo & Gibran
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
Ganjar & Mahfud
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU

Sejumlah Negara Tahan Ekspor

Siap-siap, Harga Pangan Meroket

Sabtu, 2 Juli 2022 07:30 WIB
Pedagang sayur menyortir cabai merah di Pasar Induk Rau Kota Serang, Banten, Jumat (1/7/2022). Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Margo Yuwono melaporkan laju inflasi periode bulan Juni (month to month/mtm) tercatat 0,61 persen, dan inflasi tahunan (year on year/yoy) pada bulan ini sebesar 4,35 persen atau lebih tinggi dibanding pada Mei lalu (3,55 persen) yang dipicu naiknya harga sejumlah barang kebutuhan pokok seperti cabai merah (0,17 persen), cabai rawit (0,11 persen), bawang merah (0,08 persen) serta kenaikan bahan pokok lainnya seperti telur, tomat dan ikan segar. (ANTARA FOTO/Asep Fathulrahman/rwa).
Pedagang sayur menyortir cabai merah di Pasar Induk Rau Kota Serang, Banten, Jumat (1/7/2022). Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Margo Yuwono melaporkan laju inflasi periode bulan Juni (month to month/mtm) tercatat 0,61 persen, dan inflasi tahunan (year on year/yoy) pada bulan ini sebesar 4,35 persen atau lebih tinggi dibanding pada Mei lalu (3,55 persen) yang dipicu naiknya harga sejumlah barang kebutuhan pokok seperti cabai merah (0,17 persen), cabai rawit (0,11 persen), bawang merah (0,08 persen) serta kenaikan bahan pokok lainnya seperti telur, tomat dan ikan segar. (ANTARA FOTO/Asep Fathulrahman/rwa).

RM.id  Rakyat Merdeka - Di tengah kebahagiaan menyambut hari raya Idul Adha, ada kabar yang kurang mengenakan. Saat ini, sejumlah negara di dunia tengah menahan ekspor pangan dan pupuk. Kebijakan itu, akan berdampak pada stok pangan dunia. Siap-siap, harga pangan bakal meroket.

Data ini disampaikan Badan Pusat Statistik (BPS) saat melaporkan laju perdagangan di Tanah Air untuk bulan Juni 2022, kemarin. Meskipun di bulan Juni ini, inflasi Indonesia masih terkendali, namun ada potensi bakal meningkat di bulan depan.

Pemicunya, yakni kebijakan dari sejumlah negara yang menahan ekspor pangan dan pupuk ke berbagai negara. Beberapa komoditas pangan yang bakal terancam antara lain gandum, gula, daging sapi, hingga kedelai.

Kepala BPS, Margo Yuwono menyebut ada delapan negara yang masih membatasi ekspor gandum, di antaranya Rusia, India, dan Afganistan. Pembatasan ekspor komoditas pangan lainnya seperti daging sapi juga dilakukan beberapa negara seperti Argentina, Turki, dan Kyrgyzstan.

Baca juga : Masuk Hitungan Negara Sahabat, Indonesia Dipastikan Kebagian Pasokan Pupuk Rusia

Kemudian, Argentina dan Ghana membatasi ekspor kedelainya. Selanjutnya, pembatasan ekspor pupuk juga dilakukan lima negara, yaitu, Rusia, China, Ukraina, Vietnam, dan Kyrgyzstan.

"Pengurangan ekspor ini akan berdampak pada indeks pangan dan energi secara global, dan akan berpengaruh ke harga domestik," kata Margo, dalam konferensi pers di kantornya, Jakarta Pusat, kemarin.

Namun, Margo mencoba menenangkan. Kata dia, memang pengurangan ekspor ini bakal mempengaruhi harga pangan. Namun, melihat perdagangan global saat ini, baru indeks energi yang terus menunjukkan adanya kenaikan. Sementara untuk komoditas pangan, terpantau stabil.

Ia mencontohkan gula. Justru harganya saat ini turun tipis. Kedelai naik tipis di harga internasional. Sementara gandum naik, daging sapi cenderung tetap harganya.

Baca juga : Terima Wartawan Senior, Bamsoet Dorong Peningkatan Gerakan Wakaf

"Ini empat komoditas yang kita ketergantungannya dari luar negeri cukup tinggi, dan harganya di Mei ada kenaikan, tapi tidak signifikan," kata Margo.

Apa kesiapan pemerintah menghadapi ancaman ini? Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto bilang, ada sejumlah strategi yang disiapkan. Mulai dari sisi supply terkait dengan peningkatan produksi, upaya diversifikasi pangan, efisiensi distribusi pangan, penggunaan teknologi untuk meningkatkan produksi dan kualitas pangan, hingga penguatan stok pangan nasional.

Bos partai beringin ini, sudah memanggil sejumlah menteri dan pihak terkait untuk membahas soal ini. Yaitu, antisipasi krisis global di bidang pangan, serta strategi menjaga ketahanan pangan nasional.

Hasilnya, Airlangga bilang, ketersediaan pangan strategis hingga bulan ini aman. "Baik dari sisi pasokan maupun stabilitas harga," kata Airlangga.

Baca juga : Siap-siap, Biaya Pasien Covid Tidak Gratis Lagi

Misalnya beras. Ketersediaannya melimpah hingga 2024 mendatang. Bahkan, ia mengklaim Indonesia sudah 3 tahun tidak impor beras. ■

 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.