Dark/Light Mode

Teroris Papua Bunuh 10 Warga

Jenderal Andika, Tunjukkan Keperkasaanmu!

Minggu, 17 Juli 2022 07:37 WIB
Panglima TNI Jenderal Andika Perkasa (Foto: Istimewa)
Panglima TNI Jenderal Andika Perkasa (Foto: Istimewa)

 Sebelumnya 
Anggota Komisi I DPR, Dave Laksono juga mengutuk keras tindakan terorisme di Nduga, Papua. Ia menegaskan, Indonesia adalah negara hukum, sehingga tidak ada ruang bagi aksi-aksi biadab seperti yang dilakukan para teroris Papua itu. Dave curiga, ada keterlibatan oknum dari aparat keamanan terkait peristiwa itu. "Dari laporan yang kami terima, aparat sudah mengetahui," ungkap Dave.

Politisi Golkar ini mendengar penjelasan langsung dari Jenderal Andika soal tahapan yang dilakukan untuk menumpas teroris Papua. Menurutnya, selama otoritas secara hukum tidak dititikberatkan kepada TNI, maka korps loreng akan kesulitan bergerak. Seperti halnya, perlu penambahan personel di wilayah tersebut.

Baca juga : Seleksi Pengguna BBM Subsidi Kunci agar Penyaluran Tepat Sasaran

DPR, khususnya Komisi I akan terus memperhatikan persoalan di Papua. Konkretnya, dengan secara rutin mengunjungi daerah konflik. Karena, untuk menyelesaikan konflik ini tidak bisa dilakukan setengah-setengah.

Dia berharap, Pemerintah bisa bertindak lebih tegas terkait aturan hukum dan HAM di Papua. “Dan Pemerintah memberikan otoritas yang jelas kepada aparat hukum, TNI, Polri, dan aparat lainnya untuk menetralisir situasi dan menghentikan konflik ini," pinta Dave.

Baca juga : Tidak Menyerah Lawan Tumor Otak, Prajurit Ini Bikin Jenderal Andika Dan Istri Menangis

Untuk diketahui, gerakan teroris Papua merupakan salah satu pekerjaan rumah yang jadi prioritas bagi Jenderal Andika usai dilantik sebagai Panglima TNI. Namun, untuk menumpas gerakan teroris Papua, eks KSAD itu akan menggunakan metode baru yang lebih lunak.

Namun, usai dilantik sejak pertengahan November 2021, banyak terjadi insiden penembakan yang dilakukan para teroris Papua. Korbannya, bukan hanya warga sipil, tapi juga dari personel kepolisian maupun TNI. "Kami menjaga pola operasi sesuai dengan rambu-rambu yang ada, untuk menjaga jangan sampai ada masalah baru ataupun masalah yang lebih besar lagi," kata Andika, beberapa waktu lalu.

Baca juga : Lestari: Bangga Budaya Lokal Tingkatkan Nasionalisme

Pakar Intelijen dan Terorisme, Stanislaus Riyanta meminta TNI/Polri tegas, demi keselamatan masyarakat. Komnas HAM juga perlu menyuarakan isu ini bahwa masyarakat menjadi korban kebiadaban kelompok bersenjata yang anti NKRI. Tanpa ketegasan dari aparat keamanan,  teroris Papua akan terus berulah. "Sudah menimbulkan korban jiwa, itu jelas melanggar hak asasi manusia, hak untuk hidup. Jadi TNI Polri perlu tegas untuk melindungi hak masyarakat," ulas Stanislaus.

Menurutnya, ini motif perlawanan terhadap NKRI. Apalagi, kejadian di Nduga sudah sangat brutal. Tidak hanya eksistensi, tetapi memang teroris Papua menganggap negara dan masyarakat yang pro terhadap NKRI adalah musuh. "Masyarakat harus kompak dan meminta perlindungan aparat jika berada di daerah berbahaya. Jika tidak kompak, maka akan menjadi celah bagi KKB untuk masuk dan berbuat ulah," pungkasnya.■

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.