Dark/Light Mode

Haroen El-Maany: Sang Ensiklopedia Berjalan

Selasa, 2 Agustus 2022 10:50 WIB
Haroen el-Maaany (berdiri ke-3 dari kanan), ulama dan Direktur Kulliyatul Muballighien yang dijuluki Ensiklopedia Berjalan. [Sumber: Fikrul Hanif Sufyan]
Haroen el-Maaany (berdiri ke-3 dari kanan), ulama dan Direktur Kulliyatul Muballighien yang dijuluki Ensiklopedia Berjalan. [Sumber: Fikrul Hanif Sufyan]

Terlahir dan Menempuh Pendidikan

Haroen El-Maany lahir di Pauh Kurai Taji, Kabupaten Padang Pariaman, Sumatra Barat tahun 1906 (Fikrul Hanif, 2022). Di masa Kolonial Belanda, laki-laki Minang berusia 7 tahun telah dididik dalam tradisi Surau. Proses pendidikan tradisi ini dijalani oleh Haroen, segaris lurus dengan proses pembelajarannya di Schkakel School Pariaman. 

Tidak terdapat catatan mengenai masa pendidikan lanjutannya, dan kepada siapa saja Haroen belajar ilmu keislaman, sampai mengantarkannya mengajar di Surau Paninjauan Kurai Taji, di bawah pimpinan Adnan --gelar Tuanku Itam Ketek-- tahun 1926-1929.

Hasil didikan Haroen di Surau Paninjauan, hampir seluruhnya menjadi perintis dari Muhammadiyah groep Kurai Taji, di antaranya Sidi Mhd. Ilyas (Ketua Muhammadiyah Cabang Pariaman dan Ketua Majelis Perekonomian Muhammadiyah Daerah Sumatra Tengah), Sulaiman Munaf (pengurus Bahtera Masa dan Kepala Sekolah Tsanawiyah Muhammadiyah 1934-1989), Kasim Munaf (Ketua Muhammadiyah Pariaman 1950-1993), dan lainnya.

Baca juga : Genjot Pembiayaan, WOM Finance Bikin Undian Berhadiah

Ciri perawakan perintis Muhammadiyah groep Kurai Taji tahun 1929 ini agak kurus, dengan tinggi sekitar 170 cm. Kulitnya putih, penampilan berpakaian sederhana. 

Catatan lanjutan pasca HAMKA meninggalkan Kauman, Haroen menjadi pengajar di Kulliyatul Muballighien. Sejak menjalani profesi sebagai guru agama, Haroen juga kerap menulis. Satu di antara karyanya adalah "Pedoman Saoedagar", yang diproduksi Boekhandle Bahtera Massa pada Maret 1936.

Mengajar dan Tidak Pernah Meninggalkan Kulliyatul Muballighien

Awalnya, Haroen memang dipandang remeh oleh murid-murid Kulliyatul Muballighien, Kauman Padang Panjang. Tahun 1936, adalah kali pertama ia mengajar di sekolah yang setingkat dengan Sekolah Menengah Atas itu. Seisi kelas yang awalnya ribut dan hingar bingar, setelah dia memasuki kelas dan berdiri menyapa murid-muridnya, mereka terdiam dan hening mendengar kata-katanya (Haskim dan Naiem, 1946).

Baca juga : Elang Kartago Siap Beri Kejutan

Sejak mengajar di hari pertama tahun 1936, namanya telah sejajar dengan guru-guru sebelumnya, seperti Buya HAMKA, A.R Sutan Mansur, Saalah Jusuf Sutan Mangkuto, Rasjid Idris Dt. Sinaro Panjang, dan lainnya. Bahkan, di masa revolusi kemerdekaan sampai Pemerintah Darurat Republik Indonesia (PDRI), tidak pernah sedetik pun ia beranjak dari Komplek Kauman -setelah dikosongkan guru dan siswanya. 

Dari sekian guru-guru senior di Kauman Padang Panjang -yang tidak pernah tergiur memasuki dunia birokrasi, atau pun panggung politik adalah Haroen el-Maany. Fakta yang sering hadir dan menjadi buah bibir dari murid-muridnya, Haroen adalah sosok pendidik -yang mewakafkan dirinya untuk Kauman Padang Panjang. 

Pun, di masa pergolakan daerah (1958-1961). Haroen kembali menegaskan dirinya tidak kemana-mana, tidak memilih menyingkir ke hutan. Ia juga tidak takut dengan ancaman popor senjata tentara APRI. Ia memilih tetap tinggal di Komplek Kauman. Karena prinsipnya yang teguh dan tidak mengenal takut itulah, Haroen kemudian memimpin Muhammadiyah Sumatra Barat sampai 1969.  

Di kalangan internal Muhammadiyah dan murid-muridnya, Haroen memang dikenal sebagai pribadi tenang, pendiam, namun dikenang sebagai lautan ilmu. Ensiklopedia Berjalan –demikian julukan akrabnya, ketika ia juga dikenang sebagai seorang yang ahli dalam Ilmu Falaq. Julukan ini, tentu mengacu pada kedalaman ilmu, kezuhudan, dan ketajaman analisisnya.

Baca juga : Yang Penting Terjangkau

Buya Haroen -demikian ia akrab dipanggil oleh murid-muridnya, diakui dengan ilmunya yang luas dan dalam. Ia tidak saja menguasai ilmu keislaman, tapi juga ilmu umum, ahli Kristologi hingga ahli Ilmu Falaq.  

Namun dia juga seorang yang sportif. Kalau tidak mengetahui tentang sesuatu hal, ia langsung menjawab, belum pernah membaca masalah itu. Ia langsung berprasangka baik dengan orang yang bertanya itu. [Fikrul Hanif SufyanPemerhati, Penulis dan Pengajar Sejarah]  

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.