Dark/Light Mode

Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
Anies & Muhaimin
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
Prabowo & Gibran
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
Ganjar & Mahfud
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU

Bung Hatta, Contoh Sempurna Untuk Bangkitkan Literasi

Kamis, 11 Agustus 2022 16:57 WIB
Talkshow 120 Tahun Hatta: Bangkit Bersama Literasi, yang diselenggarakan UPT Perpustakaan Proklamator Bung Hatta secara hybrid, Kamis (11/8). (Foto: Dok. Perpusnas)
Talkshow 120 Tahun Hatta: Bangkit Bersama Literasi, yang diselenggarakan UPT Perpustakaan Proklamator Bung Hatta secara hybrid, Kamis (11/8). (Foto: Dok. Perpusnas)

RM.id  Rakyat Merdeka - Proklamator kemerdekaan bangsa, Bung Hatta, merupakan sosok yang nyaris sempurna sebagai seorang pemimpin. Bung Hatta memiliki kemampuan yang seimbang, yakni membaca dan menulis, serta mendengar dan berbicara.

“Itu adalah contoh. Kita jangan hanya mau bicara saja tanpa mau mendengarkan. Jangan juga kita hanya membaca, tapi tulis juga hasil bacaannya,” ujar penulis biografi, Hasril Chaniago, dalam talkshow “120 Tahun Hatta: Bangkit Bersama Literasi”, yang diselenggarakan UPT Perpustakaan Proklamator Bung Hatta secara hybrid, Kamis (11/8).

Dia menambahkan, Bung Hatta juga merupakan sosok yang mempraktikkan nilai-nilai keagamaan yang dianutnya. Proklamator yang lahir pada 12 Agustus 1902 tersebut, menerapkan nilai ke-Islaman dalam keseharian yakni tepat waktu, disiplin, jujur, sederhana, serta hemat.

Baca juga : Syarief Hasan: Optimalkan Potensi Desa Untuk Naikkan Kesejahteraan

Hal ini senada dengan kisah yang disampaikan putri ketiga Bung Hatta, Halida Hatta. Dia menyebut, sejak dirinya kecil, Bung Hatta sudah mengajarkan nilai kesederhanaan dan komunikasi yang baik di dalam keluarga. Sederhana memiliki makna, makan sehat hingga kehidupan yang ditata dengan baik. Sedangkan komunikasi yang baik adalah ketika ayah, ibu, dan kedua saudarinya menjalin interaksi hangat.

“Ketika diberi hadiah buku, itu adalah sebuah kemewahan bagi kami. Karena di situ kami membaca sekaligus berinteraksi. Jadi, itulah hal yang mungkin sederhana tapi juga kaya. Sesuatu yang tidak berlebih dan membumi tetapi secara tidak langsung kita bisa mendapatkan pencerahan yang luar biasa,” kenangnya.

Gubernur Sumatera Barat Mahyeldi Ansharullah menjelaskan, Bung Hatta dan Bung Karno sangat mencintai rakyatnya saat menjalankan kepemimpinan. Ketika sedang berselisih, keduanya tidak menunjukkan sedang ada masalah di depan masyarakat. Perselisihan di depan publik hanya akan membuat rakyat sedih dan putus asa, serta hilangnya ide kreatif dan inovasi.

Baca juga : Bersama Habaib, Subur Doakan Bangsa Beriman Dan Sejahtera

“Saya kira ini juga perlu kita contoh dari Bung Hatta. Kita harus menghindari percekcokan dan perbedaan, yang harus dibangun adalah solidaritas dan optimisme masyarakat untuk bangkit menjadi negara maju,” terang Mahyeldi.

Sementara itu, guru besar ekonomi Universitas Indonesia Sri Edi Swasono mengungkapkan, salah satu tujuan mulia yang dijunjung Bung Hatta adalah mencerdaskan kehidupan bangsa. Bung Hatta meyakini hal ini bukan hanya meningkatkan kecerdasan anak bangsa, melainkan membuat bangsa sadar akan harga diri sehingga dapat menjadi mandiri.

“Mandiri artinya tidak minder dan mempunyai dignity. Jadi bukan sekadar otaknya yang cerdas, tapi juga memiliki harkat dan martabat,” ungkap menantu Bung Hatta tersebut.

Baca juga : Lestari: Dorong Kreativitas Anak Bangsa Untuk Ciptakan Kemandirian

Deputi Bidang Pengembangan Sumber Daya Perpustakaan, Perpustakaan Nasional (Perpusnas) Deni Kurniadi mengatakan, Bung Hatta merupakan sosok yang cinta buku. Kecintaan terhadap buku ini menegaskan bahwa bangsa yang sejahtera, dapat terwujud apabila setiap warga negara memiliki kecerdasan.

“Perpustakaan juga mengambil peran tidak hanya mencerdaskan kehidupan bangsa tetapi juga bagaimana ikut menyejahterakan masyarakat dengan cara memberikan pengetahuan kepada masyarakat melalui implementasi langsung dari buku-buku yang ada,” jelasnya.

Talkshow 120 Tahun Hatta: Bangkit Bersama Literasi dirangkaikan dengan pembacaan puisi yang berjudul “Rindu pada Setelan Jas Putih” dan “Pantalon Putih Bung Hatta” oleh penyair dan sastrawan Taufiq Ismail.■

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.