Dark/Light Mode

Rontok Dihantam Kasus Sambo

Polri Disalip KPK

Jumat, 26 Agustus 2022 07:50 WIB
Ilustrasi kepercayaan publik ke Polri yang turun. (Kartun: Mice)
Ilustrasi kepercayaan publik ke Polri yang turun. (Kartun: Mice)

RM.id  Rakyat Merdeka - Kasus pembunuhan berencana yang dilakukan Irjen Ferdy Sambo terhadap Brigadir J membuat kepercayaan publik kepada Polri rontok. Kini, kepercayaan publik terhadap Polri disalip KPK. Padahal, sebelumnya Polri sudah menyalip KPK yang saat ini masih tertatih-tatih imbas isu pelemahan sejak 2019.

Rontoknya kepercayaan publik terhadap Polri tergambar dari survei terbaru yang dilakukan Indikator Politik Indonesia (IPI). Survei itu digelar pada 11-17 Agustus 2022 terhadap 1.229 responden.

Hasilnya, kepercayaan publik pada Polri tersisa 54,4 persen. Angka ini jauh di bawah Kejaksaan yang mencapai 63,2 persen. Juga kalah dari KPK yang saat ini ada di angka 58,9 persen.

Padahal, di survei-survei sebelumnya, Polri selalu bertengger di atas KPK dan Kejaksaan. Contohnya, pada April 2022. Saat itu, tingkat kepercayaan publik terhadap Polri mencapai 71,6 persen, Kejaksaan 68,1 persen, sementara KPK 62,7 persen. Lalu, di Mei 2022, tingkat kepercayaan pada Polri ada di angka 66,7 persen, Kejaksaan 60,5 persen, dan KPK 59,9 persen.

Baca juga : Rame Desakan Satgassus Polri Kudu Diaudit

Menurut Direktur Eksekutif IPI Burhanuddin Muhtadi, tingkat ketidakpercayaan publik terhadap Polri didominasi kelompok masyarakat yang mengikuti kasus Sambo. "Ketidakpercayaan makin tinggi terhadap polisi jika masyarakat makin tahu," kata Burhan, dalam rilis hasil survei IPI secara daring, kemarin.

Sementara, tingkat kesadaran publik terhadap kasus Sambo semakin tinggi. Dari hasil surveinya, ada 54,7 persen yang tahu kasus ini. Dari jumlah itu, 57,3 persen di antaranya masih percaya kepolisian akan menyelesaikan kasus kematian Brigadir J. Namun, yang tidak percaya juga tergolong tinggi, sekitar 38,1 persen.

Meski demikian, Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo masih relatif aman. Kepercayaan publik ke Kapolri masih cukup tinggi. Dari hasil survei IPI, 73 persen publik tahu Kapolri akan mengusut tuntas kasus tewasnya Brigadir J secara objektif, transparan, dan dapat dipertanggungjawabkan dengan mengedepankan pembuktian ilmiah atau scientific crime investigation. Sebanyak 65,7 persen responden juga percaya dengan pernyataan Kapolri.

"Jadi sekarang publik lebih percaya Kapolri daripada institusi kepolisian," ungkap Burhan.

Baca juga : Soal Dugaan Suap Ferdy Sambo, LPSK Siap Beri Keterangan Ke KPK

Data serupa ditunjukkan lembaga Arus Survei Indonesia (ASI). Di survei ASI, mayoritas publik juga percaya ke Kapolri dalam penuntasan kasus Sambo. "Sebanyak 70,4 persen responden mengaku puas terhadap kinerja Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo dalam menangani insiden penembakan Brigadir J,” kata Direktur Eksekutif ASI Ali Rif’an, kemarin.

Responden yang mengatakan puas itu adalah gabungan antara yang cukup puas dan sangat puas. Yang cukup puas jumlahnya mencapai 56,7 persen, dan sangat puas sebanyak 13,7 persen.

Di survei ASI, hanya 25,2 persen responden yang mengaku tidak puas dengan kinerja Kapolri menuntaskan kasus Sambo. Jumlah itu adalah gabungan antara kurang puas sebanyak 18,0 persen dan sangat tidak puas 7,2 persen. "Adapun 4,4 persen responden mengaku tidak tahu atau tidak menjawab," tambahnya.

Penurunan tingkat kepuasan publik pada institusi Polri direspons Kompolnas. Komisioner Kompolnas Albertus Wahyurudhanto menilai, reformasi Polri bukan hanya belum maksimal, tetapi belum berjalan. Kasus Brigadir J menjadi buktinya.

Baca juga : Tangani Kasus Surya Darmadi, Kejagung Koordinasi Dengan KPK

“Kalau jalan, nggak akan terjadi seperti ini. Ini kan levelnya Kombes, Jenderal, AKBP, Kompol, ini perwira-perwira semua (yang terlibat),” kritiknya, saat rilis survei Indikator Politik Indonesia, secara daring kemarin.

Aspek kultural jadi biang keroknya. Terbukti masih adanya keseganan dari bawahan untuk menolak perintah atasannya yang tak benar. "Seharusnya ketika diperintahkan melakukan hal yang salah, nggak akan dia melakukan," tuturnya.■

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.