Dark/Light Mode
BREAKINGNEWS
Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU
Elektabilitas Tinggi Belum Tentu Dicapreskan
Anies-Ganjar, Dengerin Tuh Omongan Jokowi
Sabtu, 27 Agustus 2022 07:05 WIB
RM.id Rakyat Merdeka - Para tokoh yang selama ini berada di papan atas survei elektabilitas capres sepantatnya menyimak pidato Presiden Jokowi soal capres yang nanti akan berlaga di Pilpres 2024. Kata Jokowi, tokoh yang saat ini memiliki elektabilitas tinggi, belum tentu dicapreskan. Kepada siapa omongan Jokowi ini ditujukan? Memang, Jokowi tak menyebut nama. Namun, ada yang prediksi, omongan Jokowi itu, bisa saja ditujukan ke Ganjar Pranowo dan Anies Baswedan yang selama ini selalu bertengger di 3 besar survei capres.
Bagaimana dengan Prabowo Subianto? Prabowo memang selalu meraih elektabilitas capres tinggi, tapi dengan posisi sebagai Ketum Gerindra, Prabowo sangat berpeluang menjadi capres, minimal diusung partainya. Sedangkan Anies dan Ganjar, meski memiliki elektabilitas tinggi, namun belum tentu dicapreskan. Karena, Anies tidak berpartai. Sementara Ganjar, meski berpartai, tapi partai tempatnya bernaung (PDIP), lebih sreg mencapreskan Puan Maharani.
Omongan Jokowi itu, disampaikan saat menghadiri Rapat Pimpinan Nasional Bravo 5, di Ancol, Jakarta, kemarin. Bravo 5 merupakan kelompok purnawirawan TNI yang dibentuk untuk mendukung Jokowi di dua pilpres lalu. Inisiator relawan itu adalah Luhut Binsar Pandjaitan.
Baca juga : Kedekatan Golkar Dan PSI Bakal Untungkan Pencapresan Airlangga
Jokowi meminta, para relawannya tidak terburu-buru menentukan arah dukungan kepada calon tertentu. Dia ingin relawan menunggu dinamika yang sedang berjalan di kalangan partai.
“Kalau mereka (partai) nggak mau, gimana? Oleh sebab itu, sekali lagi, ojo kesusu, jangan tergesa-gesa,” pesan Jokowi.
Jokowi juga meminta relawannya tidak sibuk mengurusi capres. Mengingat, konstitusi telah mengatur capres harus diusung partai, entah itu sendiri ataupun gabungan.
Baca juga : Banteng Miskin Teman Koalisi
Untuk diketahui, seseorang yang berniat nyapres harus mendapatkan tiket dari partai. Selain itu, partai yang mencalonkan juga harus memenuhi syarat memperoleh 20 persen suara sah nasional. Jika belum memenuhi, bisa koalisi.
“Artinya apa? Bapak-Ibu, jangan mendukung kandidat itu sekarang,” tandas Jokowi.
Lalu apa kata parpol? Wakil Ketua Umum PPP, Saifullah Tamliha tidak menampiknya. Menurut Tamliha, partai akan selektif memilih kandidat yang akan dicapreskan. Apalagi, Pilpres 2024 digelar bersamaan dengan Pileg.
Baca juga : PSI Disaranin Bonceng Barisan Ganjar Pranowo
“Pernyataan Presiden Jokowi memang benar adanya. Kekuasaan ada di partai politik. Namun, jika partai tidak mencalonkan capres yang sesuai dengan aspirasi rakyat yang lazim diistilahkan dengan elektabilitas, mengingat Pileg dan Pilpres bersamaan waktunya, tentunya partai tersebut akan ditinggalkan konstituennya,” urai Tamliha, kepada Rakyat Merdeka, kemarin.
Selanjutnya
Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News
Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.
Tags :
Berita Lainnya