Dark/Light Mode

Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
Anies & Muhaimin
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
Prabowo & Gibran
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
Ganjar & Mahfud
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU

Kenaikan Harga BBM Momentum Maksimalkan Pemanfaatan Energi Bersih

Minggu, 4 September 2022 10:12 WIB
SPBU menjual BBM bersubsidi. (Foto: Istimewa)
SPBU menjual BBM bersubsidi. (Foto: Istimewa)

RM.id  Rakyat Merdeka - Pemerintah Indonesia secara resmi telah mengumumkan kenaikan harga bahan bakar minyak jenis pertalite, biosolar, dan pertamax dengan dalih imbas tingginya harga minyak mentah global yang membuat nilai subsidi energi dalam APBN membengkak.

Pengamat Isu Strategis Imron Cotan memandang kebijakan menaikkan harga jual BBM Pertamina menjadi momentum untuk memaksimalkan pemanfaatan energi bersih dan juga mengalihkan APBN untuk sektor yang lebih tepat sasaran.

"Momentum strategis ini harus dimanfaatkan untuk mengalihkan atau setidak-tidaknya membaurkannya dengan energi terbarukan, menuju pada secara total menggunakan energi baru dan terbarukan," ujarnya dalam keterangannya, Minggu (4/9).

Saat ini, pemerintah Indonesia sedang berfokus untuk bisa lebih memanfaatkan dengan maksimal penggunaan energi baru terbarukan. Maka dari itu, kata Imron, efisiensi APBN harus bisa dilakukan dengan sebaik mungkin, salah satunya melakukan penyesuaian harga BBM dan difokuskan hanya untuk masyarakat yang membutuhkan saja lantaran selama ini sekitar 20 persen APBN yang terkunci untuk pemberian subsidi yang tidak sehat karena tak tepat sasaran.

Baca juga : Keputusan Sulit Demi Masyarakat Terbawah

"Kurang lebih 20 persen dari APBN kita itu terkunci untuk subsidi dan itu tidak sehat karena yang selama ini terjadi tidak tepat sasaran," ucapnya.

Lebih lanjut ia menyarankan agar Pemerintah melakukan penajaman subsidi agar APBN tidak tertekan. Jika hal itu tidak segera dilakukan justru kecukupan anggaran akan habis pada bulan ini.

"Ini penajaman penggunaan subsidi, sehingga APBN kita tidak tertekan yang mana sekarang ada Rp502 triliun sudah disisihkan dan September ini akan habis. Kalau diteruskan di September, kita harus nambah lagi Rp198 triliun," terang Imron.

Tak hanya itu, dia menuturkan, penggunaan minyak dengan berbahan fosil di sisi lain juga memiliki dampak buruk. Menurut pria yang pernah menjabat sebagai duta besar Indonesia itu menilai grafik harga minyak dunia terus mengalami peningkatan sejak 50 tahun terakhir.

Baca juga : Rayakan Harpelnas 2022, Blibli Ajak Pelanggan Berdonasi

Di sisi lain, keberadaan energi berbahan fosil sangatlah terbatas jika terus menerus dieksploitasi dan mampu memproduksi karbon dioksida yang meracuni. Apalagi pemerintah Indonesia memiliki target supaya bisa melakukan 30 persen reduksi emisi karbon untuk menciptakan lingkungan yang lebih sehat.

Jika APBN terus terkunci hanya untuk memberikan subsidi BBM, maka upaya mereduksi emisi itu akan sulit tercapai. Imron mengatakan Indonesia memiliki potensi pemanfaatan energi baru terbarukan yang melimpah, sehingga efisiensi APBN sudah seharusnya dilakukan dengan memberlakukan penyesuaian harga BBM.

"Indonesia bisa sekali (memanfaatkan energi bersih) karena tenaga listrik, air, dan surya melimpah sepanjang tahun. Kita memanfaatkan momentum ini untuk mempersiapkan sumber daya manusia juga. Gas bumi kita juga praktis melimpah, namun selama ini tidak dimanfaatkan karena terbuai dengan subsidi," terangnya.

Imron Cotan mengaku, upaya penyesuaian harga BBM bersubsidi dilakukan demi bisa menghadirkan keadilan di tengah-tengah masyarakat, sehingga sudah sepatutnya rakyat memberikan apresiasi dan mendukung sepenuhnya kebijakan tersebut.

Baca juga : Jinakkan Harga Telur, Kemendag Dan Badan Pangan Gelar Operasi Pasar

"Jadi mari kita tunjukkan kesatuan dan persatuan bangsa karena tujuan dari pemerintah itu menghadirkan keadilan di tengah-tengah masyarakat. Subsidi itu tidak lagi semata-mata pada komoditas, tapi kepada masyarakat yang membutuhkan. Maka, kita harusnya mengapresiasi daripada harus melawan kebijakan tersebut," sarannya.

Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Arifin Tasrif, hari ini, mengatakan pemerintah memutuskan menyesuaikan harga BBM subsidi Pertalite menjadi Rp 10 ribu per liter dari sebelumnya Rp 7.650 per liter, Biosolar menjadi Rp 5.150 per liter menjadi Rp 6.800 per liter, dan Pertamax Rp 12.500 per liter menjadi Rp 14.500 per liter.

"Ini berlaku satu jam sejak diumumkannya penyesuaian harga ini, jadi akan berlaku mulai pukul 14.30 WIB," pungkas Arifin. ■

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.