Dark/Light Mode

Andika Lantik 267 Perwira

KSAL & KSAU Hadir Dudung Tidak Hadir

Minggu, 11 September 2022 07:31 WIB
Panglima TNI Jenderal Andika Perkasa bersama Kepala Staf Angkatan Darat Jenderal Dudung Abdurachman. (Foto: Ist)
Panglima TNI Jenderal Andika Perkasa bersama Kepala Staf Angkatan Darat Jenderal Dudung Abdurachman. (Foto: Ist)

RM.id  Rakyat Merdeka - Disharmonisasi antara Panglima TNI Jenderal Andika Perkasa dengan Kepala Staf TNI Angkatan Darat (KSAD) Jenderal Dudung Abdurachman semakin nyata. Di acara pelantikan 267 periwira TNI oleh Andika, hanya Dudung yang tidak hadir. Padahal, keseluruhan kepala staf TNI hadir.

Momen alfanya Dudung di acara pelantikan yang digelar di Mabes TNI, Cilangkap, Jakarta itu bisa disaksikan di kanal YouTube Jenderal TNI Andika Perkasa. Andika didampingi Kepala Staf TNI Angkatan Laut (KSAL) Laksamana Yudo Margono dan Kepala Staf TNI Angkatan Udara (KSAU) Marsekal Fadjar Prasetyo. Sedangkan dari matra AD diwakili Wakasad, Mayjen Agus Subianto.

Pada pelantikan 267 Prasetya Perwira Prajurit Karier dengan menyandang pangkat Letnan Dua TNI itu juga mengundang para orang tua maupun keluarga perwira. Mereka datang dengan busana terbaik. Begitupun dengan putra-putrinya yang tampil elegan dengan seragam perwira dari masing-masing matra.

Keseluruhan dari mereka duduk terpisah. Orang tua maupun keluarga perwira menyaksikan dari tribun ruangan pelantikan. Sedangkan putra-putri mereka duduk berjajar sesuai matra di tengah-tengah ruangan pelantikan.

Prosesi pelantikan diawali dengan upacara. Dipimpin langsung Andika. Menantu mantan Kepala BIN, Jenderal A.M Hendropriyono itu memerintahkan kepada salah seorang prajurit untuk melanjutkan prosesi pelantikan. "Lapor, upacara Prasetya Perwira Prajurit Karier TNI tahun anggaran 2022 siap dimulai," kata prajurit yang melapor kepada Andika. "Lanjutkan," jawab Andika.

Upacara pelantikkan berjalan lancar dan khidmat. Apalagi ketika para perwira mengikuti ucapan sumpah setia prajurit perwira yang dipimpin Andika. Sumpah setia prajurit perwira ini dilaksanakan sesuai dengan keyakinannya masing-masing, sembari didampingi para rohoniawan.

Baca juga : 7 Perwira Polisi Kudu Dipecat Tidak Hormat

Peristiwa ketidakkompakan Andika dengan Dudung di agenda TNI bukan kali ini saja. Ssbelumnya, juga banyak. Di mana ada Andika, tapi tidak ada Dudung. Begitupun sebaliknya.

Misalnya Latihan Bersama (Latma) Super Garuda Shield antara TNI dan Komando Indo-Pasifik AS digelar pada 1 hingga 14 Agustus 2022 lalu. Latihan yang melibatkan tiga matra TNI itu dibuka langsung oleh Andika pada 3 Agustus 2022 lalu di Pusat Latihan Tempur (Puslatpur) Kodiklat AD Baturaja, Sumatera Selatan.

Acara itu turut dihadiri KSAU, Wakil KSAL Laksamana Madya Ahmadi Heri Purwono, dan Wakasad. Agus Ketidakhadiran KSAL saat itu lantaran harus memimpin langsung pasukan laut dari atas kendaraan tempur (Ranpur) amphibi jenis LVT-7A1 yang juga bagian dari Latma Super Garuda Shield. Sedangkan tidak ada penjelasan rinci mengenai kenapa KSAD Dudung memilih tidak hadir dalam acara pembukaan Latma Super Garuda Shield tersebut.

Selanjutnya Kegiatan Latihan Integritas Taruna Wreda Nusantara (Latsitardanus) ke-42 yang digelar di Nusa Tenggara Barat (NTB). Kegiatan tersebut dibuka langsung oleh Andika pada 14 Mei 2022 lalu. Latsitardanus diharapkan dapat bermanfaat untuk terus membangun jiwa sosial kemasyarakatan dari para taruna.

Namun sayangnya lagi-lagi batang hidung Dudung tidak kelihatan. Seperti biasanya, dia diwakili Wakasad. Padahal, seluruh kepala staf TNI hadir. Ditambah lagi kehadiran Wakapolri Komjen Gatot Eddy Pramono, mengingat Latsitardanus ini juga menyasar personel dari unsur kepolisian.

Yang teranyar dan menjadi yang paling ramai dibicarakan adalah agenda Rapat Kerja (Raker) Kementerian Pertahanan dan TNI bersama Komisi I DPR RI, Senin (5/9). Sedianya rapat itu digelar untuk membahas RKA Kemenhan/TNI untuk Tahun Anggaran (TA) 2023.

Baca juga : Beringin Dukung, Tapi Kasih Syarat

Sama seperti rapat-rapat DPR lainnya, sejumlah pertanyaan lain terkait dengan kerja-kerja Kemenhan dan TNI pun turut dibahas dan ditanyakan anggota kepada perwakilan Kemenhan dan TNI yang hadir dalam rapat.

Rapat itu dipimpin Ketua Komisi I Meutya Hafid. Andika Perkasa selaku Panglima TNI hadir bersama KSAU Fadjar dan KSAL Yudo. Sementara Prabowo diwakili oleh M Herindra dan Dudung diwakili oleh Wakasad Agus.

Meutya menerangkan ketidakhadiran Prabowo karena sedang mendampingi Presiden Jokowi di Istana Bogor. Sementara Dudung melaksanakan kunjungan ke wilayah Kodam II Sriwijaya dalam rangka pemeriksaan kesiapan operasi Satgas Yonif. Meski telah dijelaskan, anggota Komisi I DPR Effendi Simbolon menyebut sering tak hadirnya Dudung dalam agenda rapat bersama DPR karena adanya isu keretakan hubungan dengan Andika.

Berikutnya ada lagi peristiwa yang faktanya salah satu di antara Andika atau Dudung absen. Yaitu upacara Penetapan Komponen Cadangan (Komcad) Tahun Anggaran 2022. Acara yang digelar di Pusat Pendidikan dan Latihan Pasukan Khusus (Pusdiklatpassus), Batujajar, Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat, itu hanya dihadiri Dudung. Sedangkan Andika absen.

Melihat fenomena ini, anggota Komisi I DPR Bobby Adithyo Rizaldi miris. Dia mendesak keduanya segara memperbaiki hubungan. Tunjukan ke publik bahwa hubungan keduanya tidak ada masalah. "Ke depan perlu segera KSAD muncul di publik bersama Panglima agar jangan ada spekulasi disharmoni di publik," ucap Bobby, kemarin.

Menurut politisi partai Golkar itu, masyarakat tidak bisa disalahkan bila menduga hubungan Panglima dan KSAD retak. Pasalnya, kedua jenderal bintang empat itu jarang terlihat jalan bareng dalam menyukseskan program militer.

Baca juga : Berikan Layanan Prima Bagi Peserta, ASABRI Gandeng Pegadaian

"Seringnya KSAD tidak hadir dalam acara-acara bersama Panglima, seperti di latihan Garuda Shield di Martapura, atau rapat di DPR memang rentan disalahartikan publik," aku dia.

Sedangkan Pengamat Militer dan Pertahanan, Connie Rahakundini semakin yakin keduanya memang tidak akur. Dia khawatir sikap Andika dan Dudung bakal berdampak kepada institusi TNI. Karena itu, dia mengharuskan keduanya segera menyelesaikan masalah ini agar tidak muncul opini persaingan antara Andika dan Dudung.

"Paling fatal ini akan bisa memecah belah TNI, tidak hanya antara Panglima dan KSAD, tapi bisa juga kepada seluruh prajurit TNI. Karena ini akan berdampak tidak sehat pada pasukan, apalagi ini akan berdampak pada kohesi dan integrasi angkatan," sebut Connie.

Terpisah, mantan Panglima TNI Jenderal (Purn) Moeldoko beranggapan pandangan berbeda antara  Panglima dan KSAD merupakan hal biasa. "Biasa hubungan atasan bawahan, kadang-kadang ada pandangan yang berbeda karena memang dua institusi itu bajunya sama mungkin, tetapi ada bidang tugas yang berbeda," tukas Moeldoko saat ditemui di Museum Kebangkitan Nasional.

Menurut Kepala Kantor Staf Presiden itu, adanya pandangan berbeda karena tugas serta wewenang Andika dan Dudung berbeda. Sehingga memungkinkan memicu adanya tumpang tindih kewenangan. "Jadi nggak ada masalah itu. Kita berdebat di ruangan sidang di ruangan Panglima itu biasa," pungkas dia.

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.