Dark/Light Mode

Kekhawatiran Presiden Jadi Kenyataan

Urusan Beras Pabaliut

Kamis, 15 September 2022 06:50 WIB
Presiden Jokowi. (Foto: Instagram @Jokowi).
Presiden Jokowi. (Foto: Instagram @Jokowi).

 Sebelumnya 
"Dalam memperkuat ketahanan pangan, revitalisasi penggilingan padi menjadi sangat penting. Hal itu menjadi bagian dari upaya kita untuk memperbaiki kuantitas dan kualitas sektor pertanian kita," kata Syahrul, lewat akun Instagramnya @syasinlimpo.

Terkait masuknya 5 provinsi ke level rawan beras ini diungkap Menko Perekonomian Airlangga Hartarto dalam Rapat Koordinasi Pusat dan Daerah Pengendalian Inflasi Tahun 2022, kemarin. Menurut Airlangga, level rawan ini bukan berarti tidak aman. Dalam paparannya, ada tiga level ketersediaan stok pangan. Pertama, aman atau tersedia. Kedua, rawan. Ketiga, rentan atau tidak aman.

Baca juga : Krisis Iklim Lebih Ngeri Dari Pandemi Covid-19

"Ada di 5 provinsi rawan (stok beras). Di Riau, Babel (Bangka Belitung), Kepulauan Riau, Maluku Utara, dan Papua Barat," kata Airlangga, kemarin.

Di tempat yang sama, Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo heran mendapat laporan harga beras naik di tengah stok yang berlimpah. Apalagi, seperti diketahui, Indonesia baru saja didapuk penghargaan swasembada beras dari International Rice Research Institute (IRRI). "Kita juga ada kelebihan beras tapi kenapa harga beras ini naik?" herannya.

Baca juga : Presiden Minta Daerah Pakai APBD Untuk Atasi BBM Naik

Perry berpandangan, naiknya harga beras ini dikarenakan daerah-daerah yang memiliki kelebihan pasokan tidak saling bekerja sama dengan daerah-daerah yang kekurangan. Ia meyakini, jika antar daerah saling bersinergi untuk mengisi daerah-daerah yang kekurangan pasokan, kenaikan harga pangan tidak akan terjadi. "Kerja sama antar daerah menjadi sangat penting," tekannya.

Pengamat Kebijakan Publik dari Universitas Trisakti Trubus Rahadiansyah melihat, biang kerok kerawanan dan naiknya harga beras ada di masalah distribusi dan ego sektoral antar daerah. "Faktor utamanya di distribusi. Karena ada daerah yang melimpah beras dan ada daerah yang kekurangan beras. Kemudian ada ego sektoral," ucapnya.

Baca juga : Dialog Kebangsaan Perindo, TGB: Persatuan Jadi Penyelamat Bangsa

Dengan infrastruktur yang sudah bagus seperti sekarang, lanjut Trubus, harusnya proses distribusi itu lebih gampang. “Dulu bisa alasan jauh dan mahal. Harusnya sekarang sudah terpenuhi. Untuk distribusi antar pulau, juga ada tol laut," pungkasnya. [SAR]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.