Dark/Light Mode

Kasih Kuliah Di USU, Karjono BPIP: Mahasiswa Agen Perubahan Bangsa

Senin, 19 September 2022 19:44 WIB
Wakil Kepala Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) Karjono Atmoharsono. (Foto: Ist)
Wakil Kepala Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) Karjono Atmoharsono. (Foto: Ist)

RM.id  Rakyat Merdeka - Tugas mahasiswa tidak cukup pada aspek akademis saja. Perlu pembekalan karakter yang religius, kreatif, dan nasionalis.

Hal ini disampaikan Wakil Kepala Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) Karjono Atmoharsono saat memberikan Kuliah Umum Mata Kuliah Wajib Kurikulum (MKWK) Tahun 2022 terhadap 6 ribu lebih mahasiswa, dosen, dan tenaga pendidikan. Atas kerja sama dengan Laboratorium Ilmu Dasar dan Umum (LIDA) Universitas Sumatera Utara, webinar ini berlangsung pada Senin (19/9).

"Selamat kepada mahasiswa baru yang lolos seleksi dan kuliah di USU. Namun tidak cukup berhenti disitu saja. Mahasiswa adalah penerus estafet kepemimpinan Bangsa. Mahasiswa idealnya membekali diri dengan iman dan takwa. Untuk menjadi individu hebat maka syaratnya selain pinter dan juga harus bener," buka Karjono, mewakili Kepala BPIP Yudian Wahyudi.

Baca juga : Kepala BNPT Ajak Mahasiswa STIK-PTIK Lakukan Transformasi Kebangsaan

Menurut pria asal Klaten, Jawa Tengah ini, ada 6 ciri khas mahasiswa atau pelajar Pancasila. Yakni beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berkebinekaan global, bergotong royong, mandiri, kreatif, dan bernalar kritis.

“Perguruan Tinggi itu tempat strategis untuk mengkader pemimpin yang berkarakter. Memperkuat atau mempertahankan ideologi, dasar negara dan falsafah bangsa, serta NKRI. Melalui Pancasila dalam tindakan," terang Karjono.

Lebih lanjut, ia menekankan 3 aspek yang harus dikuasai generasi zaman now. Yakni kemampuan bela negara, revolusi mental, dan pemahaman terhadap 4 Pilar Negara Kebangsaan Indonesia (Pancasila, Bhinneka Tunggal Ika, NKRI dan UUD 1945).

Baca juga : Muhammadiyah: Prof Azyumardi, Sang Intelegensia Begawan Bangsa

"Kalau adik-adik menjalankan Tri Dharma Perguruan Tinggi, bertoleransi, khusyuk beribadah, itu sudah menjalankan nilai-nilai Pancasila," seloroh Wakil Sekretaris Majelis Ulama Indonesia (MUI) ini.

Karjono juga menyampaikan hasil survei Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) terhadap milenial. Dimana 85 persen rentan terpapar radikalisme, 12,1 persen pria dan 12,3 persen wanita berpotensi terpapar radikalisme.

Begitu pula hasil survei Center Strategic and International Studies (CSIS). Dipaparkan Karjono, generasi milenial di usia 17-29 tahun sangat rendah ketertarikan dalam membaca, membahas isu sosial politik, dan menulis. Selain itu, aktivitas sosial masih rendah. "Ini artinya generasi milenial semakin individual. Mari kita sadari bersama. Jangan dibiarkan," pesannya.

Baca juga : Pesan BPIP Ke Mahasiswa: Waspadai Pengaruh Ideologi Transnasional

Secara khusus, Karjono mengajak civitas akademika USU untuk bermedia sosial yang santun, dengan tidak menyebarkan berita hoaks dan ujaran kebencian. Hidup wajib bertoleransi, melestarikan budaya, memakai produk Indonesia, berprestasi mengharumkan nama bangsa.

"Mahasiswa itu pemuda, agen perubahan kepemimpinan bangsa.Terpenting adik-adik USU ini untuk membangun karakter, kepribadian, kepatuhan, ketakwaan, dan gotong royong," tegas Karjono.

Kuliah umum ini turut dihadiri oleh Rektor USU Muryanto Amin , Kepala LIDA USU Timbangen Sembiring, Guru Besar Emeritus Franz Magnis Suseno, Ahmad Zuhri, Dosen STAI Abdul Halim dan Hasan Al Islahiyah.

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.