Dark/Light Mode

SBY-JK-Paloh Apa Bisa Koalisi

Kamis, 22 September 2022 08:01 WIB
Anies Baswedan dan Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) berfoto bersama Jusuf Kalla (JK), Surya Paloh dan Achmad Syaikhu. (Foto: Ist)
Anies Baswedan dan Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) berfoto bersama Jusuf Kalla (JK), Surya Paloh dan Achmad Syaikhu. (Foto: Ist)

RM.id  Rakyat Merdeka - Duet Anies Baswedan-Agus Harimurti Yudhono (AHY) diprediksi banyak kalangan akan jadi lawan berat bagi pasangan lain di Pilpres 2024. Apalagi, kalau tiga tokoh yang dikenal piawai dalam dunia politik seperti SBY-JK-Paloh, benar-benar bersatu mendukung pasangan ini. Pertanyaannya, apakah SBY-JK-Paloh benar-benar bisa berkoalisi? Dan cukup saktikah ketiganya memenangkan duet Anies-AHY? Kita lihat saja.

Duet Anies-AHY yang sebelumnya sempat redup, kini mulai menyala lagi usai foto keduanya sedang bersama Wakil Presiden ke-10 dan 12, Jusuf Kalla (JK) dan Ketum Partai NasDem, Surya Paloh beredar di media sosial. Apalagi foto itu muncul di tengah isu NasDem-Demokrat-PKS sedang bersiap-siap untuk berkoalisi.

Sayangnya, hingga kini, duet tersebut masih sebatas wacana. Tiga parpol pendukungnya juga belum resmi berkoalisi. Publik masih menunggu gebrakan dari SBY-JK-Paloh untuk memuluskan jalan bagi Anies-AHY menuju 2024.

Baca juga : Ini Jemaah Yang Bisa Dibadalhajikan

Lantas, apa pengaruh dari 3 tokoh itu? "Yang jelas, demokrasi akan semakin semarak dan menarik, tapi bukan mengancam (koalisi lain)," kata Direktur Eksekutif Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC), Sirojudin Abbas menanggapi pertanyaan Rakyat Merdeka, terkait peran SBY, JK, dan SP jika berkoalisi memenangkan Anies-AHY.

Dia bilang, ketiga tokoh tersebut memang pantas menjadi king maker. Dikarenakan cerdas dalam meracik ramuan kemenangan. Ditambah lagi magnet politiknya kuat. Artinya pendukungnya masih banyak. Ditambah lagi dengan kekuatan finansial dari 3 tokoh tersebut.

"Ketiganya akan menambah kredibilitas calon sekaligus membuka akses ke berbagai jaringan pemilih," tambahnya.

Baca juga : Kalah Lawan Depp, Heard Tak Bisa Bayar Kompensasi

Namun, lanjut Abbas, pengusung bukan faktor utama yang membuat pemilih tertarik. "Pilpres itu kan kompetisi terbuka. Jadi faktor kualitas aktor utama, yakni calon presiden, masih lebih kuat ketimbang faktor pendukung," tandas dia.

Pengamat politik dari Universitas Airlangga, Prof Kacung Marijan menyebut Pemilu Langsung mengartikan rakyat yang berdaulat. Dengan demikian, soal keterpilihan bukan semata-mata karena parpol yang mencalonkan, melainkan soal dukungan publik kepada kandidat yang ada.

"Namun lagi-lagi yang terpenting adalah koalisi merupakan pintu untuk mencalonkan," tegas Kacung.

Baca juga : Kesalahan Kecil Bikin Persija Keok Lagi

Direktur Eksekutif Indobarometer, Muhammad Qodari mengaku yakin, bila Sby-JK-Paloh akan bersatu demi mendukung Anies-AHY. "Memang pada hari ini kalau bicara situasi politik, utak-atiknya kan ada potensi koalisi antara Demokrat, PKS, dan NasDem," jelas Qodari.
 Selanjutnya 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.