Dark/Light Mode

Krisis Pangan Global Tak Menimpa Indonesia

Jokowi Ngajak Bersyukur

Minggu, 2 Oktober 2022 06:30 WIB
Presiden Jokowi (Foto: Humas Setkab/Teguh)
Presiden Jokowi (Foto: Humas Setkab/Teguh)

RM.id  Rakyat Merdeka - Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengingatkan rakyat untuk bersyukur. Karena krisis pangan global tidak menular ke Indonesia.

Menurut Presiden Jokowi, rakyat Indonesia sangat beruntung karena krisis pangan global tidak menular ke Indonesia. Kata dia, sebanyak 345 juta orang di 82 negara menderita kekurangan pangan akut.

“Bapak, ibu, masih bisa setiap hari ke restoran,” ujarnya dalam UOB Economic Outlook 2023, Kamis (29/9).

Baca juga : Indonesia Bersiap Menuju Endemi

Jokowi menyebut, ada sebanyak 19.700 orang meninggal setiap hari karena kelaparan. Jumlah ini diyakini bakal terus bertambah, mengingat krisis pangan global belum juga usai. “Alhamdulilah patut bersyukur, pangan kita masih cukup memberikan kita makan setiap hari,” terangnya.

Presiden mengatakan, kondisi ini menjadi alasan Pemerintah menggebu-gebu membangun food estate (lumbung pangan). Soalnya, jika pasokan pangan berlimpah, maka Indonesia sekaligus bisa meningkatkan kinerja ekspor.

“Sejak 2019 kita telah swasembada beras dan sistem ketahanan pangan kita dinilai baik. Ini yang terus kita jaga, syukur-syukur kita kelebihan produksi yang banyak,” jelas Jokowi.

Baca juga : Gugatannya Ditolak MK, Pengacara PKS Tetap Bersyukur

Namun Guru Besar Ilmu Gizi Fakultas Ekologi Manusia Institut Pertanian Bogor (IPB), Prof. Drajat Martianto mengingatkan, meski kondisi ketahanan pangan Indonesia masih tergolong baik, tapi terjadi penurunan dalam ketahanan pangan. Dia bilang, posisi Indonesia di Global Food Security Index mengalami penurunan.

“Tantangan terbesar bangsa Indonesia saat ini bukan lagi kurang energi dan protein, tetapi kelaparan tersembunyi (the hidden hunger),” katanya.

Yaitu, berupa defisiensi zat gizi mikro, khususnya defisiensi zat besi, yodium, asam folat, seng, vitamin A, dan zat gizi mikro lainnya.

Baca juga : Banteng Tak Rela Jika Jokowi Diwapreskan

Drajat menjelaskan, penelitian menun­jukkan hanya 1 persen rakyat Indonesia yang tidak mampu mengakses pangan makro (yang mengandung karbohidrat). Namun, yang menjadi masalah adalah hampir 50 persen penduduk Indonesia kekurangan sayuran, buah-buahan, pangan hewani dan kacang-kacangan.

“Kualitas konsumsi pangan kita belum baik. Penelitian menunjukkan 1 dari 2 penduduk Indonesia tidak mampu mem­beli pangan hewani, buah, dan sayuran. Mereka (50 persen penduduk) mengalami kelaparan tersembunyi,” jelas dia.

Drajat menjelaskan, disebut kelaparan tersembunyi karena seringkali tanda-tandanya tidak nampak, tapi sesungguh­nya dampaknya sangat besar. “Zat gizi mikro telah terbukti sebagai unsur gizi penting untuk peningkatan produktivitas kerja, kecerdasan, dan imunitas,” ungkap Drajat.
 Selanjutnya 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.