Dark/Light Mode

Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
Anies & Muhaimin
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
Prabowo & Gibran
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
Ganjar & Mahfud
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU

NU Harus Dikelola Laksana Pemerintahan

Gus Yahya: Kemaslahatan Umat Tanggung Jawab Kita

Senin, 17 Oktober 2022 20:26 WIB
Ketua Umum PBNU KH Yahya Cholil Staquf (kanan) dan Rais Aam KH Miftachul Achyar dalam acara pembaiatan para instruktur nasional PMKNU di Jakarta, Senin (17/10). (Foto: Dok. NU)
Ketua Umum PBNU KH Yahya Cholil Staquf (kanan) dan Rais Aam KH Miftachul Achyar dalam acara pembaiatan para instruktur nasional PMKNU di Jakarta, Senin (17/10). (Foto: Dok. NU)

RM.id  Rakyat Merdeka - Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNUKH Yahya Cholil Staquf atau Gus Yahya, memberi amanat kepada para instruktur nasional Pendidikan Menengah Kepemimpinan Nahdlatul Ulama (PMKNU), yang dibaiat hari ini, Senin (17/10).

 

Rais Aam KH Miftachul Achyar (duduk, kedua kiri) dan Wakil Ketua Umum PBNU H Nusron Wahid (duduk, kedua kanan).dalam acara pembaiatan para instruktur nasional Pendidikan Menengah Kepemimpinan Nahdlatul Ulama (PMKNU) di Gedung PBNU, Jakarta, Senin (17/10). (Foto: Dok. NU)

 

Mereka diingatkan, bahwa sebagai jam'iyah keagamaan dan kemasyarakatan, NU harus dijalankan laksana penyelenggaraan pemerintahan.

“Kita harus mengoperasionalkan NU sebagai imarah,” kata Gus Yahya dalam acara yang dihadiri Rais Aam KH Miftachul Akhyar dan Wakil Ketua Umum H Nusron Wahid.

Acara pembaiatan bertajuk “Merawat Jagat Membangun Peradaban" yang dipimpin Rais Aam ini digelar di Gedung PBNU, Jl Kramat Raya 164 Jakarta. 

Terkait hal tersebut, Gus Yahya menegaskan pentingnya semua langkah, yang dapat memastikan bahwa semua kader PMKNU dapat memahami NU secara akurat dan menyeluruh.

Baca juga : Mahfud Ingatkan Soal Tanggung Jawab Moral

Mantan Juru Bicara Presiden Gus Dur itu mengatakan, eksistensi NU harus bisa menjadi solusi bagi bermacam persoalan, yang dihadapi umat dan masyarakat. 

"NU harus kita pahami dengan akurat. Dipahami seluruhnya, fungsinya, dan kedudukannya di tengah-tengah umat dan masyarakat. Itu harus menjadi solusi,” harap Pengasuh Pondok Pesantren Raudlatut Thalibin Leteh, Rembang, Jawa Tengah ini. 

Menurutnya, NU harus dipahami sebagai sebuah wujud yang utuh, sebagaimana diinginkan para muassis.

Gus Yahya berpendapat, untuk menggambarkan NU, setidaknya ada tiga hal yang menurutnya harus dipahami oleh para kader tentang ormas Islam tersebut. Yakni NU sebagai imarahri'ayah, dan thariqah.

 “Pertama, NU ini adalah imarah. NU adalah entitas aktor yang memegang urusan orang banyak. Ini termasuk kategori ulil amri (pemerintah),” jelas Gus Yahya. 

Saat ini, lanjutnya, NU sedang berusaha mengembangkan makna imarahnya secara lebih substansial dan luas jangkauannya.

Kedua, NU sebagai ri'ayah  yang bertugas mengayomi dan memelihara umat.

Baca juga : Duet Ganjar-Airlangga Bakal Bentuk Pemerintahan Yang Kuat

Ri'ayah menegaskan, kehadiran NU sebagai imarah memiliki peran dan tujuan yang jelas, dalam mengurusi urusan umat dan masyarakat.

“Kita ingin, operasionalisasi NU dalam mengurus urusan masyarakat bisa konkrit dan nyata. Supaya kita betul-betul hadir, sebagaimana seharusnya imarah,” terang Gus Yahya.

Karena itu, kesadaran yang tengah dibangun kepada para kader NU, merupakan bentuk tanggung jawab kepada imarah.

NU bertanggung jawab kepada jamaah-jamaahnya dalam berbagai aspek. 

“Kita ini sedang membangun sistem nasional laksana pemerintah. Nation system of government. Jika klaim kader itu urusan dakwah, maka tanggung jawab kita kepada jamaah adalah tentang dunia perdakwahan. Begitu pun dengan klaim-klaim lainnya,” beber Gus Yahya. 

Baginya, kemaslahatan umat menjadi tanggung jawab bersama. Tujuan NU yang pokok adalah terwujudnya kemaslahatan umat dan kebaikan. Serta memurnikan paham ajaran Islam sebagai pedoman ibadah kepada Allah SWT. 

Yakni paham ahlussunnah wal jamaah, mencerdaskan ummat secara mandiri, dan menjalankan usaha memperoleh rezeki yang halal.

Baca juga : Gus Halim Pastikan Peningkatan Kapasitas Dan Jaminan Kesejahteraan

"Maslahat mereka menjadi tanggung jawab kita,” ujar kiai kelahiran Rembang, Jawa Tengah 16 Februari 1966.

NU sebagai thariqah, diwariskan dengan jaminan orang-orang yang secara estafet memegang sanad sampai Nabi Muhammad SAW.

Sanad yang terhubung itu harus dipraktikkan dan dirasionalisasikan ketersambungannya.

"Dalam konsep NU sebagai thariqah untuk menjalani agama Islam, kita harus menjalani agama ini dalam satu thariqah yang jelas. Nggak bisa ngarang sendiri,” terang kakak kandung Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas ini.

"Kita ikut NU, karena kita hati-hati dalam soal agama. Sebagaimana peringatan, jangan sembarangan memilih (ajaran) agama,” tandas Gus Yahya. ■

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.