Dark/Light Mode

Kasus Gagal Ginjal Misterius Pada Anak Naik Terus

Prof. Tjandra Sarankan Investigasi Dengan WHO Outbreak Toolkit

Selasa, 18 Oktober 2022 09:05 WIB
Prof. Tjandra Yoga Aditama (Foto: Khairizal Anwar/RM)
Prof. Tjandra Yoga Aditama (Foto: Khairizal Anwar/RM)

RM.id  Rakyat Merdeka - Mantan Direktur WHO Asia Tenggara Prof. Tjandra Yoga Aditama menyoroti kasus gangguan ginjal akut atipikal atau gangguan ginjal akut misterius pada anak, yang dilaporkan terus meningkat.

Total kasusnya, kini sudah bertambah menjadi 152 orang. Atau bertambah 6 kasus dibanding sebelumnya, yang hanya tercatat 146.

"Perlu dilakukan upaya maksimal, untuk menyelidiki kejadian ini. Agar hal yang misterius dapat segera terjawab. Apa sebenarnya yang menjadi penyebab, dan bagaimana penanggulangannya?" kata Prof. Tjandra dalam keterangannya, Selasa (18/10).

Dia menjelaskan, untuk menangani kejadian ledakan penyakit, WHO sudah mempunyai berbagai pedoman. Antara lain, dalam bentuk WHO Outbreak Toolkit.

Baca juga : Tren Kasus Gagal Ginjal Akut Pada Anak Meningkat, Prof. Tjandra Sarankan 8 Hal Ini

"Bentuk investigasi yang dilakukan untuk mengetahui hal misterius ini, meliputi bagaimana jawaban pada enam pertanyaan, yang masing-masing dirinci lagi dalam 2 atau 3 hal," urainya.

Enam prinsip dasar ini dapat juga digunakan untuk menganalisis gangguan ginjal, yang kini cukup meresahkan masyarakat kita.

Pertama adalah who, siapa yang terserang penyakit ini. Terkait hal ini, ada tiga rincian yang dapat menjelaskan. Yakni faktor demografi seperti umur dan jenis kelamin, paparan rinci tentang gejala dan tanda penyakit pada masing-masing pasien, serta jumlah kasus dan kematian yang sebenarnya terjadi. Bukan hanya yang terlaporkan saja.

Kedua adalah where. Pertanyaan ini juga diurai dalam tiga hal utama, yang meliputi tempat kejadian (apakah di rumah sakit, atau di klinik, di daerah rural atau urban, atau mungkin daerah pengungsian),  gambaran epidemiologis tempat /area yang melaporkan kasus, dan seberapa luas area yang ada pasien nya. Atau, ke mana saja perluasan kejadian penyakit itu terjadi.

Baca juga : Musim Banjir, Prof. Tjandra Ingatkan Pentingnya Antisipasi Penyakit Menular

Ketiga adalah what. Pertanyaan ini dijabarkan menjadi dua hal. Apa sebenarnya penyakitnya dan apa penyebab kematiannya. Di samping juga mempertanyakan adanya produk tertentu yang diduga menjadi penyebab penyakit. Atau barangkali kebiasaan tertentu, dan juga mungkin pencemaran lingkungan.

Keempat adalah how. Ada tiga hal yang harus dijelaskan terkait hal ini. Harus dicari, apakah ada hubungan/ kesamaan antara kasus-kasus yang ada. Baik pola etnik, kebiasaan, riwayat penyakit, makanan, pola tempat tinggal dan sebagainya.

Juga harus dicari tahu, berapa banyak masyarakat yang berisiko jatuh sakit. Di samping kasus yang sudah ada.

"Perlu juga dicek, apakah ada suatu kejadian khusus sebelum mulai dilaporkannya lonjakan kasus seperti sekarang ini," ujar Prof. Tjandra, yang juga Direktur Pasca Sarjana Universitas YARSI/Guru Besar FKUI.

Baca juga : Mantan Menpora Agung Laksono: Lakukan Investigasi dan Perbaiki Sepak Bola Indonesia

Kelima adalah tentang kapasitas respon mengatasi keadaan. Dalam konteks ini, kita harus mencari tahu, bagaimana kemampuan laboratorium dan rumah sakit di berbagai daerah yang terkena.

Cari tahu, sarana dan prasana apa yang pertama kali diperlukan. Serta harus dicek, apakah ada upaya untuk mencegah penambahan kasus.

Keenam adalah tentang persepsi. Setidaknya, ini bisa diuraikan dalam dua aspek. Bagaimana kesan petugas lapangan yang menangani kasus, dan juga tim investigasinya. Di samping juga harus menggali, apakah ada informasi lain yang dapat diperoleh di lapangan.

"Mudah-mudahan, keenam pertanyaan dari WHO Outbreak Toolkit ini dapat sedikit banyak membantu. Sehingga masalah gangguan ginjal akut atipikal/misterius ini dapat segera diselesaikan dengan baik," tutur mantan Dirjen Pengendalian Penyakit serta eks Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan (Kabalitbangkes). ■

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.