Dark/Light Mode

Klaim Luhut

Negara Maju Pun Minta Bantuan RI

Senin, 7 November 2022 06:40 WIB
Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut B. Panjaitan.
Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut B. Panjaitan.

 Sebelumnya 
"Sembari menatap awan mendung dari dalam pesawat yang saya tumpangi, saya berpikir ada untungnya juga Indonesia menyandang Presidensi G20 di masa-masa sekarang ini. Mengapa? Inilah saat yang tepat membuktikan kepada dunia atas resiliensi ekonomi bangsa terhadap krisis," ungkap Luhut.

Guru Besar Hukum Internasional Universitas Indonesia Hikmahanto Juwana menduga, yang dimaksud Luhut kemungkin permintaan pemimpin negara maju ke Jokowi untuk memfasilitasi pertemuan untuk mengakhiri perang antara Rusia dan Ukraina. Sebab, perekonomian dunia akan bergerak jika perang Rusia-Ukraina berhenti. Terlebih, pimpinan negara maju akan bertemu langsung dalam KTT G20 di Bali, 15-16 November nanti.

Baca juga : Ayo, Atasi Pungli Di Layanan Publik

"Di situlah pentingnya Presiden Jokowi yang sedang menjadi Presidensi G20 dan tuan rumah. Jokowi diharapkan agar bisa memastikan kepala pemerintahan, dan kepala negara seperti Putin, Biden, Xi Jin Ping, dan Zelensky untuk hadir," terang Hikmahanto.

Pengamat hubungan internasional Dinna Prapto Raharja menilai, negara maju berharap, melalui posisi politik luar negeri Indonesia sebagai salah satu pasar dunia dan memiliki peranan penting dalam politik kawasan. Setidaknya ada dua faktor. Pertama, keputusan Indonesia selama ini dipertimbangkan untuk mengimbangi kekuatan yang bertentangan di ASEAN dan APEC. Artinya, dalam konteks perang Rusia-Ukraina dan G20, ada harapan Indonesia jadi penyeimbang kekuatan yang bertentangan di tataran global. Seperti Amerika maupun sekutunya, Rusia, dan China.

Baca juga : Surabaya Punya 530 Titik Layanan Baca

Kedua, posisi geografis Indonesia di kawasan sangat dinamis dalam pertarungan politik, ekonomi, dan senjata. "Yang bisa dilakukan adalah cermat dalam bertindak, tapi selalu di depan untuk menginspirasi jalan diplomasi dan multilateral selalu menjadi pilihan negara-negara lain," terang Dinna.

Di dunia maya, warganet penasaran dengan negara mana yang meminta bantuan Jokowi. Mereka meminta Luhut untuk menyebutkannya. "Coba ngomong, negara mana, minta bantuan apa? Yang jelas, kalau tak jelas, berarti ngarang," tantang @FadjarSidik6.

Baca juga : Nggak Ada Yang Mau Minta Maaf Nih...

Sedangkan akun @QuestMe88 tidak setuju dengan pernyataan Luhut bahwa negara maju meminta bantuan secara personal ke Jokowi. "Yang dimintai itu Indonesianya, bukan Jokowinya. Haduh, kacau," tulisnya. [MEN]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.