Dark/Light Mode

Kondisi Jasad Brigadir J Diungkap Sopir Ambulans

Mulut Masih Pakai Masker, Darah Bercucuran Dari Kepala

Selasa, 8 November 2022 06:40 WIB
Brigadir J. (Foto Istimewa)
Brigadir J. (Foto Istimewa)

 Sebelumnya 
"Jenazah sudah di kantong?" tanya hakim. "Belum. Masih tergeletak berlumuran darah, Yang Mulia," jawab Syahrul.

Syahrul melihat dada kiri Yosua bolong akibat luka tembak. Dia lalu diminta mengecek nadi Yosua. "Saya disuruh oleh salah satu anggota untuk cek nadinya. Saya cek nadi di leher dan tangan, memang tidak ada Yang Mulia," imbuhnya.

Kemudian, di persidangan Syahrul ditunjukkan potret kondisi jenazah Yosua. Potret tersebut tampak seperti yang ia saksikan saat melakukan evakuasi. "Wajahnya ditutupi masker?" tanya hakim lagi. "Iya," jawab Syahrul. "Warna hitam seperti ini?" tanya hakim. "Iya, Yang Mulia," lanjut Syahrul yang mengenakan kemeja kotak-kotak itu.

Baca juga : Banding Ditolak, Sambo Masih Berusaha Cari Celah

Usai memastikan nadi Yosua terhenti, Syahrul lalu bergegas mengambil kantong jenazah. Setelah jenazah dimasukkan ke ambulans, Syahrul ditemani seorang anggota polisi bergegas ke RS Polri.

Sampai di RS Polri, Syahrul heran karena diarahkan membawa jenazah ke Instalasi Gawat Darurat (IGD). Menurut dia, hal itu janggal karena biasanya jenazah langsung dibawa ke kamar mayat atau forensik.

"Saya bertanya, ‘Pak izin kok IGD dulu, biasanya kalau saya langsung ke kamar jenazah, forensik’. Polisi itu juga nggak tahu maksudnya, yang jelas kita disuruh ikuti perintah aja," ucap Syahrul.

Baca juga : Rekonstruksi Pembunuhan Brigadir J, Sambo Dibawa Ke TKP Pakai Kendaraan Taktis

Sesampainya di ruang IGD, petugas pun kaget. Karena yang dibawa Syahrul orang yang tidak bernyawa. Makanya, petugas IGD meminta Syahrul untuk langsung ke kamar jenazah. "Saya mengarah ke kamar jenazah," lanjutnya.

Beberapa saat kemudian, ketika Syahrul hendak pamit pulang, ia ditahan salah seorang petugas. Ia pun menuruti arahan tersebut dan menunggu di dekat masjid rumah sakit. Ketika merasa haus dan lapar, ia tidak diperkenankan mencari makan dan minum. Syahrul dibelikan sate dan minum oleh petugas dimaksud.

"Saya tunggu di masjid, Yang Mulia, di samping tembok sampai mau Subuh," cerita Syahrul.

Baca juga : Kadernya Jadi Buronan KPK, Demokrat Minta Bupati Mamberamo Tengah Tak Lari Dari Masalah

"Mau Subuh Saudara nunggu?" tanya hakim menegaskan. "Iya, Yang Mulia," sambung dia. "Kenapa Saudara disuruh nunggu sampai Subuh?" tanya hakim. "Nggak tahu," sahut Syahrul.

Nahasnya, sudah nunggu berjam-jam, dirinya mengaku tidak menerima bayaran lebih selain biaya mobil ambulans dan cuci mobil. [UMM]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.