Dark/Light Mode

Kerahkan Semua Bantuan

Ayo Urusin Gempa, Stop Urusan Politik

Rabu, 23 November 2022 08:01 WIB
Kondisi bangunan yang hancur karena gempa Cianjur. (Foto: Antara)
Kondisi bangunan yang hancur karena gempa Cianjur. (Foto: Antara)

RM.id  Rakyat Merdeka - Ribuan korban yang terdampak gempa bermagnitudo 5,6 di Cianjur, sangat membutuhkan bantuan mendesak. Di hari kedua kemarin, bantuan memang mulai berdatangan, tapi jumlahnya sangat terbatas. Di banyak lokasi, masih banyak warga yang membutuhkan tenda pengungsian, air bersih, makanan cepat saji, dan makanan balita. Dalam situasi begini, kerahkan semua bantuan dan fokus urusin gempa, urusan politik setop dulu. 

Gempa yang mengguncang Cianjur pada Senin siang lalu, membuat warga trauma. Banyak warga yang enggan pulang ke rumahnya karena khawatir terjadi gempa susulan. Apalagi seharian kemarin, getaran gempa masih terasa meski dengan magnitudo yang kecil. 

Warga Kampung Garogol, Desa Cibulakang, Cianjur misalnya, memilih mengungsi di kebun atau halaman rumah. Padahal kondisinya masih sangat memprihatinkan. Warga hanya berlindung di bawah selembar terpal seadanya. 

Baca juga : DKI Kirim Bantuan Ke Lokasi Terdampak Gempa Cianjur

Risman, warga Garogol mengatakan, sebenarnya bantuan tenda darurat sudah datang. Namun, hanya beberapa dan sudah penuh. Ia bersama warga lain akhirnyaterpaksa menggelar tenda seadanya di kebun. Saat ini, kata dia, warga membutuhkan air bersih untuk minum. "Stok makanan bayi pun sudah menipis," kata Risman. 

Di Desa Cibeureum, kondisinya tak jauh berbeda. Dua hari setelah gempa, masih banyak warga yang belum menerima bantuan. Padahal Cibeureum adalah salah satu lokasi terparah yang terdampak gempa. 

Di desa ini, puluhan rumah rata dengan tanah dan ratusan orang mengungsi dengan membangun tenda seadanya, tanpa ada dapur umum. Tenda dari terpal berukuran 7x4 meter diisi hingga 50 jiwa. Untuk memenuhi kebutuhan makan, warga patungan lalu membeli mie instan.

Baca juga : KSAL Kirim Pasukan Untuk Bantu Korban Gempa Cianjur

"Untuk sementara tinggal di sini tak apa asal tak hujan. Tapi kami khawatir kondisi anak-anak," ucap Hamdan.

Sampai kemarin, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mencatat korban jiwa akibat gempa Cianjur berjumlah 268 orang. Dari jumlah itu, sebanyak 122 sudah teridentifikasi. Jumlah korban kemungkinan masih bertambah mengingat masih ada korban yang masih dalam pencarian. BNPB juga mencatat sebanyak 1.083 orang luka-luka dan  pengungsi mencapai 58.362 orang. 

Gempa juga merusak rumah dan fasilitas umum serta sejumlah infrastruktur. Tercatat hingga kemarin sore, sebanyak 6.570 rumah rusak berat, 2.071 unit rumah rusak sedang, dan 12.641 rumah rusak ringan. Gempa juga merusak  5 fasilitas kesehatan, 5 tempat ibadah, 13 fasilitas pendidikan rusak, hingga 2 jembatan terdampak. BNPB menargetkan masa tanggap darurat gempa di  Cianjur selesai dalam 7 hari.

Baca juga : KADIN: Pertimbangkan Keberlanjutan Usaha, Kenaikan Upah Harus Tepat Sasaran

Kepala BNPB Suharyanto mengatakan, setelah masa tanggap darurat tuntas, warga tidak perlu lagi tinggal di tenda-tenda pengungsian.  Suharyanto menambahkan, setelah masa tanggap darurat selesai, akan ada masa rehabilitasi dan rekonstruksi bangunan termasuk rumah yang rusak akibat gempa.

"Hunian sementara bisa dibangun berdasarkan dana bantuan-bantuan non-pemerintah atau juga dari pemerintah nanti sesuai dengan situasi dan kondisi," kata Suharyanto.
 Selanjutnya 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.