Dark/Light Mode

Budiman Sujatmiko Cs Didorong Maju Pilpres 2024

Kamis, 22 Desember 2022 17:17 WIB
Ketua Umum Korps Muda Kerakyatan (Komra) Arvindo Noviar. (Foto: Istimewa)
Ketua Umum Korps Muda Kerakyatan (Komra) Arvindo Noviar. (Foto: Istimewa)

RM.id  Rakyat Merdeka - Ketua Umum Korps Muda Kerakyatan (Komra) Arvindo Noviar menilai tokoh-tokoh buah Reformasi 98 memiliki tanggung jawab atas menjamurnya kelompok oligarki di sistim politik Indonesia. Para tokoh reformasi, disarankan menuntaskan perjuangannya melalui kontestasi Pilpres 2024.

"Kami generasi milenial dan generasi Z akan mewakafkan diri kami kepada siapapun tokoh pemuda 1998 yang berani melangkahkan kaki ke Istana. Karena kompleksitas akut negara ini hanya bisa diurai melalui manajemen puncak," ujar Arvindo kepada RM.id, Kamis (22/12).

Arvindo menyebut sejumlah tokoh reformasi yang menurutnya belum tuntas ihwal perjuangan. Yaitu, wakil PDI Perjuangan di Senayan Budiman Sujatmiko, pendiri Partai Gelora Fahri Hamzah, hingga eks politisi Partai Demokrat Anas Urbaningrum.

Ketua Umum Partai Rakyat ini berkelakar, jangan-jangan ketiga tokoh redormasi itu telah redup api perjuangannya karena tergerus usia. Terninabobokan zaman dan berubah menjadi manusia kompromis-reformasi.

Baca juga : Ganjar-Erick Diramal Menang Pilpres 2024

"Maka, jika pada saatnya kekuasaan jatuh pada kami kaum milenial dan Gen Z kelak, jangan salahkan kami jika kami akan kembali mengaktifkan Pulau Buru dan mengantarkan kalian serta para reformis bablasan Orde Baru ke sana sebagai destinasi wisata terakhir kalian," kecamnya.

Kritik Arvindo kepada tokoh reformasi ini bukan tanpa dasar. Asumsinya, mimpi bangsa ini menjadi satu di antara empat negara dan adikuasa di dunia masih jauh panggang dari api.

Indikatornya, mandeknya regenerasi kepemimpinan di Indonesia. Pasalnya, kelompok baby boomers atau generasi yang lahir medio 1946-1964 alias berusia sekitar 58-76 tahun masih memonopoli percaturan politik Indonesia.

Padahal, transisi politik dari rezim otoriter ke reformasi banyak dipelopori generasi di atasnya, yaitu generasi x (1965-1980).

Baca juga : Sandi Siap Maju Pilpres 2024, Posisinya? Terserah Partai...

"Faktanya, Revolusi 1998 yang baru separuh itu dipelopori oleh generasi X tidak bisa ditolak. Ya, generasi X, bukan boomers!" tegasnya.

Bacaannya, Indonesia kini menjadi sangat liberal. Indikatornya, oligarki dapat dengan mudah mengisi jabatan publik yang terindikasi tidak pro terhadap rakyat. Asumsinya, pemuda progresif revolusioner itu terjebak euforia semu sehingga tanpa sadar terpeleset dari revolusi menjadi reformasi.

"Ya, reformis-reformis gadungan bablasan orde baru itulah yang kian memperosokan Indonesia ke bibir jurang kehancuran dengan mengamandemen UUD 1945 menjadi UUD 2002 yang secara derivatif melahirkan ratusan UU yang mengarahkan republik ini ke dalam jebakan mekanisme pasar bebas. Padahal, melarung Indonesia ke lautan neo-liberalisme adalah sikap yang sangat diharamkan oleh para founding fathers kita," geregetnya.

Padahal, katanya, jika menilik pidato Bung Karno yang berjudul Penemuan Kembali Revolusi Kita (1959), kita akan sadar bahwa reformasi berdiri diametral dengan revolusi; kontra-revolusioner.

Baca juga : Kinerja Cemerlang, Erick Thohir Didukung Maju Sebagai Cawapres Di Pemilu 2024

"Di Indonesia sendiri, kita harus berkompromis dengan golongan-golongan yang non-revolusioner: golongan-golongan blandis, golongan-golongan reformis, golongan-golongan konservatif, golongan-golongan kontra-revolusioner, golongan-golongan bunglon dan cecunguk. Sampai-sampai kita, dalam mengorbankan jiwa revolusi ini, meninggalkan Undang-Undang Dasar 1945 sebagai alat-perjoangan! Itu Bung Karno dalam pidato yang berjudul Penemuan Kembali Revolusi Kita (1959)," rincinya.

Namun, katanya, perjuangan belum usai. Mengkoversi keluh kesah menjadi perjuangan adalah sikap seorang kesatria. Arvindo masih percaya ada secercah harapan dari sejumlah tokoh reformasi seperti Budiman Sujatmiko. Harapannya, tokoh muda ini berani maju di Pilpres 2024.

"Saya bersama para milenial dan gen Z akan secara serius menuntut pemuda-pemuda era 1998 untuk menuntaskan perjuangan mereka," pungkasnya. ■

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.