Dark/Light Mode

Persiapkan Pemimpin Futuristik Untuk Hadapi Krisis Multidimensi

Jumat, 17 Februari 2023 10:22 WIB
Koordinator Bidang (Korbid) Dewan Pengurus Pusat Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI) Rasminto menjadi narasumber diskusi publik pengembangan EBT di Banjarmasin. (Foto: Ist)
Koordinator Bidang (Korbid) Dewan Pengurus Pusat Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI) Rasminto menjadi narasumber diskusi publik pengembangan EBT di Banjarmasin. (Foto: Ist)

Dunia saat ini menghadapi krisis multidimensi yang seakan tidak berujung. Faktor inilah diperlukan dalam membentuk kader pemimpin futuristik. Pemimpin yang teruji dengan tekanan dan ujian dinamika yang kompleks dalam perjalanan hidupnya.

Selain itu, pemimpin yang terbiasa dengan kerja-kerja kolaboratif, yang melibatkan diri dengan berbagai kelompok latar belakang, intuisi kedaruratan, kemampuan operasional di daerah perkotaan atau wilayah dengan serba terbatas, memahami situasi dinamika persoalan, dapat menggunakan teknologi untuk kesadaran situasional, mengintegrasikan kekuatan kolaboratif, dan berinteraksi dengan media massa.

Selain itu, tuntutan era kontemporer menuntut pentingnya kemampuan Intelektual dan Kognitif yang dapat membuat keputusan dengan cepat, dalam kondisi yang tidak biasa di tengah situasi yang lebih besar ambiguitas dan ketidakpastian yang tidak dialami oleh sosok pemimpin di masa lalu. 

Maka, pengambilan keputusan dalam kondisi darurat sekalipun membutuhkan beberapa kompetensi intelektual yang mendukung situasi dan kondisi zamannya, yaitu; Penguasaan pola, kemampuan untuk mendapatkan pemahaman situasional, mengelola mental sebaik mungkin, berpikir kritis, dan tentunya kemampuan beradaptasi. 

Dan, pemimpin juga perlu memiliki pemikiran yang multi perspektif dan pengetahuan global untuk menambah informasi dalam mengambil keputusan, terutama dalam ruang lingkup yang tidak dikenalnya. Sehingga Kita harus senantiasa "learning by doing" dan "transfer of knowledge" bagi para pemimpin masa depan, juga berikan keteladanan tentang “cara berpikir kritis, dan bukan apa yang harus dipikirkan”.

Adaptasi Skill Kepemimpinan

Kondisi perkembangan global yang sangat dinamis, sehingga sangat diperlukan adaptasi skill kepemimpinan dalam menghadapi lingkungan kerja yang kontemporer, yakni dengan dihadapkan pada tuntutan kemampuan intelektual dan kognitif. 

Para pemimpin masa depan dituntut untuk senantiasa belajar sepanjang hayat agar memiliki kemampuan strategis dua tingkat di atas dan memiliki kemampuan teknis serta taktis dua tingkat di bawah para staf maupun anggota. Senantiasa menjaga dan meningkatkan keterampilan operasional khusus sesuai jenjang kesejahteraan dan karir (Jahrir) dan passion pemimpin masa depan. Misal keterampilan operasional khusus sebagai aktivis, politisi, birokrat, pengusaha dan lainnya, tentunya para sangat dibutuhkan sebuah roadmap karir masing-masing dari sekarang yang akan membawa kemana karir generasi muda saat ini di masa depan.

Baca juga : Berkat Kepemimpinan Kuat, Realisasi APBD 2022 Meningkat

Selain itu, diharapkan dapat membangun multiperspektif dan pengetahuan global. Sebab, kita lihat saja apa yang terjadi dalam dinamika global katakan konflik perang Rusia dan Ukraina, Indonesia sudah mulai merasakan dampaknya.

Begitu juga pandemi Covid-19 ini, dahulu saat kita menonton adegan-adegan film produksi Hollywood tentang virus Mers, Zika dan virus-virus berbahaya dan mematikan lainnya, seakan hal tersebut seperti adegan fiksi dan imajinatif belaka. Namun, setelah kita rasakan langsung, luar biasa sangat diperlukan multiperspektif dan pengetahuan global dalam penanganannya. 

Tidak cukup hanya pendekatan medis umum, namun diperlukan multidisiplin ilmu lainnya dan hal tersebut dapat dilakukan dengan memperkuat kerjasama-kerjasama dengan multi lembaga seperti perguruan tinggi, peneliti, dan aparatur lainnya.

Bercermin pada kondisi politik dalam negeri yang dihadapkan pada pesta demokrasi pemilu serentak 2024. Perhelatan politik yang dapat menguras energi dan konsentrasi super ekstra atas dinamika yang akan terjadi. 

Sebab penyelenggaraan pesta demokrasi di masing-masing wilayah akan membutuhkan dinamisator dan stabilisator tokoh-tokoh lokal dalam mengkanalisasi konflik yang akan terjadi guna meminimalisasi jadi sebuah ancaman nasional.

Sehingga, sangat diperlukan pemahaman komprehensif dan holistik kondisi daerah masing-masing oleh generasi muda sebagai calon pemimpin masa depan, agar tidak terjadi guncangan politik yang merugikan kepentingan nasional. Sebab, berdasarkan dampak pada kondisi ekonomi dan politik yang ada, tentunya ini akan berimplikasi pula pada kondisi sosial masyarakat. 

Ekonomi sulit dan situasi politik yang memanas akan mempengaruhi kondisi psikologis maupun kehidupan masyarakat, dan kondisi semua ini menjadi indikator kewaspadaan nasional bahwa kita dalam kondisi tidak baik-baik saja.

Kader Pemimpin Futuristik

Baca juga : Aliansi Pekerja Jabar Siap Amankan 4 Juta Suara Untuk Partai Buruh

Pada identifikasi problematika yang akan dihadapi, sangat dibutuhkan profil pemimpin dari generasi muda di masa yang akan datang dengan karakteristik sebagai pemimpin futuristik. Bukan hanya sekedar memahami kepemimpinan berdasarkan teori-teori kepemimpinan yang sederhana dengan kemampuan dasar seperti planning, controlling dan evaluation saja, namun harus dimaknai lebih dalam konsep dasar teori kepemimpinan tersebut. 

Sebab, dinamika yang begitu kompleks membawa pada tuntutan pembentukan kepemimpinan yang akan datang harus dapat membaca dinamika kemarin dan saat ini sebagai pedoman untuk terus adaptif dimasa yang akan datang. Sehingga, diperlukan kader pemimpin futuristik dalam menggapai harapan bangsa Indonesia maju di masa depan.

 Menurut Berliana Kartakusumah dalam buku Pemimpin Adiluhung: Genealogi Kepemimpinan Kontemporer (2006) menyatakan bahwa kader Kader adalah sekelompok orang yang terorganisasi secara terus-menerus dan menjadi tulang punggung bagi kesatuan kelompok yang lebih besar. 

Oleh karena itu, ciri seorang kader pemimpin futuristik harus didasari oleh tujuan inti yang jelas dan memiliki daya imajinasi jauh ke depan dengan melihat dinamika yang telah terjadi. Hal ini akan dapat menilai kesuksesan kepemimpinannya dilihat dari dampak dan warisan yang ia tinggalkan.

Pemimpin seperti itu akan berdampak positif tidak hanya kepada organisasi, tetapi juga kepada tim yang dipimpinnya. Maka, ia harus memberikan tujuan yang jelas di dalam misi yang sedang dilakukan dengan menjelaskan tentang apa alasan dibalik tugas atau misi yang dilakukan oleh anggota atau komunitasnya dengan mengkomunikasikan berbagai hal kepada para bawahannya dan menentukan prioritas. 

Berikutnya dengan mampu membangun sebuah tim yang solid melalui rasa saling percaya. Kepercayaan yang dimiliki pemimpin harus terlebih dahulu mencontohkan bahwa ia memiliki kepribadian yang layak untuk diikuti oleh anggota yang lain. 

Melalui contoh dan perbuatan yang dilakukan, maka itu akan menumbuhkan iklim kepercayaan. Karena Tim yang solid dan kompak akan menciptakan lingkungan yang positif untuk bisa mendorong kerja tim. Maka, lingkungan yang seperti itulah yang dibutuhkan dan diperlukan agar bisa menghasilkan kinerja yang lebih baik di dalam sebuah organisasi.

Pemimpin futuristik akan sangat membutuhkan sentuhan-sentuhan atau interaksi dengan anggota lainnya untuk memastikan komitmen, kepatuhan, dan tujuan bersama. Menciptakan sebuah pemahaman bersama artinya memastikan setiap anggota telah memahami apa yang perlu dilakukan.

Baca juga : Muzani: Peran Pendamping Desa Penting Atasi Kemiskinan Dan Stunting

Sehingga, setelah terbangunnya keyakinan untuk suatu pemahaman bersama, seluruh anggota tim yang mahir dalam hal kedisiplinan yang dibangun dan dilatih secara terus-menerus akan mempengaruhi anggota tim lainnya untuk mengambil inisiatif sebagai bentuk kreatifitasnya. 

Kemudian, berani mengambil resiko dengan bijaksana dengan menilai dan mengelola resiko serta membuat keputusan yang baik tentang pengalokasian sumber daya dan memastikan bahwa peluang berhasil lebih besar daripada resiko yang bisa terjadi di masa depan. 

Hal itu sebagai cerminan kekuatan pemimpin dalam kejujuran, ketauladanan dan ketegasan untuk manajerial dan controling, dimana merupakan sebuah perpaduan antara kekuatan dan kemampuan pemimpin dalam pengendalian diri yang penuh tanggung jawab dan dapat diandalkan. 

Artinya seluruh perkataan, pikiran dan tindakannya dapat dipertanggungjawabkan kepada publik atau kepada setiap anggota organisasinya.

Penulis adalah Koordinator Bidang (Korbid) Dewan Pengurus Pusat Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI).

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.