Dark/Light Mode

Flu Burung Di Kamboja Masuk DONs WHO, Prof. Tjandra Jelaskan 5 Poin Penting Ini

Senin, 27 Februari 2023 13:28 WIB
Prof. Tjandra Yoga Aditama (Foto: Istimewa)Glu
Prof. Tjandra Yoga Aditama (Foto: Istimewa)Glu

RM.id  Rakyat Merdeka - Mantan Direktur WHO Asia Tenggara, Prof. Tjandra Yoga Aditama menyampaikan lima poin penting, terkait flu burung di Kamboja, yang telah masuk daftar Disease Outbreak News (DONs) WHO pada 26 Februari 2023.

Pertama, kasus anak 11 tahun, yang gejala dan perburukannya cepat sekali. Seperti kasus-kasus flu burung kita beberapa tahun lalu.

"Anak tersebut dilaporkan mulai bergejala pada 16 Februari Ketika diobati di RS setempat, pada 21 Februari, anak tersebut sudah terkena pneumonia berat dan dirawat di National Pediatric Hospital. Besoknya, pada 22 Februari, pasien meninggal. Cepat sekali," jelas Prof. Tjandra dalam keterangannya, Senin (27/2).

Kedua, pemerintah Kamboja bergerak sangat cepat memeriksa hasil tes PCR-nya.

Baca juga : Chiki Ngebul Bikin Heboh, Prof. Tjandra Sampaikan 5 Poin Penting Terkait Nitrogen Untuk Makanan

Tanggal 21 Februari, sampel diambil melalui sentinel severe acute respiratory infection (SARI) yang menunjukkan surveilans berjalan di lapangan, dan langsung dinyatakan PCR positif.

Sampel juga langsung dikirim ke Institute Pasteur Cambodia yang merupakan National Influenza Center - NIC yang mengkonfirmasi hasil positifnya. 

Kamboja, juga langsung mengirimkan data genetiknya ke GISAID.

"Surveilans dan kecepatan proses seperti ini, tentunya harus dilakukan di lapangan, termasuk juga di negara kita," ujar Prof. Tjandra.

Baca juga : PPKM Sudah Dicabut, Prof. Tjandra Minta Pemerintah Lanjutkan 5 Hal Ini

Ketiga, penyebab penyakit pada anak ini adalah H5N1 clade 2.3.2.1c. Bukan 2.3.4.4b yang banyak diberitakan di media kita belakangan ini.

2.3.4.4b adalah virus pada bebek di Kalimantan Selatan, sesuai edaran Kementerian Kesehatan.

"Jadi tegasnya, di Kamboja, bukan clade itu penyebabnya," cetus Prof. Tjandra.

Keempat, pemerintah Kamboja menemukan 12 kontak erat, 8 tidak bergejala dan 4 sudah masuk definisi kasus suspek.

Baca juga : KLB Polio RI Sudah Masuk DONs WHO, Pemerintah Harus Gercep Lakukan Ini...

"11 kasus ternyata negatif, dan satu positif menjadi kasus kedua. Jadi, konfirmasi penelusuran kasusnya juga cepat sekali dilakukan," papar Prof. Tjandra.

Kelima, kasus kedua Kamboja terdeteksi pada 23 Februari. Selang dua hari setelah kasus pertama. Kasus ini melibatkan ayah dari kasus pertama.

"Ini mengingatkan kita pada kasus awal Flu Burung Indonesia, yang juga melibatkan anak dan ayah. Yang sekarang kita tunggu, adalah konfirmasi ilmiah. Apakah anak dan ayah sama-sama tertular dari unggas di rumah mereka, atau ayah tertular dari anaknya. Kalau benar, ini menunjukkan adanya penularan antar manusia," beber Prof. Tjandra, yang juga Direktur Pasca Sarjana Universitas YARSI/Guru Besar FKUI.

"Penjelasan mana yang sebenarnya terjadi, amat penting untuk langkah selanjutnya di Kamboja. Juga antisipasi di negara kita. Marilah kita waspada," pungkas mantan Dirjen Pengendalian Penyakit serta mantan Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan (Balitbangkes) ini. ■

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.