Dark/Light Mode
BREAKINGNEWS
- Menkes: Kesehatan Salah Satu Modal Utama Capai Target Indonesia Emas 2045
- Jangan Sampai Kehabisan, Tiket Proliga Bisa Dibeli di PLN Mobile
- Temui Cak Imin, Prabowo Ingin Terus Bekerjasama Dengan PKB
- Jaga Rupiah, BI Naikkan Suku Bunga 25 Bps Jadi 6,25 Persen
- Buntut Pungli Rutan, KPK Pecat 66 Pegawainya
Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU
KPU Wacanakan Pemilu Digital
Sistem Manual Khawatir Jatuh Banyak Korban
Kamis, 16 Maret 2023 07:50 WIB
RM.id Rakyat Merdeka - Pemilu 2024 didorong untuk menerapkan pemilu digital. Banyaknya petugas penyelenggara pemilu yang meninggal dunia pada Pemilu 2019 menjadi perhatian sangat serius.
Deputi Bidang Dukungan Teknis Sekretariat Jenderal Komisi Pemilihan Umum (KPU) Eberta Kawima mengatakan, negara lain banyak yang terkagum-kagum dengan penyelenggaraan pemilu di Indonesia. Pasalnya, penyelenggaraannya begitu rumit dan pelik.
“Sebetulnya kita bangga sebagai bangsa besar bisa menyelenggarakan pemilu dengan tidak berdarah-darah dan tidak ada pertumpahan darah,” ujar Eberta dalam dialog dan peluncuran RM Koran Pemilu di Kantor Harian Rakyat Merdeka di Gedung Graha Pena, Jakarta, kemarin.
Baca juga : NasDem: Itu Penodaan Terhadap Konstitusi
Eberta lantas mencontohkan penyelenggaraan pemilu di Mexico dan negara lain banyak yang berdarah-darah. “Kalau hanya perselisihan sedikit itu wajar karena hanya romantika dalam pemilu,” kata dia.
Eberta menuturkan, KPU saat ini sedang mencari cara dan solusi agar tragedi banyaknya korban petugas pemilu tidak terjadi lagi dalam Pemilu 2024. Sebab, dalam Pemilu 2019 jumlah korban tergolong besar sebanyak 894 petugas yang meninggal dunia dan 5.175 petugas mengalami sakit. “Dan ini menjadi perhatian media dan masyarakat yang sangat luas,” kata dia.
Sebetulnya, lanjut Eberta, pada Pemilu 2014 juga terdapat korban dari petugas KPU. Hanya saja tidak sebanyak Pemilu 2019, yaitu sekitar 100 orang. Jadi, tidak mendapat perhatian luas dari media dan masyarakat.
Baca juga : PN Jakpus Ada-ada Aja...
“Penyebab banyaknya petugas yang meninggal dunia karena faktor kelelahan,” katanya.
Dia mencontohkan, dalam Undang-Udang Pemilu Ketua Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS) wajib membuat sertifikat dan berita acara perhitungan suara hingga 100 salinan. “Ini harus dicari solusi dan salah satunya dengan digitalisasi,” kata dia.
Selain itu, kata Eberta, seluruh petugas pemilu mendapat bimbingan teknis (bimtek) dari KPU. Tapi kebanyakan penyebab meninggalnya bukan masalah teknis, tapi nonteknis.
Baca juga : Tolak Proporsional Tertutup, Paloh Khawatir Bisa Timbulkan Gesekan
“Dan itu terjadi biasanya pada hari H dan harus diselesaikan hari itu juga,” kata dia.
Selanjutnya
Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News
Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.
Tags :
Berita Lainnya