Dark/Light Mode

Survei Capres Di Kalangan Pemilih Kritis

Ganjar Tak Terkalahkan

Selasa, 2 Mei 2023 08:02 WIB
Capres PDIP, Ganjar Pranowo. (Foto: Instagram Ganjar)
Capres PDIP, Ganjar Pranowo. (Foto: Instagram Ganjar)

RM.id  Rakyat Merdeka - Lembaga survei Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC) kembali merilis hasil survei capres. Kali ini, survei menyasar pemilih kritis atau masyarakat menengah ke atas yang lebih berpendidikan dan cenderung tinggal di perkotaan. Hasilnya, Ganjar Pranowo tak terkalahkan.

Ganjar yang diusung PDIP itu, unggul mengalahkan Prabowo Subianto dan Anies Baswedan.

Survei nasional pemilih kritis itu, digelar SMRC pada 25-28 April 2023 dengan mewawancarai 1.021 responden yang dipilih dengan teknik pembangkitan nomor telepon secara acak. Margin of error survei plus minus 3,1persen pada tingkat kepercayaan 95 persen.  Wawancara dengan responden dilakukan lewat telepon oleh pewawancara yang dilatih.

Direktur Riset SMRC, Deni Irvani menjelaskan pemilih kritis adalah pemilih yang punya akses ke sumber-sumber informasi sosial-politik secara lebih baik karena mereka memiliki telepon sehingga bisa mengakses internet untuk mengetahui dan bersikap terhadap berita-berita sosial-politik. Mereka umumnya adalah pemilih kelas menengah bawah ke kelas atas, lebih berpendidikan, dan cenderung tinggal di perkotaan.

Baca juga : Survei Indikator: Mayoritas Pemilih Jokowi-Maruf Pilih Ganjar Pranowo

Mereka juga cenderung lebih bisa memengaruhi opini kelompok pemilih di bawahnya. Total pemilih kritis ini secara nasional diperkirakan 80 persen. Karena itu, survei ini tidak mencerminkan populasi pemilih nasional 100 persen.

Hasilnya, capres asal PDIP, Ganjar Pranowo mengungguli dua capres lainnya yaitu Prabowo Subianto dan Anies Baswedan. Dalam pertanyaan terbuka, Ganjar mendapat dukungan 20,8 persen disusul Prabowo 15,8 persen dan Anies Baswedan 11,4 persen. Nama-nama lain jauh di bawah tiga capres ini.

Deni menambahkan, elektabilitas Ganjar mengalami kenaikan signifikan, dari 13 persen pada survei yang digelar 4-7 April 2023, atau setelah keputusan FIFA membatalkan Indonesia menjadi tuan rumah Piala Dunia U20. "Elektabilitas Ganjar naik dari 13 persen menjadi 20,8  persen setelah PDIP resmi mencalonkan Ganjar," papar Deni, dalam keterangan tertulis, kemarin.

Sementara dukungan publik terhadap Prabowo mengalami penurunan dari 18,3 persen menjadi 15,8 persen. Adapun elektabilitas Anies naik tipis dari 10,7 persen menjadi 11,4 persen pasar kurun waktu yang sama. "Kenaikan elektabilitas Ganjar terjadi dari akumulasi penurunan pada Prabowo, pada pemilih yang belum menentukan pilihan sebelumnya, dan pada pemilih calon-calon lain," ungkapnya.

Baca juga : Survei Indikator: Kalau Pilpres Digelar Hari Ini, Pemenangnya Ganjar-Erick

Deni menunjukkan bahwa elektabilitas ketiga capres ini bergerak dinamis dalam 3 tahun terakhir. Pada 2020, Prabowo terlihat paling kuat. Pada 2021 sampai akhir 2022, Ganjar menjadi paling kuat. Mulai awal 2023, Prabowo kembali menguat, menggeser posisi nomor dua Anies, sejak Presiden Jokowi secara terbuka mendukung Prabowo.

Puncak dukungan pada Prabowo adalah pasca keputusan FIFA membatalkan pelaksanaan Piala Dunia U20 di Indonesia, di mana Prabowo mendapat dukungan 18,3 persen, dan Ganjar turun signifikan menjadi 13 persen pada 4-7 April 2023 dari 16,2 persen pada Maret 2023. Setelah itu, Ganjar mulai pulih dan menguat signifikan pasca pengumuman Ganjar sebagai calon presiden oleh PDI-P.  "Sejak keputusan FIFA hingga pasca pengumuman PDIP, Ganjar mengalami pemulihan berarti dari 13 persen menjadi 20,8 persen  atau naik 7,8 persen," ungkapnya.

Pengamat Politik, Adi Prayitno mengungkapkan, ada tiga faktor yang membuat elektabilitas Ganjar kembali naik. Pertama, publik sudah memaafkan Ganjar perihal Indonesia gagal menjadi tuan rumah Piala Dunia U-20. Kedua, kemesraan Presiden Jokowi dengan Ganjar di Jawa Tengah beberapa waktu lalu. Kata dia, ini menjadi aspek penting yang membuat para pendukung Jokowi kembali memilih Ganjar sebagai penerus Jokowi di 2024.

"Kemesraan Jokowi dan Ganjar menunjukkan tidak ada persoalan antara keduanya. Basis loyalis Jokowi itu kembali berbondong-bondong memilih Ganjar Pranowo," jelas Adi.

Baca juga : Ganjar Ke Timur, Prabowo Ke Barat

Terakhir, kata Adi, sikap tegas yang ditunjukkan Ganjar saat mengeluarkan pernyataan saat menolak Israel bermain di Piala Dunia U-20. Keberanian Ganjar untuk bertanggung jawab dan menghadapi protes publik kepadanya, juga dinilai menjadi poin tambah dan membuatnya kembali menerima simpati para pemilih.

"Keberanian menghadapi protes ini menjadi  bagian dari nilai positif yang dimiliki oleh Ganjar. Jadi sebenarnya kegaduhan, bully-bully itu tidak selamanya negatif. Kalau bisa dijelaskan ke publik dengan baik, dihadapi dengan baik, ya secara perlahan masyarakat akan simpati lah," kata Direktur Eksekutif Parameter Politik Indonesia ini.

Adi menjelaskan, PDIP yang sudah resmi mencalonkan Ganjar sudah mendapat dukungan dari PPP. Bahkan kedua parpol sudah melakukan pertemuan pada Minggu (30/4) lalu. Menurut Adi, pertemuan itu kemungkinan untuk membahas langkah-langkah politik ke depan untuk memenangkan pertarungan serta membahas siapa cawapres yang tepat untuk mendampingi Ganjar.

Menurut Adi, saat ini banyak nama yang memiliki potensi untuk bisa mendongkrak elektabilitas Ganjar. "Tidak menutup mata pembahasan tentu bagaimana mencari tambahan-tambahan partai politik lainnya untuk bisa bergabung mendukung Ganjar," pungkasnya.

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.