Dark/Light Mode

Rawan Bencana, Gus Yahya Lontarkan Gagasan Spiritual Ekologi Di Rakornas LPBI NU

Jumat, 9 Juni 2023 03:38 WIB
Pemaparan Bencana di Indonesia sepanjang tahun 2023 dalam Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) Lembaga Penanggulangan Bencana dan Perubahan Iklim (LPBI) NU di Pondok Pesantren Al Hamidiyah, Depok, Sabtu (3/6) lalu. (Foto: Ist)
Pemaparan Bencana di Indonesia sepanjang tahun 2023 dalam Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) Lembaga Penanggulangan Bencana dan Perubahan Iklim (LPBI) NU di Pondok Pesantren Al Hamidiyah, Depok, Sabtu (3/6) lalu. (Foto: Ist)

RM.id  Rakyat Merdeka - Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Yahya Cholil Staquf melontarkan gagasan spiritual ekologi dalam Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) Lembaga Penanggulangan Bencana dan Perubahan Iklim (LPBI) NU di Pondok Pesantren Al Hamidiyah, Depok, Sabtu (3/6) lalu.

Gagasan ini berangkat dari kondisi Indonesia yang rawan bencana. Asal tahu saja, Laporan World Risk Report 2022 menunjukkan bahwa Indonesia merupakan negara paling rawan bencana ketiga di dunia.

Selain rawan musibah, posisi Indonesia yang terbentang di garis khatulistiwa juga membawa berkah tersendiri. Seperti memiliki iklim tropis dengan sinar matahari berlimpah, curah hujan tinggi serta tanah yang subur.

Tapi perlu disadari bahwa Indonesia dikelilingi oleh rangkaian gunung berapi dan situs aktif seismik. Karena berada di kawasan Cincin Api Pasifik atau Ring of Fire.

Posisi Indonesia yang strategis sekaligus rawan itu, Gus Yahya meminta agar tidak melihat alam Indonesia sebagai objek eksploitasi, tetapi harus bertanggung jawab untuk memelihara dan merawatnya. 

Di sini lah kemudian, Bos PBNU ini melontarkan gagasan spiritual ekologi. Apa itu spiritual ekologi?

Baca juga : Pemprov Jatim Terapkan Pembayaran Digital Melalui Mitra Toko Daring LKPP

“Gagasan spiritual ekologi merupakan gagasan dimana umat manusia melihat lingkungan hidup dari sudut pandang spiritualitas," jelas Gus Yahya.

Ia menerangkan, dalam ayat-ayat Al-Quran dinyatakan bahwa alam semesta bersama isinya ini diciptakan untuk kepentingan umat manusia, tapi ini tidak berarti kita boleh mengeksploitasinya. 

"Sebagai khalifatullah mari kita bertanggung jawab dalam mengelola lingkungan demi kemaslahatan bersama," ajaknya.

Ketua LPBI NU Tb. Ace Hasan Syadzily mengatakan bahwa spiritual ekologi sejalan dengan semangat 1 abad NU yakni merawat jagat. 

“Kami ingin melakukan konsolidasi melalui penugasan kepada ketua umum PBNU. Hadir di tengah-tengah masyarakat dikala masyarakat mengalami bencana,” kata Ace seraya mengapreasi Ponpes Al Hamidiyah sebagai penggerak pesantren hijau di Indonesia. 

Menurutnya, perubahan iklim telah menjadi isu global saat ini. Karena perubahan iklim menjadi ancaman nyata keselamatan dan menurunnya produksi pertanian.

Baca juga : Relawan, Santri Dan Masyarakat Cianjur Doakan Ganjar Menang Di Pilpres 2024

“Dampaknya, cuaca ekstrem longsor, banjir dan pemanasan yang ekstrem,” ujarnya.

Ia berharap, melalui rakornas itu, ada aksi-aksi nyata baik di tingkat pusat dan daerah ikut serta berkontribusi merawat jagat. 

Krisis lingkungan dan kerusakan alam itu, sebutnya tidak hanya disebabkan oleh alam sendiri, tetapi juga akibat intervensi manusia dan arogansi ilmu pengetahuan. 

Untuk mengatasi itu, agama hadir. Ia menegaskan bahwa LPBI siap berkontribusi besar dalam menyelamatkan bumi tercinta.

Kepala BNPB Letjen Suharyanto membenarkan apa yang dikatakan Ace. Menurutnya, perubahan iklim adalah hal yang ditakuti oleh semua negara di dunia saat ini.

Hitungannya, kejadian bencana dalam kurun 12 tahun ada 82 persen, di 2022 ada sekitar 3 ribuan bencana. “Sehari bisa terjadi 10 bencana, kita memasuki musim panas yang cukup panjang, frekuensi hidrometeorologi kering lebih panjang. Pemerintah tidak bisa bekerja tanpa ada dukungan semua elemen termasuk LPBI,” kata Suharyanto.

Baca juga : Dubes Jepang Kenji Kanasugi Serahkan Penghargaan Kepala Perwakilan Di Luar Negeri

Sadar akan kondisi tersebut, Danone Indonesia mendukung langkah LPBI NU ini. Mereka menyerahkan Mobil Instalasi Pengolah Air kepada Nahdlatul Ulama (NU) untuk untuk penanggulangan bencana.

Selain terus berkomitmen untuk dapat menghadirkan kesehatan melalui produk-produk berkualitas sekaligus memberikan dampak positif bagi lingkungan dan masyarakat. 

"Danone Indonesia memiliki komitmen Positive Water Impact hingga 2030 nanti, di mana dalam komitmen tersebut kami berupaya mengembalikan lebih banyak air ke alam dan masyarakat, daripada yang sudah kami manfaatkan," ucap Chief Executive Officer of Danone Indonesia Connie Ang.

Pihaknya menyadari bahwa dalam bencana alam, aspek kunci yang perlu diperhatikan adalah kesehatan, dimana pemenuhan air minum yang sehat dan aman menjadi sangat penting bagi masyarakat.

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.