Dark/Light Mode

Pilah Dan Kelola Sampah Kunci Wujudkan Ekonomi Sirkular

Rabu, 21 Juni 2023 23:24 WIB
Pemilahan sampah plastik (Foto: Istimewa)
Pemilahan sampah plastik (Foto: Istimewa)

RM.id  Rakyat Merdeka - Sudah banyak upaya yang dilakukan berbagai institusi dalam rangka mengurangi sampah berakhir ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA). Mulai dari institusi edukasi dan sosialisasi hingga institusi pelaku daur ulang. Program advokasi, edukasi, dan sosialisasi daur ulang sampah plastik Yok Yok Ayok Daur Ulang! (YYADU!) menjadi salah satu yang telah hadir sejak 2019 untuk berkolaborasi dengan berbagai pihak dan menggencarkan kegiatan edukasi dan sosialisasi daur ulang sampah plastik.

“Pada mulanya, program YYADU! terbentuk karena banyaknya anggapan masyarakat bahwa produk yang ramah lingkungan adalah produk yang dapat terurai secara alami. Pada faktanya, dalam menentukan suatu produk itu ramah lingkungan perlu ditinjau secara menyeluruh dari awal diproduksi hingga siklus daur ulangnya. Di samping itu, pengelolaan sampah yang masih mengandalkan TPA tanpa memproses sampah terlebih dahulu juga menjadi perhatian kami,” kata Director of Environment & Sustainability Affairs Responsible Care Indonesia Hanggara Sukandar, dalam keterangan tertulisnya, Rabu (21/6).

Program YYADU! mengedepankan kolaborasi dalam proses edukasi dan sosialisasi. Kali ini, Program YYADU! berkolaborasi dengan Kita Olah Indonesia, sebuah institusi dengan spesialis pengelolaan dan daur ulang sampah yang berlokasi di Kota Bekasi. Beroperasi sejak 2021, Kita Olah Indonesia telah turut ambil andil dalam memproses sampah yang beredar di masyarakat.

Baca juga : Pencatatan Perdana EBAS-SP BSI, Gebrakan Baru Tumbuhkan Ekonomi Syariah

“Sejak terbentuknya, kami telah berupaya untuk memproses kurang lebih 900 ton sampah non-organik dalam satu tahun dan 3 ton per harinya, khususnya sampah plastik dalam berbagai jenis mulai dari high value plastic waste seperti HDPE, LDPE, PET, dan PS. Plastik-plastik tersebut sudah sepenuhnya dapat didaur ulang hingga low value plastic waste yang dianggap residu seperti multilayer,” ungkap Founder & CEO Kita Olah Indonesia, Muhamad Andriansyah.

Kita Olah Indonesia telah mendaur ulang sampah plastik mulai dari limbah plastik bernilai tinggi seperti botol-botol bekas sampo, galon air mineral, jerigen, hingga tutupnya. Proses yang umum dilakukan Kita Olah seperti memisahkan sampah plastik berdasarkan jenisnya, hingga berdasarkan warnanya. Setelah dipilah, sampah plastik akan dicacah hingga menjadi serpihan melalui mesin pencacah untuk kemudian dilebur dan didinginkan untuk kembali menjadi bahan dasar biji plastik atau plastic pallet.

“Dalam prosesnya tentu tidak seindah yang dibayangkan. Banyak sampah yang kami terima masih kotor, terutama sampah botol yang masih beserta isinya seperti botol-botol minuman dalam kemasan. Sehingga proses awal adalah untuk membersihkannya terlebih dahulu sebelum dipisahkan berdasarkan warnanya,” jelas Andre, panggilan akrab Muhamad Andriansyah.

Baca juga : Atasi Sampah Plastik, Danone-AQUA Genjot Ekonomi Sirkular

Kesadaran masyarakat untuk membersihkan dan memilah sampahnya sebelum diangkut ke tempat pemrosesan perlu terus ditingkatkan. Hal ini diharapkan dapat melengkapi tahapan-tahapan kegiatan daur ulang dan mengurangi sampah yang berakhir di TPA.

“Setelah didaur ulang menjadi bahan dasar, plastic pallet ini dapat dimanfaatkan oleh produsen industri rumahan untuk kembali dicetak dan dibentuk menjadi produk yang baru. Bahan dasar daur ulang yang kami hasilkan ini telah dimanfaatkan untuk dijadikan produk rumah tangga seperti salah satunya lakop sapu,” ujar Andre.

Edukasi dan sosialisasi daur ulang sampah plastik perlu terus-menerus dilakukan untuk menumbuhkan kesadaran tiap lapisan masyarakat dalam menjalankan perannya masing-masing.

Baca juga : Peduli Seni, Sukarelawan Ganjar Gelar Pertunjukan Pantomim Di Trenggalek

“Kegiatan daur ulang sampah tidak dapat hanya dilakukan oleh satu pihak saja, namun perlu kolaborasi pentahelix yang melibatkan berbagai pihak mulai dari masyarakat, akademisi, pemerintah, pelaku bisnis, hingga media. Dengan demikian, percepatan kegiatan daur ulang dapat terus ditingkatkan demi terwujudnya ekonomi sirkular yang dapat dirasakan oleh semua pihak,” tutup Hanggara.■

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.