Dark/Light Mode

BPOM: Kolaborasi SEARN Tingkatkan Akses Produk Obat Dan Alat Kesehatan

Kamis, 27 Juli 2023 15:16 WIB
Foto: Ist.
Foto: Ist.

RM.id  Rakyat Merdeka - Indonesia menjadi tuan rumah penyelenggaraan World Health Organization South-East Asia Regulatory Network (WHO-SEARN) Assembly, pada Senin-Kamis, 24–27 Juli 2023.

Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM) yang secara aktif berpartisipasi pada forum SEARN bersama dengan Kementerian Kesehatan (Kemenkes) mendukung penuh penyelenggaraan SEARN Assembly.

Kepala BPOM Penny K. Lukito dalam sambutannya menjelaskan, sesuai dengan tema yang diangkat tahun ini, kerja sama dan kolaborasi antara otoritas regulator obat negara anggota SEARN dapat menjawab tantangan dalam hal pengawasan obat.

Terutama, terkait akses terhadap obat-obat yang aman, berkhasiat, dan bermutu.

Upaya kolektif SEARN dalam memperkuat sistem regulasi dan mempromosikan lanskap regulasi yang harmonis di kawasan ini akan membuka jalan bagi kelancaran pergerakan produk obat lintas batas.

“Melalui SEARN, kami memiliki kemampuan untuk memperkuat kerangka pengawasan obat melalui kolaborasi, berbagi informasi, serta penyelarasan peraturan dan standar obat yang mengacu pada standar internasional dan prinsip good regulatory practice (GRP),” papar Kepala BPOM.

Di samping itu, otoritas regulatori obat juga dapat mendorong pemangku kepentingan untuk menyediakan obat esensial yang terjangkau, yang sangat penting dalam pelayanan kesehatan.

"Ini menjadi hal yang krusial sebagai prioritas utama kita dan sejalan dalam pencapaian sustainable development goal 3, yaitu untuk memastikan dan meningkatkan kesehatan dan kesejahteraan bagi semua kalangan di semua usia,” tuturnya.

Baca juga : PKS Siap Kolaborasi Majukan Budaya, Pariwisata, Kesejahteraan Masyarakat Bali

Penny juga menegaskan, ketersediaan dan keterjangkauan obat saja tidaklah cukup.

Lebih dari itu, yang juga perlu menjadi prioritas adalah memastikan obat-obat tersebut digunakan dengan bijak dan bertanggung jawab.

"Jadi tidak hanya memastikan obat yang aman dan bermutu, tetapi juga penggunaan obat tersebut dengan cara yang tepat, pada waktu yang tepat, dan untuk tujuan yang tepat,” tandas Penny. 

Sementara Director Department of Health Systems Development (HSD) WHO SEARO, Dr. Manoj Jhalani, yang mewakili Regional Director WHO SEARO, memberikan apresiasi kepada BPOM dan Kemenkes atas kepemimpinan yang kuat dan kesediaan untuk memfasilitasi pertemuan yang sangat penting ini.

Ia menyampaikan, Indonesia mampu belajar dari pengalaman untuk memperkuat dan mengembangkan sistem dan kapasitas regulatorinya, untuk kemudian membagikannya kepada negara anggota SEARN.

"Saya yakin, dalam waktu yang tidak lama Indonesia akan menjadi salah satu otoritas regulator obat yang kuat," tuturnya.

Manoj Jhalani mengajak seluruh peserta untuk berpartisipasi aktif dalam pertemuan ini.

"SEARN Assembly ini merupakan kesempatan yang baik bagi seluruh regulator dan WHO untuk berkolaborasi, berbagi pengalaman, dan juga informasi. Selain itu, juga merumuskan strategi poin aksi yang akan dilakukan untuk peningkatan kapasitas regulatori negara anggota dan keberlanjutan jejaring SEARN," tutupnya.

Baca juga : Perlu Kolaborasi Untuk Tingkatkan Kualitas Literasi Masyarakat

SEARN Assembly bertujuan untuk menghasilkan keputusan tertinggi dan bersifat strategis oleh jejaring regulator berdasarkan konsensus anggota SEARN.

Mereka mengadopsi output draft strategy workplan yang dibahas pada working group and steering group.

Menjadi tuan rumah penyelenggaraan SEARN Assembly 2023 merupakan wujud komitmen kesediaan Indonesia yang disampaikan pada pertemuan Kepala Otoritas Regulator Obat SEARN di New Delhi pada 7-8 Juni 2022 lalu.

SEARN merupakan jejaring yang terbentuk dari 11 negara anggota WHO di wilayah Asia Selatan dan Asia Tenggara.

Yaitu, Bangladesh, Bhutan, Korea Utara, India, Indonesia, Maldives, Myanmar, Nepal, Sri Lanka, Thailand, dan Timor Leste.

SEARN bertujuan memperkuat fungsi dan sistem regulatori di negara-negara anggota melalui pertukaran informasi, perkuatan sistem regulatori, konvergensi, dan kolaborasi dalam rangka menjamin akses terhadap produk yang aman, berkhasiat, dan bermutu.

Struktur organisasi SEARN terdiri atas Steering Group dan 5 (lima) Working Groups (WG) yaitu WG1-Quality, WG2-Regulatory Strengthening, WG3-Vigilance, WG4-Information Sharing dan WG5-Medical Devices.

SEARN Assembly tahun 2023, selain dihadiri oleh 5 Kepala Otoritas Regulator Obat dari 11 negara anggota.

Baca juga : Perlu Kolaborasi & Inovasi untuk Tingkatkan Kegemaran Literasi Masyarakat

Juga dihadiri oleh perwakilan dari Indonesia, India, Thailand, Maldives, dan Bangladesh sebagai anggota Steering Group, Ketua Working Group, dan WHO.

Pertemuan tahun ini mengangkat tema Regulatory Collaboration for Harnessing Assured Medical Product Access.

Beberapa poin penting yang dibahas pada pertemuan ini adalah pentingnya kolaborasi antar-otoritas regulator obat dalam melakukan pengawalan mutu obat.

Lalu  pengembangan dan penegakan standar, serta pengawasan obat dan produk medis lainnya.

Selain itu, akan dilakukan pembahasan terkait dukungan perkuatan otoritas regulator obat melalui peningkatan kapasitas regulator di semua fungsi regulator obat negara anggota SEARN.

Termasuk, fungsi penyusunan standar dan regulasi, perizinan produk dan sarana, surveilans mutu dan keamanan serta kapasitas laboratorium.

Pertemuan ini juga akan membahas jenis dan ketentuan dalam berbagi informasi melalui online platform SEARN, serta potensi kolaborasinya.

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.