Dark/Light Mode

Soal Cawapres Tunggu Arahan Kiai, Khofifah Mulai Minat Nih...

Senin, 7 Agustus 2023 09:03 WIB
Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa. (Foto: Ist)
Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa. (Foto: Ist)

RM.id  Rakyat Merdeka - Sikap Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa saat ditanya soal Cawapres mulai berubah. Jika sebelumnya langsung tegas menolak dicalonkan, kini Khofifah sepertinya mulai minat. Dia mengaku, menunggu arahan kiai maju Cawapres.

Khofifah membeberkan, beberapa partai politik sudah ada yang mendekati dan memintanya untuk ikut serta dalam Pilpres 2024, tapi Khofifah menegaskan, saat ini masih terikat dalam struktur organisasi Nahdlatul Ulama (NU) dan Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU).

Khofifah yang kini menjabat Ketua Umum PP Muslimat NU dan Ketua PBNU menilai, setiap langkah yang berkaitan dengan kebijakan organisasi harus mendapatkan lampu hijau terlebih dahulu dari NU dan kiai. Terkait tawaran Cawapres yang sampai kepadanya, Khofifah mengaku belum melakukan komunikasi lebih lanjut dengan internal PBNU maupun NU, tapi dalam waktu dekat dirinya akan meminta pandangan mereka.

“Saya akan sowan dan minta pendapat dan tentu nasehat dari para ulama, para Kiai terutama ya,” kata Khofifah, di The Energy Building, SCBD, Jakarta, kemarin.

Menurut Khofifah, restu dari para kiai sangat penting untuk menentukan langkah politiknya ke depan. Apalagi disebutkan, dirinya berasal dari Jawa Timur yang sangat kental dengan pengaruh dan peran para pengasuh pondok pesantren.

Oleh karena itu, saat ini Khofifah tidak mau ambil pusing dengan urusan Cawapres karena masih punya pekerjaan rumah dalam membenahi Jawa Timur. Dia pun dengan santai mengatakan, jika tidak mendapatkan restu, maka tidak akan maju sebagai Cawapres. “Jadi kalau nggak ada green light (lampu hijau), ya tidak,” ungkapnya.

Baca juga : Soal Godaan Cawapres, PDIP Khawatir Gibran Kemakan Gombalan

Hal yang sama juga disampaikan Khofifah, ketika ditanya kesiapannya menjadi Gubernur Jatim periode 2024-2029, dia bilang semua urusan politik akan diputuskan secara bersama-sama dengan internal PBNU maupun NU.

“Jadi koordinasi-koordinasi secara kultural itu menjadi bagian penting, karena ada kultur saling menghormati dengan para ulama,” tuturnya.

Lalu kapan keputusan politiknya diambil? Khofifah mengaku, masih butuh waktu dan meminta masyarakat bersabar sambil menunggu hasil konsolidasi yang dilakukannya dengan para kiai. Ia menekankan, proses pencalonannya sebagai Cawapres ataupun Cagub Jatim, sudah harus benar-benar matang untuk bisa disampaikan kepada khalayak luas.

“Kita endapkan dulu sampai kepada proses konfirmasi pengambilan keputusan bersama. Jadi bukan pengambilan keputusan oleh Khofifah,” tandasnya.

Sikap Khofifah kali ini, berbeda dengan sebelumnya. Ketika ditemui di Universitas Islam Makassar pada Selasa, 25 Juli 2023, dia enggan merespons soal namanya masuk dalam bursa Cawapres pada Pilpres 2024. Ia hanya tersenyum dan menanggapi singkat.

Khofifah menegaskan, Muslimah NU berada posisi netral pada momen politik 2024 mendatang dan tidak berafiliasi dengan pihak manapun. Namun, dia mempersilahkan, jika ada kader Muslimah NU yang bakal maju bertarung pada momen politik tahun 2024.

Baca juga : Tak Paksa Airlangga Jadi Cawapres, Golkar Mulai Realistis

Nama Khofifah sering kali masuk dalam bursa Cawapres, hasil survei nasional. Bahkan mantan Menteri Sosial itu dianggap jadi tokoh berpengaruh yang dibidik oleh partai-partai politik jelang Pilpres 2024. Dalam beberapa waktu terakhir, nama Khofifah kerap disinggung oleh partai pengusung Anies Baswedan dan Prabowo Subianto. Prabowo bahkan langsung mendatangi Khofifah di Surabaya.

Prabowo tidak membantah ada pembicaraan soal Pilpres 2024 dengan Khofifah. Namun, dia enggan berkomentar soal kans berpasangan pada Pilpres 2024 mendatang.

Sebelum itu, NasDem sudah membicarakan nama Khofifah sebagai sosok yang memiliki kans untuk mendampingi Anies di Pilpres 2024 mendatang. Bahkan Ketua DPP Partai NasDem Effendy Choirie alias Gus Choi mengatakan secara gamblang bahwa Khofifah lebih berpengalaman dibanding Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY).

Menurut dia, Khofifah juga mewakili suara kaum perempuan. Selain itu, ia juga punya basis massa di Jawa Timur, daerah yang digadang-gadang menjadi penentu Pilpres 2024.

Lalu bagaimana tanggapan pengamat soal peluang Khofifah maju sebagai Cawapres? Direktur Parameter Politik Indonesia (PPI), Adi Prayitno menilai dari jawaban yang disampaikan, sudah ada kode keras bahwa Khofifah mendapat banyak tawaran untuk jadi Cawapres di 2024.

Menurut dia, Khofifah kerap kali masuk dalam bursa politik papan atas di Pilpres karena tiga hal. Pertama, dinilai mampu mendulang suara di Jatim karena posisinya sebagai gubernur. Kedua, Khofifah diyakini mampu mengkonsolidasi kekuatan politik Nahdliyin.

Baca juga : Dikomporin, Gibran Nggak Kepancing

“Ketiga, juga ditengarai mampu mengkapitalisasi dan membangun di kalangan pemilih Perempuan,” kata Adi, semalam.

Dia pun menilai, kalimat lampu hijau yang dibutuhkan Khofifah untuk menjadi Cawapres merupakan tanda bahwa dirinya sudah mulai berminat mengikuti ikut serta dalam Pilpres 2024. “Kalau tidak ada tawaran Cawapres di 2024, tentu Khofifah tidak perlu nunggu lampu hijau PBNU dan kiai. Cukup fokus maju Pilgub lagi saja,” nilai Adi.

Ditanya siapa yang paling berpeluang menggandeng Khofifah menjadi Cawapres, Adi melihat kecenderungannya ada di antara Ganjar Pranowo dan Prabowo. “Kalau dengan Anies rasa-rasanya sulit, karena terhalang tembok tebal dengan konstituen nahdliyin yang sangat berjarak dengan Anies,” pungkasnya.

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.