Dark/Light Mode

Festival Golo Koe, Generasi Muda Tangguh Iklim Dan Dukung Ketahanan Pangan lokal

Rabu, 16 Agustus 2023 13:58 WIB
Anak-anak muda Manggarai diajak mencicipi hidangan pangan lokal pada Festival Golo Koe di Aula Wae Sambi Labuan Bajo NTT, Sabtu (12/8). (Foto: Dok. Kehati)
Anak-anak muda Manggarai diajak mencicipi hidangan pangan lokal pada Festival Golo Koe di Aula Wae Sambi Labuan Bajo NTT, Sabtu (12/8). (Foto: Dok. Kehati)

 Sebelumnya 
Keesokan hari, acara dilanjutkan dengan kegiatan seminar dan talkshow berlokasi di Aula Paroki Waesambi.

Romo Inno Sutam, Pr memandang kontribusi agama dalam menyelesaikan persoalan perubahan iklim semakin relevan.

Mengutip pernyataan Paus Fransiskus dalam Laudato Si, Romo Inno menyatakan bahwa bumi kita dalam keadaan krisis. Romo Inno berharap generasi muda Katolik dapat menjadi penggerak ketahanan pangan lokal dan ekonomi berkelanjutan yang berbudaya dan berkeadilan iklim.

Pada kesempatan yang sama, Utusan Khusus Kepresidenan (UKP) Bidang Kerjasama Pengentasan Kemiskinan dan Ketahanan Pangan Muhamad Mardiono Muhamad Mardiono pada keynote speech-nya mengajak peserta mengampanyekan Program “Makan Sehat Cukup Gizi dan Cukup Porsi.” Kampanye ini bertujuan untuk mendorong gaya hidup sehat dan mencegah terjadinya sampah makanan.

Baca juga : HUT Ke-78 RI, Mentan Dorong Kekuatan Pangan Lokal

Program lain yang dikampanyekan adalah “Belanja dengan Bijak” untuk mengurangi perilaku konsumtif masyarakat terutama kelas menengah atas, serta program “Berbagi Makanan” untuk mengurangi volume makanan yang akan kadaluarsa dan terbuang.

Setelah seminar, kegiatan dilanjutkan dengan pembacaan deklarasi oleh anak muda sekaligus peluncuran gerakan stop boros pangan dan ekonomi sirkular.

Permasalahan sampah makanan/food waste menjadi suatu ironi di tengah perjuangan beberapa daerah membangun ketahanan pangan.

Menurut hasil kajian Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN/Bappenas) bersama sejumlah lembaga, Indonesia membuang sampah makanan 23-48 juta ton per tahun pada periode 2000-2019 atau setara dengan 115-184 kilogram per kapita per tahun.

Baca juga : ABC Edukasi Aturan Produk Dan Pembuatan Pangan Olahan

Permasalahan ini diharapkan berangsur-angsur terselesaikan melalui perlibatan generasi muda.

Sebagai agen perubahan, peranan generasi muda sangat penting untuk mempengaruhi tindakan individu, masyarakat, dan pemerintah dalam menghadapi tantangan perubahan iklim.

Kepala Sekretariat FOLU Indonesia Gina Karina mengatakan, sebagai pemimpin masa depan, generasi muda harus terlibat aktif dalam transformasi menuju sistem pangan yang berkelanjutan.

"Dalam acara Festival Golo Koe ini, Koalisi Food and Land Use (FOLU) Indonesia ingin mengajak anak-anak muda NTT dan Indonesia untuk berpartisipasi dalam kompetisi Gen-Z for Sustainable Food System (GSFS) 2023 yang sedang kami selenggarakan," ujar Gina.

Baca juga : Tepis Alasan Rocky Gerung, Partai Garuda: Kalau Dibiarkan, Makian Dan Hinaan Bakal Legal

Ia berharap generasi muda harus berjejaring, berkolaborasi, dan menghadirkan gerakan yang lebih besar dalam menghadapi isu perubahan iklim.

Direktur Program Yayasan KEHATI Rony Megawanto mengatakan, seminar kali ini menghadirkan narasumber yang memberikan perspektif perubahan iklim yang lengkap, mulai dari aksi lokal, nasional, sampai solusi perubahan iklim di tingkat global.

"KEHATI akan terus mendorong program adaptasi perubahan iklim, salah satunya melalui aksi lokal oleh masyarakat seperti mengonsumsi pangan lokal, termasuk sorgum," ujar Rony.

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.