Dark/Light Mode

Bentrok Di Rempang Jadi Sorotan Warganet

Sabtu, 9 September 2023 07:50 WIB
Anggota Brimob Polda Kepri yang tergabung dalam Tim Terpadu membersihkan pemblokiran jalan yang dilakukan oleh warga Pulau Rempang, Batam, Kepulauan Riau, Jumat (8/9/2023). Aksi pemblokiran jalan tersebut terkait pengembangan Pulau Rempang menjadi kawasan ekonomi baru dan rencana pemerintah yang akan merelokasi mereka ke wilayah lain. (ANTARA FOTO/Teguh Prihatna/nz)
Anggota Brimob Polda Kepri yang tergabung dalam Tim Terpadu membersihkan pemblokiran jalan yang dilakukan oleh warga Pulau Rempang, Batam, Kepulauan Riau, Jumat (8/9/2023). Aksi pemblokiran jalan tersebut terkait pengembangan Pulau Rempang menjadi kawasan ekonomi baru dan rencana pemerintah yang akan merelokasi mereka ke wilayah lain. (ANTARA FOTO/Teguh Prihatna/nz)

 Sebelumnya 
Warga yang menolak, mencoba mengusir petugas dengan berbagai cara. Ada yang menebang pohon-pohon besar hingga menutup jalan, membakar ban di tengah jalan, meng­gunakan ketapel berisikan batu, me­lempar batu, bahkan sampai melem­parkan bom molotov ke arah petugas.

Hingga kemarin, aparat gabungan masih berjaga di lokasi kejadian. Na­mun, kondisinya jauh lebih kondusif. Meskipun masih ada penolakan dari masyarakat, tapi tidak terjadi lagi bentrok seperti hari sebelumnya.

Baca juga : Bos Sinar Mas: Minyak Kelapa Sawit Jadi Solusi Bahan Bakar Nabati

Karo Penmas Divisi Humas Polri, Brigjen Ahmad Ramadhan, mengung­kapkan ada 8 warga yang diamankan dari peristiwa bentrokan tersebut. Namun, pihak kepolisian tak merinci identitas kedelapan warga yang ditangkap tersebut.

Ramadhan menjelaskan, mereka diamankan karena kedapatan mem­bawa beragam senjata saat aksi peno­lakan berlangsung. Mulai dari ketapel, batu, hingga benda tajam. “Tentunya atas perbuatannya akan diproses sesuai dengan hukum yang berlaku,” kata Ramadhan di Gedung Bareskrim Polri, Jumat (8/9).

Baca juga : 27 Penerbit dan Produsen Rekam yang Aktif Serahkan Karya Raih Penghargaan Perpusnas

Ia pun menerangkan, pihaknya terpaksa menembakkan gas air mata untuk membubarkan warga yang menghadang proses pengukuran lahan. Apalagi saat aksi, warga menyerang petugas dengan senjata tajam, ketapel, dan batu.

Namun, Ramadan membantah, bila anak buahnya sengaja melepaskan gas air mata ke sekolah. Kata dia, adanya anak sekolah yang terkena dampak gas air mata, bukan karena adanya tem­bakan ke arah gedung sekolah. Siswa yang menjadi korban, kata dia, akibat gas air mata yang terbawa angin dan masuk ke sekolah yang lokasinya tidak jauh dari lokasi bentrokan.

Baca juga : Pesan Ponsel Online,Yang Datang Granat

Sementara itu, Menko Polhukam Mahfud MD menegaskan, bentrokan yang terjadi di Pulau Rampang bukan imbas dari upaya penggusuran, tapi pengosongan lahan oleh pemegang hak. “Karena secara hak, memang itu akan digunakan oleh pemegang haknya,” kata Mahfud di Jakarta, kemarin.
 Selanjutnya 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.