Dark/Light Mode

Anak Anggota DPR Aniaya Pacar Hingga Tewas Pakai Botol Hingga Dilindas Mobil

Sabtu, 7 Oktober 2023 16:12 WIB
Kapolrestabes Surabaya Kombes Pasma Royce saat menjelaskan kronologis kejadian kasus penganiayaan yang diduga melibatkan anak anggota DPR dari fraksi PKB, hingga mengakibatkan korban tewas. (Foto: Instagram/humaspolrestabessurabaya)
Kapolrestabes Surabaya Kombes Pasma Royce saat menjelaskan kronologis kejadian kasus penganiayaan yang diduga melibatkan anak anggota DPR dari fraksi PKB, hingga mengakibatkan korban tewas. (Foto: Instagram/humaspolrestabessurabaya)

RM.id  Rakyat Merdeka - Kasus penganiayaan yang dilakukan oleh anak pejabat kembali memantik emosi publik. Kali ini dilakukan oleh anak seorang anggota DPR. Terduga pelaku adalah Gregorius Ronald Tannur (GR) anak dari Edward Tannur, anggota DPR dari Fraksi PKB.

Penganiayaan kali ini menimpa seorang perempuan yakni DSA (29) yang merupakan pacarnya sendiri. Parahnya lagi, penganiayaan itu dilakukan GR hingga mengakibatkan pacarnya tewas.

Kronologi Kejadian

Berdasarkan keterangan Kapolrestabes Surabaya Kombes Pasma Royce, kasus inu bermula dari makan malam di G-Walk Surabaya, Selasa (3/10) lalu. Dua anak muda ini, GR dan DSA baru 5 bulan jadian.

Tak lama, GR diajak oleh teman-temannya karaokean di Blackhole KTV, Lenmarc Mall. Keduanya tiba di Jalan Mayjend Jonosewojo, sekitar pukul 21.32 WIB.

"Di room 7 dan bergabung dengan lima rekannya. Berkaraoke sambil meminum minuman keras," kata Pasma kepada wartawan, Jumat (6/10).

Namun dini hari, pukul 00.10 GR dan DSA cekcok di dalam lift, ikut disaksikan petugas dan sekuriti Blackhole KTV. Tak sekedar adu mulut, GR mengaku juga menendang kaki kanan korban DSA, hingga terjatuh dan terduduk.

"Setelah duduk, saksi GR melakukan pemukulan kepala korban DSA sebanyak dua kali dengan menggunakan botol minuman keras," sambungnya, berdasarkan rekaman CCTV.

Baca juga : Basarah Buka Turnamen Sepak Bola Usia Dini

Setiba di parkiran, DSA sempat bersandar di samping kiri mobil abu-abu milik GR. Sementara sang pacar yang sudah masuk ke mobil langsung menjalankan mobilnya dengan belok ke kanan.

"Sedangkan posisi korban di sebelah kiri. Sehingga mengakibatkan korban terlindas sebagian tubuhnya dan terseret sejauh lima meter kurang lebih," ungkapnya.

Kejadian itu kemudian diketahui sekuriti dan mendatangi mereka. Baru kemudian GR menaikkan tubuh korban ke mobil lalu membawanya ke apartemen PTC.

Di apartemen, DSA yang sudah dalam kondisi lemas sempat diberikan napas buatan oleh GR dengan menekan dada. Setelah tak ada respons, korban dibawa ke RS National Hospital.

"Pukul 02.30 korban DSA dinyatakan meninggal dunia, sesuai dengan CCTV dan prarekonstruksi," jelas Pasma.

Profil Gregorius Ronald Tannur

Gregorius Ronald Tannur adalah putra kelahiran Nusa Tenggara Timur (NTT). Tepatnya di Kecamatan Kefamenanu, Kabupaten Timur Tengah Utara.

Usianya saat ini menginjak 31 tahun. Ia adalah anak dari Edward Tannur, anggota DPR Fraksi PKB. Sementara ibunya bernama Meirizka Widjaja. GR juga diketahui memiliki dua saudara kandung. 

Baca juga : Pangdam V Brawijaya Bangga Terlibat Latihan Super Garuda Shield

Dilihat dari informasi akun Facebook miliknya, Ronald Tannur pernah mengenyam pendidikan di SMAK Kolese Santo Yusup Surabaya pada tahun 2005/2006. Namun kemudian, ia pindah ke SMAK Santa Agnes Surabaya dan lulus pada tahun 2009. 

Pendidikannya dilanjutkan ke Universitas Petra Surabaya dan International Business School Surabaya jurusan Komunikasi. Tamat kuliah, ia sempat bekerja menjadi agen di perusahaan asuransi.

GR kemudian melanjutkan studinya ke Australia, yakni di Holmes Institute Melbourne dan lulus pada 2016. Tamat di sana, ia sempat gonta-ganti tempat kerja, mulai di Southern Meats di Goulburn Town hingga Voyages Ayers Rock Resort di Northern.

Akan tetapi, baru dua tahun berselang atau pada 2020, Ronald memilih kembali ke Surabaya. Namun tak diketahui apa pekerjaannya selama menetap di Surabaya.

Profil Edward Tannur

Edward Tannur, yang lahir di Atambua, Nusa Tenggara Timur (NTT) pada tanggal 2 Desember 1961, adalah seorang politikus yang mewakili daerah pemilihan NTT II di DPR. 

Daerah pemilihannya meliputi Kabupaten Sumba Timur, Kabupaten Sumba Barat, Kabupaten Sumba Tengah, Kabupaten Sumba Barat Daya, Kabupaten Sabu Raijua, Kabupaten Timor Tengah Selatan, Kabupaten Timor Tengah Utara, Kabupaten Belu, Kabupaten Malaka, Kabupaten Kupang, Kabupaten Rote Ndao, dan Kota Kupang.

Meskipun terkenal sebagai seorang politikus, Edward bukan berasal dari latar belakang pergerakan, melainkan seorang pengusaha. 

Baca juga : Diduga Aniaya Pemuda Hingga Tewas, Oknum Paspampres Langsung Dibui

Pada tahun 1980, Edward memulai usaha pasar swalayan yang diberi nama Tulip, yang masih beroperasi hingga saat ini. Selain itu, ia juga terlibat dalam bisnis jasa konstruksi dari tahun 1983 hingga 2005.

Tapi ia memiliki sejumlah pengalaman dan keterlibatan dalam berbagai organisasi, seperti Ketua Tulip Football Club (1997-2003), Ketua Sasana Tulip Kabupaten Timor Tengah Utara (1997-2003), serta Ketua GAPEKNAS Kabupaten Timor Tengah Utara (2000-2004).

Selain itu, Edward juga memegang peran sebagai Pembina PMKRI Cabang Kefamenanu (2004-2005), Ketua KONI Kabupaten Timor Tengah Utara (2004-2005), dan Ketua DPC PKB Kabupaten Timor Tengah Utara (2006-2021).

Perjalanan politik Edward dimulai ketika ia terpilih menjadi anggota DPRD Kabupaten Timor Tengah Utara pada periode 2004-2009. Di parlemen, ia menduduki posisi sebagai ketua komisi C dan ketua fraksi PKB. Edward kemudian terpilih sebagai anggota DPR sejak tahun 2019 hingga saat ini.

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.