Dark/Light Mode

Puluhan RS Putus Kontrak Dengan BPJS

Biaya Berobat Mahal, Rakyat Dilarang Sakit?

Minggu, 6 Januari 2019 10:36 WIB
(Foto: Istimewa)
(Foto: Istimewa)

RM.id  Rakyat Merdeka - Satu persatu rumah sakit yang ada di Indonesia memutuskan kontrak kerjasama dengan Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS). Akibatnya, rumah sakit yang putus kontrak tidak menerima pasien BPJS Kesehatan.

Tercatat, di wilayah Jabodetabek saja, ada 31 rumah sakit yang tidak bisa lagi melayani pasien BPJS. Belum lagi yang berada di daerah Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur. Ditambah rumah sakit yang di luar pulau Jawa. Jumlahnya mungkin ratusan rumah 

Masalah apa yang terjadi di BPJS sehingga banyak rumah sakit yang memutuskan kontraknya? Apakah karena masalah dana atau fasilitas rumah sakit? 

Kepala Humas BPJS Kesehatan Iqbal Anas Ma’ruf menjelaskan, alasan pemutusan kontrak kerja sama disebabkan karena belum memenuhi syarat akreditasi sesuai Peraturan Menteri Kesehatan (Permenkes) Nomor 99 tahun 2015. 

Katanya, rumah sakit harus memenuhi syarat akreditasi jika ingin menerima pasien BPJS Kesehatan. Akreditasi tersebut, harus dipenuhi pengajuannya paling akhir Juni tahun ini. 

Baca juga : Bos BI Tak Patah Arang

Sesuai dengan Permenkes nomor 71 tahun 2013, rumah sakit disyaratkan wajib akreditasi setelah tiga tahun, lalu kemudian direvisi menjadi lima tahun sesuai dengan Permenkes Nomor 99 tahun 2015.

Ia menjelaskan, sertifikasi akreditasi menjadi indikator jaminan pelayanan pada pasien dan juga standar layanan kesehatan serta keamanan pasien dapat terjaga. 

Selain itu, BPJS juga ingin memastikan jika rumah sakit harus mempunyai fasilitas yang memadai seperti sumber daya manusia berupa tenaga media dan staf, kelengkapan sarana dan prasarana, lingkup pelayanan, serta komitmen pelayanan. 

Sekalipun sudah diklarifikasi, warganet tak sepenuhnya mempercayai alasan BPJS jika pemutusan hanya karena masalah akreditasi. @dziaa93 mengatakan alasan akreditasi rumah sakit hanya akal-akalan untuk menghindari keuangan yang amburadul. “Hehee, yang jadi alesan akreditasi rumah sakit. Kocak juga ini government,” kritiknya.

Menguatkan, @NurmansyahAffa menerangkan, akreditasi hanya alasan mengada-ada. Apalagi, sudah diketahui bahwa biaya untuk akreditasi tidak murah. “Harus diakreditasi dan biaya akreditasinya gak gratis. Ngerti kan?” ungkap dia. 

Baca juga : Nyaris Putus Asa, May Tulis Surat Minta Rakyat Dukung Brexit

@vindiasari mengaku sedih ketika membaca berita, rumah sakit banyak yang putus kerja sama dengan BPJS. Sejujurnya pelayanan memang belum maksimal tapi sangat membantu orang-orang. 

“Bagaimana nasib kami peserta BPJS, rumah sakit rame rame putus kontrak sama BPJS, kalau sakit bisa gak berobat di jalan tol,” ungkap @daenk_broo.

Sementara, @rCapucconio menegaskan dengan banyaknya rumah sakit yang memutuskan kontrak BPJS mengisyaratkan kepada rakyat Indonesia tidak boleh sakit. “Dilarang sakit,” katanya.

Sama, @ameyraharus juga bilang di rezim pemerintahan saat ini orang miskin tidak boleh sakit. “Ingat. Orang miskin dilarang sakit. Sebisa mungkin jaga kesehatan dengan baik, jaga pola makan, olahraga teratur, jaga pola pikir.

”@kandargalang mencurigai, banyaknya rumah sakit yang tidak kerjasama lagi karena masalah anggaran. Bagimana rumah mau lanjutkan kerjasama jika BPJS nunggak lebih 6 bulan bagaimana rumah sakit mau belanja barang-barang farmasi.

Baca juga : Tiba 11.15, Tersangka Diteriaki Warga Nangka

“Rumah sakit nanggung utang ke distributor-distributor alkes. Gimana rumah sakit bisa layani pasien, kalau rumah sakit nunggak sampai belasan M utang ke pemasok barang Farmasi. Dikejar-kejar rekanan.” 

Lebih jauh, @ME_tono menduga rumah sakit yang diputus kontrak oleh BPJS bukannya sedih malah gembira. “Cuma tidak dipublikasi saja, hehe... Secara, RS-RS tersebut tidak harus nalangin dulu biaya obat dan kebutuhan medis lainnya,” dia menerangkan.

Berbeda, @khaidiranwar3 membela BPJS. Ia mengatakan rumah sakit yang diputus kontraknya memang tidak memenuhi syarat. “Keluarkan saja, mana saja rumah sakit yang bermasalah. Banyak lagi rumah sakit yang berkomitmen baik. Saya ingin lihat nasib rumah sakit yang dikeluarkan dari BPJS, bakalan bangkrut,” dia memprediksi. 

Seirama, @bajoelz_99 menuturkan rumah sakit rame-rame putus kontrak dengan BPJS akan rugi sendiri. “Emang pemasukan mau dari mana lae.. Ini orang sakit gak kuat bayar makanya pake BPJS. Biaya ditanggung bersama melalui iuran bulanan. Silahkan putus kontrak dengan BPJS kalau mau punah RS nya,” tandasnya.  [REN]
 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.