Dark/Light Mode

Catatan Joko Santoso

Penguatan Literasi untuk Kedaulatan Indonesia Emas 2045

Rabu, 22 November 2023 05:21 WIB
Joko Santoso (Foto: Istimewa)
Joko Santoso (Foto: Istimewa)

RM.id  Rakyat Merdeka - Indonesia perlu merencanakan strategi pembangunan yang tajam dan kuat untuk mencapai cita-citanya pada 2045, “Negara Nusantara Berdaulat, Maju dan Berkelanjutan”. Strategi Indonesia dalam mengelola pembangunan ekonomi dan sosial yang merata serta berkelanjutan membutuhkan produktivitas invensi dan inovasi yang berkualitas (AIPI, 2020). Invensi dan inovasi adalah prasyarat bagi penciptaan serta adaptabilitas lapangan kerja yang dibarengi kesejahteraan sosial dan perbaikan kualitas hidup.

Dokumen Visi Indonesia 2045 yang diluncurkan Kementerian PPN/Bappenas mengemukakan empat sasaran pembangunan yang perlu dirancang dengan baik dan sedini mungkin: (1) manusia Indonesia yang unggul, berbudaya, serta menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi, (2) ekonomi yang maju dan berkelanjutan, (3) pembangunan yang merata dan inklusif, serta (4) negara yang demokratis, kuat, dan bersih. Untuk mencapai sasaran tersebut, strategi pembangunan paling tepat diletakkan di atas fondasi ilmu pengetahuan dan inovasi. Namun, hingga saat ini nampaknya pelibatan multiaktor dalam memaknai pembangunan berbasis pengetahuan dan inovasi masih minim. Perspektif teknokratis dalam bentuk kebijakan pemerintah perlu dibarengi dengan pelibatan multiaktor pengetahuan secara institusional, termasuk dalam hal ini institusi perpustakaan sebagai sektor publik penggerak literasi.

Menurut Akademi Ilmu Pengetahuan Indonesia (AIPI), Indonesia membutuhkan ilmu pengetahuan tak hanya sebagai perangkat pelengkap kebijakan, tetapi justru sebagai inti dari cara berpikir tentang masyarakat, lingkungan, masa lalu, masa kini, dan masa depan (AIPI, 2015: 23). Perspektif yang disodorkan AIPI, meneguhkan keyakinan bahwa pengetahuan bermanfaat dalam tiga sudut pandang: (1) ilmu pengetahuan sebagai metode atau alat untuk mencari solusi bagi berbagai permasalahan kehidupan, (2) ilmu pengetahuan sebagai kerangka berpikir yang menjadi pengangkat derajat dan kapabilitas manusia, serta (3) ilmu pengetahuan sebagai budaya yang memberikan landasan nilai bagi peradaban manusia (AIPI, 2015: 20).

Pengembangan perpustakaan dalam penguatan literasi masyarakat adalah bagian dari pembangunan sektor publik. Perpustakaan merupakan salah satu sektor publik karena berhubungan dengan kepentingan umum dalam penyediaan layanan pengetahuan kepada publik yang dibayar melalui pajak atau pendapatan negara lainnya yang diatur dengan undang-undang. Perpustakaan sebagai sektor publik berperan kuat dalam proses penciptaan pengetahuan (knowledge creation). Penciptaan pengetahuan dimaknai sebagai tindakan membuat pengetahuan yang direka oleh individu atau warga negara, kemudian diperkuat dalam konteks sosial, dan secara selektif dihubungkan dengan stok pengetahuan yang ada dalam berbagai lembaga termasuk negara. Penciptaan pengetahuan dapat bermula dari riset dasar, atau melakukan penelitian ilmiah untuk mencari ilmu pengetahuan baru. Termasuk dalam hal ini pencarian yang bersistem untuk menemukan tantangan hal yang belum diketahui. Di samping itu, penciptaan pengetahuan dapat berdasarkan pada riset terapan. Riset terapan merupakan satu jenis penelitian yang bertujuan untuk memberikan solusi atas permasalahan tertentu secara praktis. Penelitian terapan tidak berfokus pada pengembangan sebuah ide, teori, atau gagasan, tetapi lebih berfokus kepada penerapan penelitian tersebut dalam kehidupan sehari-hari.

Sebagai pintu gerbang menuju pengetahuan dan budaya, perpustakaan memainkan peran mendasar dalam masyarakat. Sumber daya dan layanan yang mereka tawarkan menciptakan peluang untuk belajar, mendukung literasi dan pendidikan, serta membantu membentuk ide dan perspektif baru yang penting bagi masyarakat kreatif dan inovatif. Perpustakaan juga membantu memastikan catatan otentik pengetahuan yang diciptakan dan dikumpulkan oleh generasi sebelumnya. Di dunia tanpa perpustakaan, akan sulit untuk memajukan penelitian dan pengetahuan manusia atau melestarikan kumulatif pengetahuan dan warisan dunia untuk generasi mendatang.

Perpustakaan sangat menyadari perlunya menjaga keseimbangan antara melindungi hak penulis dan menjaga kepentingan publik yang lebih luas. Perpustakaan mewakili berbagai hal bagi setiap orang--mulai dari tempat para ibu mengajak balita membacakan cerita pertama mereka dan siswa dapat belajar apa saja, hingga layanan yang memungkinkan siapa pun meminjam buku, mengakses Internet, atau melakukan penelitian, juga berbagai pelatihan ketrampilan dan kecakapan. Sederhananya, perpustakaan menawarkan sarana di mana kita dapat memperoleh akses terhadap pengetahuan dan melakukan berbagai praktik sosial berbasis pengetahuan. Perpustakaan identik dengan pendidikan dan menawarkan banyak kesempatan belajar yang dapat mendorong pembangunan ekonomi, sosial dan budaya.

Disrupsi dan Tranformasi Pengetahuan Digital

Baca juga : Menikmati Literasi di Senja Sungai Hitam Sebangau

Setiap harinya ada sekitar 1.000 situs Web baru diciptakan dan tidak kurang dari 30.000 jurnal hasil penelitian baru dipublikasikan (Eileen Rachman, 2007). Perpustakaan tidak hanya bertanggungjawab dalam menghimpun, mengorganisasi, melayankan dan merawat pengetahuan. Lebih dari itu semua, perpustakaan juga bertanggung jawab dalam mentrasnformasikan pengetahuan. Transformasi pengetahuan adalah proses yang bersifat siklustis dan melibatkan multikomponen dalam suatu organisasi dan lembaga. Transformasi pengetahuan dalam proses manajemen pengetahuan adalah suatu proses siklustis yang mementingkan partisipasi aktif dari setiap individu dalam suatu organisasi, lembaga bahkan negara, melalui peran sebuah perpustakaan.

Ketika sejumlah toko buku di Indonesia tutup, terakhir Toko Buku Gunung Agung, karena perubahan perilaku belanja buku online, jumlah kunjungan ke perpustakaan baik secara fisik maupun online naik. Para peneliti dari grup data dan analitik WordsRated tahun 2020 meneliti hampir 17.500 perpustakaan di Amerika Serikat selama tiga dekade terakhir. Mereka menemukan data yang meyakinkan bahwa institusi perpustakaan tidak mati di era digital--mereka justru makin berkembang. Meskipun kunjungan masyarakat ke perpustakaan telah turun 21 persen sejak 2009, sebenarnya ada lebih banyak orang yang meminjam buku daripada sebelumnya.

Keterlibatan dan loyalitas masyarakat dalam perpustakaan nampak dalam angka lebih dari 174 juta orang di Amerika terdaftar di perpustakaan setempat. Jumlah itu hampir 54 persen dari populasi. Jika pada tahun 2020 jumlah penduduk Amerika Serikat kurang lebih 331.002.651 jiwa, maka anggota perpustakaan di sana sejumlah 178.741.431 orang. Jumlah kunjungan dan keanggotaan masyarakat pada perpustakaan di Amerika ini merupkan wujud loyalitas dan keterlibatan masyarakat dalam kegiatan kepustakaan.

Fenomena ini dapat diperbandingkan dengan kondisi di Indonesia berdasarkan Kajian Indeks Pembangunan Literasi Masyarakat (IPLM) yang dilakukan oleh Perpustakaan Nasional tahun 2022. Dilaporkan dalam hasil kajian total jumlah perpustakaan di Indonesia hasil survei adalah 185.412 perpustakaan, dengan tingkat kemanfaatan sebesar 2,08 persen per hari. Jika jumlah penduduk Indonesia pada tahun 2020 sebanyak 270.203.917 jiwa (BPS), maka ada 5.620.241 orang mengunjungi perpustakaan secara onsite dan online setiap hari. Angka kunjungan ini meningkat dibanding tahun sebelumnya, sebagaimana peningkatan pada keanggotaan perpustakaan. Kajian menunjukkan bahwa tingkat keterlibatan masyarakat di perpustakaan nampak dari data anggota perpustakaan sebanyak 5.940.422 atau 2,20 persen dari total jumlah penduduk Indonesia. Memang, jumlah ini masih terpaut jauh dibandingkan dengan Amerika, tetapi peningkatan jumlah kunjungan dan keanggotaan masyarakat pada perpustakaan ini tidak dapat dipungkiri, karena tahun sebelumnya hanya berkisar 1 persen. Berdasarkan perbandingan aspek kemanfaatan dan keanggotaan perpustakaan di atas, nampaknya kita harus meningkatkan kualitas layanan dan jumlah ragam kegiatan menarik agar dapat mengoptimalkan kemanfaatan dan keterlibatan masyarakat Indonesia pada perpustakaan.

Laporan WordsRated mengemukakan bahwa hingga tahun 2020 koleksi perpustakaan di Amerika Serikat berkembang lebih besar dan lebih digital daripada sebelumnya—dengan lebih dari 58 persen pilihan buku kini tersedia secara online. Secara keseluruhan, koleksi perpustakaan kini lebih besar dan lebih beragam dari sebelumnya, atau tumbuh sebesar 113 persen sejak tahun 2009. Satu dekade yang lalu, buku fisik, majalah, surat kabar, dan kaset video atau audio menyumbang 98 persen koleksi bahan perpustakaan. Namun, pada 2019, angka itu hanya mencapai 45 persen karena perpustakaan mengonversi lebih banyak item ke format digital. E-book sekarang merupakan sepertiga dari koleksi perpustakaan pada umumnya, dengan buku kertas turun menjadi sekitar 40 persen dari koleksi perpustakaan.

Koleksi perpustakaan sebagai bagian paling esensial di perpustakaan karena koleksi perpustakaan merupakan representasi sumber pengetahuan. Koleksi perpustakaan dan keteraksesan juga keterbacaan menjadi pengikat interaksi bolak-balik antara masyarakat dan perpustakaan. Rasio ketercukupan koleksi perpustakaan dibanding jumlah penduduk Indonesia masih terpaut sangat jauh. Jumlah koleksi secara nasional hasil kajian IPLM tahun 2022 sebanyak 26.761.152 item, sehingga rasio ketercukupan koleksi perpustakaan umum di Indonesia adalah sebesar 0,0495 atau 1 buku ditunggu untuk dibaca oleh 10 orang. Kajian tersebut juga mengemukakan bahwa tingkat peminjaman koleksi sebesar 10 persen. Berdasar kajian yang sama terkemuka bahwa 82.4 persen perpustakaan umum sudah memiliki akses internet untuk pengguna perpustakaan. Disebutkan pula, sekitar 70.6 persen perpustakaan umum memiliki koleksi digital. Namun demikian, perkembangan koleksi digital perpustakaan tidak disebutkan secara terperinci dalam kajian ini.

Baca juga : Gaet Pasar Jaya, Bank DKI Perkuat Literasi Keuangan Digital Pasar

Kajian WordsRated menemukan fakta bahwa komunitas Amerika semakin banyak menggunakan ruang perpustakaan untuk program lokal. Dengan hampir enam juta program untuk anak-anak, dewasa, dan orang-orang dari segala usia yang berlangsung di dalam perpustakaan. Terdapat satu dari setiap 10 orang yang mengunjungi perpustakaan saat ini untuk menghadiri program lokal, bukan melulu untuk membaca. Secara keseluruhan, 125 juta orang Amerika menghadiri program perpustakaan pada tahun 2019. Itu hampir dua kali lipat jumlahnya dibandingkan dengan tahun 2004, atau lebih tinggi 23 persen dibanding tahun 2014.

Hal serupa nampaknya juga terjadi di Indonesia, sesuai hasil kajian Perpustakaan Nasional terkait dengan program Transformasi Perpustakaan Berbasisi Inklusi Sosial. Program ini berkaitan erat dengan upaya perpustakaan meningkatkan relevansinya dalam peningkatan kesejahteraan keluarga. Melalui program ini perpustakaan dirancang sebagai ruang publik untuk berbagai kegiatan praktik sosial, yang berkomitmen pada peningkatan ekonomi masyarakat berbasis pengetahuan. Melalui program ini sejumlah 3.479.985 anggota masyarakat mengikuti 145.792 kegiatan di perpustakaan. Advokasi yang dilakukan perpustakaan menghasilkan dukungan anggaran dari pemerintah daerah senilai Rp 94.913.171.916 ditambah dengan dukungan dalam bentuk barang atau peralatan (200.000 item), narasumber kegiatan di perpustakaan (20.000 orang), dan 463 regulasi di bidang perpustakaan dan literasi berhasil diterbitkan untuk memastikan keberlanjutan program. Bahkan, saking dampaknya yang nyata di masyarakat, sejumlah pemerintah daerah telah mereplikasi secara mandiri program ini di 68 kabupaten/kota dan 1.594 desa/kelurahan. Berdasarkan kajian Cost Benefit Analysis didapati ratio benefit (manfaat) terhadap cost (biaya) program adalah 1 : 2.3 atau setiap 1 rupiah yang dikeluarkan untuk program ini menghasilkan 2.3 rupiah di masyarakat. (MarkPlus 2022, Kajian Program TPBIS 2020-2021).

Internet telah menciptakan peluang luar biasa dalam menghimpun dan mengakses pengetahuan. Namun, membuat koleksi perpustakaan-perpustakaan besar dunia tersedia bagi publik melalui digitalisasi skala besar masih belum terealisasi. Meskipun sulit untuk memperkirakan dampak penuh dari upaya tersebut, manfaatnya di masa datang dalam membentuk ekosistem literasi akan sangat luas dan besar.

Perpustakaan Nasional dalam Transformasi Digital

Strategi Indonesia dalam mengelola pembangunan ekonomi dan sosial yang merata serta berkelanjutan, membutuhkan produktivitas invensi dan inovasi yang berkualitas berbasiskan pada transformasi pengetahuan. Posisi Perpustakaan Nasional dalam transformasi ekonomi melingkupi dua aspek berikut. Perpustakaan Nasional mendukung peningkatan kualitas riset. Perpustakaan dapat berkontribusi pada pengembangan ekonomi melalui dukungan terhadap penelitian dan pengembangan, yang diperlukan untuk inovasi dan komersialisasi IPTEK. Perpustakaan Nasional membangun superplatform untuk percepatan transformasi digital dan produksi talenta digital. Perpustakaan Nasional terlibat dalam transformasi digital dengan menyediakan akses ke pengetahuan dan literatur digital, serta mendukung pengembangan keterampilan digital masyarakat.

Posisi Perpustakaan Nasional dalam transformasi sosial meliputi dua aspek berikut. Perpustakaan Nasional berkemungkinan dapat memanfaatkan dana abadi pendidikan. Dana ini dapat digunakan untuk meningkatkan fasilitas dan koleksi perpustakaan, termasuk digitalisasi sumber belajar untuk memudahkan akses bagi masyarakat. Di samping itu, Perpustakaan Nasional mengundang peningkatan partisipasi pendidikan tinggi, sambil mempromosikan perannya sebagai sumber daya penting untuk mendukung sistem pendidikan tinggi, menyediakan akses ke sumber-sumber ilmu pengetahuan yang diperlukan oleh mahasiswa dan peneliti. Peran Perpustakaan Nasional dalam transformasi ekonomi dan sosial ini mengefikasi beberapa aspek berikut ini.

Pertama, mempercepat proses digitalisasi sumber-sumber pengetahuan dan literatur yang relevan dengan kebutuhan pendidikan dan penelitian, serta memastikan aksesibilitasnya secara nasional. Serta membangun kemitraan strategis dengan universitas, sekolah, dan lembaga penelitian untuk menyediakan akses ke sumber daya perpustakaan yang kaya, termasuk jurnal, artikel ilmiah, dan database penelitian.

Baca juga : Yandri Susanto Ingatkan Warga Gunakan Bansos Sebaik-baiknya

Kedua, mengembangkan infrastruktur TIK perpustakaan untuk mendukung layanan e-learning dan e-research yang efisien. Di samping, mengembangkan superplatform digital yang menyediakan sumber-sumber pengetahuan, kursus online, dan materi pelatihan digital yang bisa diakses oleh seluruh masyarakat.

Ketiga, menyelenggarakan pelatihan dan workshop tentang literasi informasi dan digital untuk masyarakat umum dan kalangan pendidik. Juga, meluncurkan program beasiswa untuk pelajar dan peneliti yang ingin melakukan studi atau penelitian menggunakan koleksi perpustakaan.

Keempat, mendirikan laboratorium inovasi di perpustakaan yang bisa digunakan oleh start-up dan peneliti untuk mengembangkan produk dan layanan baru. Serta menyediakan program residensi bagi peneliti nasional dan internasional untuk melakukan studi mendalam menggunakan koleksi perpustakaan.

Kelima, mengembangkan program ”Literasi untuk Semua” yang bertujuan untuk inklusi sosial, mencakup berbagai kelompok masyarakat termasuk daerah terpencil, penyandang disabilitas dan kelompok marginal. Serta gencar melaksanakan kampanye kesadaran publik tentang pentingnya pendidikan dan pembelajaran sepanjang hayat yang didukung oleh sumber daya perpustakaan.

Mengutip Esther Duflo peraih Nobel Memorial Prize dalam ilmu ekonomi melalui pendekatan eksperimentalnya dalam mengentaskan kemiskinan global (2019) bahwa “Kemiskinan terbentuk dari berbagai sudut. Bukan hanya kekurangan uang tetapi juga kurangnya pendidikan, kurangnya kesehatan, kurangnya informasi, kurangnya inklusi dan kesadaran politik, dan lainnya..."

Joko Santoso
Kepala Biro Perencanaan dan Keuangan Perpustakaan Nasional RI

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.