Dark/Light Mode

MK Luncurkan 34 Buku di HUT ke-20, Perpusnas Beri Apresiasi

Kamis, 23 November 2023 05:28 WIB
Peluncuran 34 judul buku dalam HUT ke-20 MK, di Perpusnas, Rabu (22/11). (Foto: Dok. Perpusnas)
Peluncuran 34 judul buku dalam HUT ke-20 MK, di Perpusnas, Rabu (22/11). (Foto: Dok. Perpusnas)

RM.id  Rakyat Merdeka - Kepala Perpustakaan Nasional (Perpusnas) Muhammad Syarif Bando mengucapkan terima kasih dan apresiasi kepada Mahkamah Konstitusi (MK) yang telah aktif memproduksi buku. Dia menyebut, selama lima tahun terakhir, MK telah memproduksi 150 judul buku. Menurutnya, buku merupakan kekayaan bangsa.

“Indonesia mendapatkan pujian dari International Standard Book Number (ISBN) yang berpusat di London karena MK telah berkontribusi nyata bagi Indonesia untuk menjadi yang paling produktif dalam mencetak dan menerbitkan banyak buku,” katanya, dalam peluncuran buku Mahkamah Konstitusi 2023, di Ruang Auditorium, Lantai 2 Perpusnas, Jakarta, Rabu (22/11). Kegiatan peluncuran buku dirangkaikan dengan penandatanganan nota kesepahaman antara Perpusnas dan MK.

Dalam momentum hari ulang tahun (HUT) ke-20 tersebut, MK meluncurkan 34 judul buku yang merupakan karya hakim konstitusi, hakim konstitusi purnatugas, pegawai, dan mitra kerja. Sebagian dari buku tersebut juga telah melewati uji shahih secara akademis karena bersumber dari hasil tesis ataupun disertasi.

Syarif Bando berharap, buku-buku yang sudah diluncurkan dapat dimanfaatkan dengan baik oleh masyarakat. “Menjadi kewajiban kita untuk bisa menanamkan pengertian hukum yang sebaik-baiknya, implementasi hukum yang sebaik-baiknya, dan pengalaman hukumnya sebaik-baiknya kepada masyarakat,” jelasnya.

Baca juga : Sambut Nataru Semua Jalan Nasional di Banten Mulus, JB Beri Apresiasi

Ketua MK Suhartoyo menjelaskan, tradisi menulis di MK sudah berlangsung sejak institusi tersebut berdiri dan dipelopori Ketua MK periode 2003-2008, Jimly Asshiddiqie. “Hingga hari ini tradisi menulis tidak pernah surut bahkan setiap tahun selalu ada peningkatan. Semangat ini harus dipertahankan,” harapnya.

Menurut Suhartoyo, tradisi menulis yang telah menjadi budaya di MK merupakan bentuk keberhasilan paradigma shifting yakni perubahan dari kultur lisan di sebuah institusi menjadi kultur tulis berbentuk buku.

“Kegiatan penuangan gagasan, ide, wawasan, serta buah pikiran ke dalam buku merupakan bagian dari perwujudan amanat konstitusi untuk mencerdaskan kehidupan bangsa. Hal ini menjadi kontribusi nyata, baik secara individual maupun institusional,” tuturnya.

Suhartoyo juga memberikan apresiasi tinggi kepada seluruh penulis yang telah berhasil menghasilkan buku dan diluncurkan pada hari ini.

Baca juga : Kepala Perpusnas Beberkan Kunci Sukses: Literasi dan Budaya

“Penulis adalah orang hebat karena termasuk dalam golongan orang berpikir yang menuliskan hasil pemikirannya ke dalam karya, yang kiranya pemikirannya dapat memotivasi lebih banyak lagi keluarga besar MK untuk meluangkan waktunya menorehkan buah pikiran dan gagasannya ke dalam karya keabadian yakni sebuah buku,” pesannya.

Wakil Ketua MK Saldi Isra mengatakan, aktivitas menulis harus dilakukan setiap hari agar kemampuan menulis tidak hilang. Salah satu yang berhasil dia terapkan selama ini ialah mengatur waktu dengan baik antara pekerjaan dan menulis.

“Meskipun MK sudah lima tahun berturut-turut melakukan peluncuran buku, namun apabila dibandingkan dengan jumlah penduduk kita saat ini, jumlahnya masih kecil. Karena sepengetahuan saya, kita saat ini masih terperangkap dengan tradisi lisan dibanding tradisi tulis,” ungkapnya.

Saldi melanjutkan, tugas atau tantangan terberat bagi sarjana hukum untuk mentransformasikan bahasa lisan mereka menjadi bahasa tulisan yang mudah dipahami semua lapisan masyarakat.

Baca juga : KPK Tetapkan Wamenkumham Tersangka Penerima Gratifikasi

“Ada stigmasi bahwa sarjana hukum adalah sarjana yang menghafal undang-undang, jadi kami bicara seperti rumus dan pasal-pasal sehingga menjadikan orang sulit mengerti apa yang akhirnya ditulis. Nah, mentransformasi bahasa-bahasa yang mungkin sulit dimengerti oleh orang yang bukan hukum itu tantangan tersendiri bagi penulis-penulis yang berlatar belakang hukum,” jelasnya.

Dia berharap, MK mampu menjadi kampus konstitusi dan perpustakaan di dalamnya dapat menjadi perpustakaan konstitusi terlengkap di Indonesia.

Usai peluncuran buku, acara dilanjutkan dengan talkshow Literasi Konstitusi dengan narasumber Rektor Universitas Andalas periode 2019-2023, Yuliandri, Ketua Bidang Studi Hukum Tata Negara Fakultas Hukum Universitas Indonesia Fitra Arsil, dan Akademisi Sekolah Tinggi Hukum (STH) Indonesia Jentera, Bivitri Susanti.

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.