Dark/Light Mode

Untung Keburu Diringkus, Teroris Mau Recoki Pemilu

Jumat, 24 November 2023 08:45 WIB
Karo Penmas Divisi Humas Polri, Brigjen Ahmad Ramadhan. (Foto: Ist)
Karo Penmas Divisi Humas Polri, Brigjen Ahmad Ramadhan. (Foto: Ist)

RM.id  Rakyat Merdeka - Detasemen Khusus (Densus) 88 Antiteror Polri menangkap empat tersangka teroris di wilayah Riau. Keempat teroris ini berniat recoki Pemilu. Untung keburu diringkus. 

Penangkapan keempat teroris yang merupakan jaringan Anshor Daulah (AD) itu dilakukan di daerah Dumai dan Rokan Hulu, pada Selasa (21/11/2023). Satu di antara mereka, berperan untuk mengacaukan Pemilu.

Kepala Biro Penerangan Masyarakat (Karo Penmas) Divisi Humas Polri, Brigjen Ahmad Ramadhan mengatakan, empat tersangka teroris itu berinisial MK, MI, D, dan M. Mereka punya peran berbeda. 

"Tersangka M melakukan propaganda di media sosial untuk membuat chaos Pemilu 2024 dan bersama saudara S (belum ketangkap) untuk membuat rencana amaliyah natal dan tahun baru," kata Ramadhan, Kamis (23/11/2023).

Baca juga : Distribusi Logistik Pemilu Aman, Nggak Kebanjiran

Ramadhan bilang, tersangka MK dan MI tergabung dalam kelompok yang dipimpin RQ Jabal Noer sejak tahun 2014. "Tersangka D merupakan simpatisan AD dan merupakan kelompok RP yang akan melakukan amaliyah di Polres Dumai pada bulan September 2022 lalu," beber jenderal bintang satu itu. 

Saat ini, para tersangka sudah diamankan. Penyidik Densus 88 juga sedang melakukan interogasi. "Melakukan penggeledahan terhadap tersangka," aku dia. 

Terpisah, Juru Bicara Densus 88, Kombes Aswin Siregar membenarkan, pihaknya belum bisa mengamankan terduga teroris S. Namun, dia memastikan bakal terus mengejar S yang ikut membuat rencana aksi teror Natal dan tahun baru.

"S belum (ditangkap). Penyidik masih melakukan pemeriksaan intensif. Nanti perkembangan akan kami update," sebut Kombes Aswin. 

Baca juga : Mardiono Diminta Tuan Guru NTB Terus Jaga Kondusifitas Jelang Pemilu 2024

Lalu apa kata Pengamat Terorisme dari UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Robi Sugara mengaku, tidak kaget dengan kemunculan kelompok teroris yang berupaya menjegal kesuksesan Pemilu. "Iya mereka tahu momen," jelas Robi saat dihubungi Rakyat Merdeka, Kamis (23/11/2023).

Menurut Robi, kelompok teroris itu alergi dengan demokrasi. Bahkan, mereka menisbahkan demokrasi adalah bagian dari sistem thagut

"Kelompok teroris meyakini bahwa Pemilu itu bagian dari demokrasi. Demokrasi adalah bagian dari sistem thagut. Demokrasi diharamkan oleh teroris dan sudah jadi salah satu musuh terbesarnya," imbuh dia. 

Mereka, sambung Robi, hanya berpegang pada hukum yang berasal dari keyakinannya, yakni Tuhan. Bukan demokrasi. Karena itu, kelompok teroris harus melawan demokrasi untuk mengembalikan dan menegakkan hukum Tuhan.

Baca juga : Etika Pemerintahan, Geopolitik Menuju Pemilu 2024

"Demokrasi menggunakan hukum manusia bukan hukum yang berasal dari Tuhan yang kelompok teroris yakini. Demokrasi telah merampas hukum Tuhan," cetus Direktur Eksekutif Indonesian Muslim Crisis Center (IMCC) itu. 

Selain Pemilu, diterangkan Robi, yang menjadi musuh terbesar kelompok teroris adalah penegak hukum, contohnya polisi. Makanya, beber Robi, Polisi sering kali menjadi sasaran target pembunuhan kelompok teroris. 

“Karena Polisi darahnya halal dan ketika membunuh polisi, sama halnya dengan membunuh pasukan thagut. Kelompok teroris mengatakan siapa saja yang berhukum pada hukum thagut, seperti demokrasi dilabeli kafir dan wajib diperangi," pungkasnya. 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.