Dark/Light Mode

Ganjar-Mahfud Soroti Kasus Perdagangan Orang Di NTT

Sabtu, 2 Desember 2023 16:21 WIB
Calon Presiden Capres nomor urut 3, Ganjar Pranowo. Foto: Istimewa
Calon Presiden Capres nomor urut 3, Ganjar Pranowo. Foto: Istimewa

RM.id  Rakyat Merdeka - Kasus tindak pidana perdagangan orang (TPPO) di Provinsi Nusa Tenggara Timur menjadi perhatian serius pasangan Capres-Cawapres nomor urut tiga, Ganjar Pranowo-Mahfud MD.

Saat melakukan kampanye terbuka di Kupang, NTT, Jumat (1/12/2023), Ganjar bertekad membenahi kasus ini. Caranya dengan menciptakan kesejahteraan kepada masyarakat, khususnya yang tinggal di daerah pedesaan.

"Mensejahterakan Indonesia harus terlebih dulu mensejahterakan masyarakat desa," kata Ganjar di Kupang, NTT, Jumat (1/12/2023).

Baca juga : Duet Ganjar-Mahfud Siap Babat Habis Praktik KKN Di Indonesia

Di kesempatan terpisah, Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DP3A) NTT, Lien Adryani, mengatakan kasus TPPO pada tahun 2023 mencapai 185 orang.

Para korban merupakan warga yang direkrut sejumlah perusahaan untuk bekerja di luar negeri, tanpa dilengkapi dokumen yang resmi.

"Jumlah warga NTT yang menjadi korban TPPO selama semester I 2023, mencapai 185 orang, dengan rincian perempuan 39 orang, laki-laki 146 orang (20 anak-anak dan 126 dewasa)," kata Lien Adryani.

Baca juga : Jurus Ganjar-Mahfud Atasi Ketimpangan Kesehatan, Pemerataan Layanan

Menurut Lien, TPPO merupakan kejahatan luar biasa dan melanggar hak asasi manusia (HAM). Karena korban tidak ditempatkan sebagai manusia seutuhnya, melainkan komoditas yang bisa dijual dan menghasilkan uang.

NTT, jelas Lien, adalah daerah yang menjadi target para pelaku kejahatan TPPO. Sebab, sebagian masyarakat di provinsi ini masih hidup di bawah garis kemiskinan yang disebabkan terbatasnya lapangan pekerjaan.

Lien menambahkan, proses perekrutan dilakukan dengan cara memalsukan dokumen kependudukan alias KTP yang disertai iming-iming gaji tinggi di tempat tujuan. Lien menjelaskan, kasus TPPO terus meningkat tiap tahun.

Baca juga : Ganjar-Mahfud Dominasi Suara Nahdliyin, Catat 69 Persen Suara

"Pada 2019 mencapai 191 kasus, dan meningkat mencapai 382 kasus pada 2020. Pada tahun 2021 melonjak drastis mencapai 624 kasus," ucap dia.

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.