Dark/Light Mode

Dicaci Maki, Direndahkan, Jokowi Merasa Biasa Saja

Sabtu, 16 Desember 2023 08:30 WIB
Presiden Jokowi. (Foto: Antara)
Presiden Jokowi. (Foto: Antara)

 Sebelumnya 
Kedua, adanya oposisi yang bebas mengkritik pemerintah dan menjadi penyeimbang pemerintah. Ketiga, proses pemilu yang netral, transparan, jujur adil. "Dan kalau kita saksikan dua ini mengalami problem, kita saksikan bagaimana kebebasan berbicara menurun, termasuk mengkritik partai politik, dan angka demokrasi kita menurun, indeks demokrasi kita," tutur Anies.

Apa yang disampaikan Anies kurang lebih mirip dengan Indeks Demokrasi Indonesia (IDI) yang dirilis BPS. Pada periode 2014-2022, indeks demokrasi Indonesia mengalami pasang surut. Pada 2014, level IDI mencapai 73,04 dan mengalami penurunan di 2015 menjadi 72,82.­

Kemudian, penurunan kembali terjadi di 2016 di level 70,09. Na­mun setelah itu tren IDI mengalami peningkatan meski pada 2020 sempat mengalami penurunan di level 73,66 setelah di tahun sebelumnya me­nyentuh 74,92. Setelah itu, tren IDI mengalami peningkatan signifikan seperti di 2022 yang menyentuh skor 80,41.

Baca juga : Madura Jadi Ujian Berat Bagi PKS

Juru Bicara TKN Prabowo-Gibran, Dedek Prayudi menilai, jika melihat indeks demokrasi dari BPS artinya pernyataan Anies mengada-ada. "De­mokrasi kita sudah on the track. Dan itu mutlak dibutuhkan bangsa ini," katanya.

Sementara itu, Ketua Dewan Pakar Tim Nasional (Timnas) Pemenang­an Anies-Muhaimin (Amin), Ham­dan Zoelva mengatakan, jika Amin menang pihaknya akan membuka keran kebebasan berbicara. Pihaknya akan membebaskan partai politik (parpol) pengusung untuk memberi­kan kritik.

“Karena, kritik itu adalah bagian dari dinamika kehidupan negara. Tan­pa ada kritik, pemerintah menganggap dia selalu benar,” kata Hamdan.

Baca juga : Airlangga Ajak Emiten Terapkan Ekonomi Hijau

Menurut dia, saat ini parpol pengu­sung Jokowi cenderung memilih bung­kam untuk mengkritik pemerintah. Padahal, kritik itu merupakan indika­tor bahwa sistem demokrasi berjalan dengan baik.

Sementara itu, Aktivis Hak Asasi Manusia (HAM), Usman Hamid mengatakan, demokrasi Indonesia me­mang sedang mengalami kemunduran, karena ekspresi publik mengalami pengekangan. Ia lalu mencontohkan kasus Butet Kartaredjasa.

Artikel ini tayang di Rakyat Merdeka Cetak edisi Sabtu 16/12/2023 dengan judul Dicaci Maki, Direndahkan, Jokowi Merasa Biasa Saja

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.