Dark/Light Mode

RASSEA Dukung Pertanian Pangan Sensitif Gizi Bersinergi Dan Berkelanjutan

Rabu, 3 Januari 2024 08:10 WIB
RASSEA Dukung Pertanian Pangan Sensitif Gizi Bersinergi Dan Berkelanjutan

RM.id  Rakyat Merdeka - Pengadaan pangan gizi dan penyuluhan perilaku mengkonsumsi makanan sehat menjadi dua aspek penting guna melahirkan Sumber Daya Manusia (SDM) berkualitas.

Maka perlu komitmen dan keseriusan Pemerintah untuk mengimplementasikan konsep penyuluhan pertanian sensitif gizi yang diikuti adanya kebijakan, peraturan atau regulasi pada sektor lain yang sifatnya saling mendukung.

Pendapat tersebut disampaikan Ketua Kelompok Riset Gizi Komunitas dan Peneliti Pusat Riset Kesehatan Masyarakat dan Gizi BRIN, Dr. Yekti Widodo, SP.M.Kes pada Webinar II Penyuluhan Sensitif Gizi: Pangan Berbasiskan Pertanian Sensitif Gizi yang diselenggarakan Rural Advisory Services for Southeast Asia (RASSEA), didukung oleh Fakultas Ekologi Manusia (FEMA) IPB University, Bogor.

“Pangan gizi punya peran penting karena kualitas SDM sangat ditentukan pertumbuhan fisik, perkembangan kognitif, motorik, dan sosial emosional, derajat kesehatan yang baik, tingkat pendidikan dan produktivitas," ujar Yekti dalam keterangannya, Rabu (3/1/2024).

Baca juga : Digitalisasi Pertamina Pastikan Distribusi Energi Lancar Jelang Tahun Baru

Yekti menambahkan, edukasi dan peningkatan status gizi masyarakat yang rawan pangan dan gizi sangat diperlukan.

Menurutnya, persoalan stunting, anemia pada ibu hamil, Air Susu Ibu (ASI) eksklusif dan wasting (gizi kurang atau gizi buruk) perlu terus oleh semua pihak, yaitu Pemerintah, pelaku usaha tani dan pertanian, kesehatan, pendidikan dan lainnya.

Selain itu menurut Yekti kecukupan komsumsi pangan sensitif gizi adalah pondasi untuk mencapai pertumbuhan dan perkembangan optimal, kesehatan yang prima, performa pendidikan, produktivitas, dan kesejahteraan yang lebih baik.

Penyuluh Pertanian Ahli Pertama Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Kota Bogor, Muhammad Yono menambahkan, perlu dilakukan pendampingan dalam rangka menumbuhkembangkan jiwa wirausaha pada petani atau kelompok untuk meningkatkan skala usaha.

Baca juga : Solid Beri Dukungan, Pedagang Pasar Wonogiri: Dikasih Berapapun Tetep Pak Ganjar

"Kolaborasi dengan lembaga pendidikan dan penyuluhan dalam menyusun strategi dan program terkait sensitif gizi di tingkat petani," ujar Yono dalam keterangannya, Rabu (3/1/2024).

Lebih lanjut Yono menjelaskan, implementasi pertanian sensitif gizi di wilayah binaannya dilakukan melalui beberapa kegiatan antara lain penanaman padi varietas nutrizink, kegiatan Pekarangan Pangan Lestari (P2L) di lokasi stunting dan pendampingan sistem pertanian terpadu, Kelompok Wanita Tani (KWT) Glowing Berseri.

“Sasaran utama dalam penyuluhan pertanian sensitif gizi adalah SDM petani, sementara kebanyakan usia mereka di atas 45-50 tahun yang perlu diedukasi yang lebih kuat agar dapat berpartisipasi dalam pengadaan pangan gizi," ujar Penyuluh Teladan Kota Bogor 2023 itu.

Sebelumnya, Ketua RASSEA dan Dosen Departemen SKPM FEMA IPB, Dr Siti Amanah mengatakan salah satu perspektif yang berkembang dalam beberapa dasa warsa berkaitan dengan penyuluhan sensitif gizi adalah produksi dan konsumsi yang berkelanjutan.

Baca juga : Pupuk Kaltim Siapkan Transisi Menuju Energi Bersih dan Terbarukan

Kemudian persoalan gizi sangat beragam dan bersifat multidimensi, dihadapi oleh individu, kelompok, dan masyarakat.

Di sisi lain terdapat berbagai peluang dan tantangan dalam menerapkan pertanian sensitif gizi.

"Tujuan diadakannya Webinar II ini yaitu untuk mendiskusikan implementasi sistem pertanian pangan di Indonesia dan pengembangan pertanian sensitif gizi dalam sistem pertanian pangan berkelanjutan," ucap Siti Amanah.

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.